Tantrum adalah perilaku yang umum terjadi pada anak-anak, terutama pada usia prasekolah. Tantrum dapat melibatkan teriakan, menangis, merengek, menendang, dan bahkan melempar benda. Kalau sudah begini, semua orang tua pasti kelabakan. Betul gak? Karena itulah penting untuk mengetahui cara mengatasi tantrum ini.
Meskipun tanpa penyebab yang jelas, tantrum merupakan salah satu cara anak mengungkapkan ketidakpuasan, frustrasi, atau keinginan yang tidak terpenuhi. Dalam artikel ini, roemahaura akan dibahas tentang tantrum, alasan di baliknya, serta strategi dan tips yang efektif untuk mengatasi tantrum pada anak.
Penyebab Tantrum
Dalam mengatasi tantrum, penting bagi orang tua untuk terlebih dahulu mencoba memahami penyebab tantrum yang terjadi. Berikut ini beberapa penyebab umum tantrum, antara lain:
1. Kelelahan atau Kelaparan
Pastikan anak memiliki waktu istirahat yang cukup dan makanan yang sehat. Karena kelelahan dan kelaparan bisa menjadi penyebab utama terjadinya tantrum pada anak.
2. Ketidakmampuan Berkomunikasi
Anak kecil yang belum bisa mengungkapkan perasaan atau keinginan mereka dengan jelas karena itulah mereka seringkali mungkin merasa frustrasi dan mengalami tantrum.
3. Perubahan Rutinitas atau Lingkungan
Perubahan yang tiba-tiba dalam rutinitas sehari-hari atau lingkungan anak dapat menyebabkan kecemasan dan tantrum.
4. Keinginan Tidak Terpenuhi
Penyebab trantrum pada anak lainnya adalah ketika anak tidak mendapatkan apa yang diinginkannya. Biasanya ini akan menyebabkan mereka bereaksi dengan tantrum untuk meluapkan emosi negatifnya.
Tips dan Strategi Mengatasi Tantrum
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan orang tua untuk mengatasi tantrum yang terjadi pada si kecil, seperti:
1.Tetap Tenang dan Sabar
Saat anak mengalami tantrum, penting bagi orang tua untuk tetap tenang, sabar, dan ‘waras‘. Reaksi yang negatif atau marah dari orang dewasa hanya akan memperburuk situasi. Cobalah untuk tetap tenang, bernapas dalam-dalam, dan bersikap sabar dalam menghadapi tantrum anak.
2. Berikan Perhatian dan Kepedulian
Ketika anak sedang mengalami tantrum, berikan perhatian dan tunjukkan bahwa kita peduli pada mereka. Duduklah di dekatnya, genggam tangannya, atau berikan pelukan yang lembut. Hal ini akan memberikan rasa aman pada anak dan membantu mereka merasa didengar dan dipahami.
3. Jelaskan dengan Singkat dan Sederhana
Pada anak yang sudah bisa diajak berkomunikasi, cobalah untuk menjelaskan dengan singkat dan sederhana mengapa tantrum tersebut tidak diperlukan atau tidak tepat. Misalnya, parents dapat mengatakan, “Marah itu wajar, tapi kita tidak melempar mainan ya nak. Karena mainan bisa rusak dan itu tidak baik.”
4. Berikan Alternatif dan Pilihan
Salah satu strategi yang efektif dalam mengatasi tantrum adalah dengan memberikan anak alternatif atau pilihan. Misalnya, jika anak menolak untuk mengenakan jaket saat cuaca dingin, parents dapat memberikan pilihan seperti “Apakah kamu ingin mengenakan jaket merah atau biru?”
5. Aplikasikan Rutinitas yang Konsisten
Rutinitas yang konsisten membantu anak merasa aman dan tahu apa yang diharapkan dari mereka. Cobalah untuk membuat rutinitas harian yang tetap, termasuk waktu tidur, makan, dan bermain. Hal ini dapat membantu mengurangi stres dan meminimalkan terjadinya tantrum.
6. Berikan Pujian dan Hadiah
Memberikan pujian dan hadiah pada anak ketika mereka berperilaku baik dapat menjadi motivasi yang positif. Pujian yang tulus dan hadiah yang sesuai akan memberikan dorongan positif pada anak untuk berperilaku yang baik dan mengurangi frekuensi tantrum.
Kesimpulan
Tantrum adalah bagian normal dari perkembangan anak. Namun demikian, hal ini dapat menjadi tantangan bagi orang tua atau pengasuh. Dalam mengatasi tantrum, penting untuk terlebih dahulu mencoba memahami penyebab tantrum tersebut.
Selanjutnya kita harus tetap tenang dan sabar, memberikan perhatian dan kepemahaman, serta menerapkan strategi dan tips yang efektif.
Dengan mempraktikkan pendekatan yang konsisten dan memberikan dukungan emosional yang baik, kita dapat membantu anak-anak mengatasi tantrum dan belajar mengelola emosi mereka dengan lebih baik. Tentunya ini baik bagi kesehatan mental anak.
Selamat berjuang ya parents! Semoga kita diberikan kekuatan untuk mendampingi tumbuh kembang anak-anak kita dengan baik. Jang lupa baca artikel parenting lainnya di blog roemahaura.com ya. ^^