Sebagai keluarga nomaden, kami merasa sangat bersyukur bisa mengunjungi tempat wisata yang menjadi Cagar Budaya maupun cagar alam yang menjadi kekhasan di setiap daerah tempat kami berdomisili maupun daerah sekitarnya.
Karena bagi kami, saat berkunjung ke tempat-tempat wisata ini, kami bukan sekedar jalan-jalan saja. Akan tetapi juga sebagai sarana untuk mengedukasi anak-anak tentang keberagaman suku, sejarah, flora, fauna, budaya, dan semua yang menjadikan Indonesia begitu mempesona di mata dunia.
APA ITU CAGAR BUDAYA ?
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia no. 11 tahun 2010, Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses penetapan. (Ingin tahu lebih lengkap silakan klik di sini >> undang-undang-no-11-tahun-2010-tentang-cagar-budaya << ).
Bedanya budaya dengan Cagar Budaya itu apa sih? Nah, kalau Budaya itu bersifat intangible (tidak berwujud) seperti bahasa, tarian, musik, dan sebagainya, Sedangkan Cagar Budaya itu bersifat tangible (berwujud) yang dapat dilihat, diraba, dan mempunyai massa serta dimensi yang nyata seperti candi, batu prasasti, bendera, arca, keris, dan lainnya.
CAGAR BUDAYA DI INDONESIA
Tidak perlu diragukan lagi begitu banyak Cagar Budaya yang ada di Indonesia. Namun, berapa banyak sih sebenarnya? Menurut data dari cagarbudaya.kemdikbud.go.id sampai saat ini (per tanggal 7 November 2019) terdapat :
- 96.222 yang terdaftar di sistem registrasi nasional cagar budaya
- 48.848 yang terverifikasi
- 1.619 yang menjadi rekomendasi cagar budaya
- 1.510 yang telah disahkan
Jam Gadang, Salah Satu Cagar Budaya Favorit di Sumbar
Jam gadang ini berlokasi di pusat kota Bukittinggi, tepatnya di atas bukit kandang kabau diantara pasa ateh (pasar atas) dan komplek istana bung Hatta. Jam gadang ini merupakan menara jam yang memiliki empat buah jam besar di setiap sisinya. Karena jam besar inilah nama Jam Gadang disematkan oleh orang Minangkabau yang dalam bahasa Minang “Gadang” berarti besar.
Bangunan ini dibangun hanya dengan campuran kapur, putih telur dan pasir tanpa menggunakan besi penyangga dan semen. Jam Gadang ini berukuran 6.5 x 10.5 meter dengan ketinggian 26 meter dan terdapat 4 buah jam di atas menaranya dengan diameter 80 cm.
Hebatnya mesin jam tersebut didatangkan langsung dari Rotterdam, Belanda. Mesin tersebut hanya dibuat dua unit di dunia ini, yaitu satu untuk jam Gadang dan satunya untuk Big Ben di London. Walaupun didatangkan dari Belanda, pabrik pembuat mesin jam ini yaitu Vortmann Relinghausen berada di Jerman (pada tahun 1892). Sedangkan bangunan menara jamnya dirancang dan dibuat oleh orang Minangkabau yang bernama Yazid Sutan Maruhun dan Rasid Sutan Gigi Ameh.
Jam gadang ini didirikan oleh pemerintah Hindia-Belanda atas perintah Ratu Belanda Wilhelmina sebagai hadiah bagi sekretaris (controleur) Kota Bukittinggi (dulu bernama Fort de Kock) yang saat itu menjabat yaitu Rook Maker.
Pembangunannya selesai dan diresmikan pada tahun 1926 dengan menghabiskan dana mencapai 3.000 Gulden, biaya yang tergolong sangat besar pada masa itu. Akibatnya jam gadang ini menjadi pusat perhatian banyak orang pada masa itu. Hal ini akhirnya menjadikan Jam Gadang ini sebagai penanda titik 0 Kota Bukittinggi.
Sejak didirikan, menara jam ini telah 3 kali mengalami perubahan pada bentuk atapnya, yaitu :
- Pada pemerintahan Hindia-Balanda (awal dibangun), atapnya berbentuk dengan ayam jantan menghadap timur diatasnya.
- Pada masa kependudukan jepang diubah menjadi bentuk pagoda.
- Pada Indonesia telah merdeka, atapnya lalu diganti dengan bentuk gonjong (atap khas rumah minangkabau).
Objek Wisata Sejarah di Sekitar Jam Gadang
Taman Monumen Proklamasi Bung Hatta ini, didirikan pada tahun 2003. Pembuatan taman ini bertujuan untuk Mengenang 100 Tahun lahirnya Muhammad Hatta, sang tokoh Proklamator Republik Indonesia yang memang lahir di kota Bukittinggi pada tahun 12 Agustus 1902.
Tugu Pahlawan tak dikenal ini berbentuk ornamen lingkaran ular naga yang dipuncaknya bendiri patung pemuda yang padahal awalnya itu patung tersebut memegang bendera. Namun, karena sempat tersambar petir patung tersebut sekarang seperti memegang pedang. Monumen ini dirancang oleh seniman asal Sumatera Barat yaitu Huriah Adam. Konon sejarah dari pembuatan Tugu Pahlawan Tak Dikenal ini adalah untuk mengenang para pahlawan yang namanya tidak dikenang saat melawan Koloniasme Belanda pada tanggal 5 Juni 1905.
Di foto atas Auni (anak sulungku) sedang membaca tulisan berkaitan informasi dan sejarah dari tugu ini. Dari sinilah kami bisa memasukkan nilai-nilai yang berkaitan dengan literasi budaya dan kewargaan kepada mereka tentang sejarah perjuangan para pahlawan terdahulu, cagar budaya yang perlu dilestarikan, dan apa yang menjadi tugas kita sebagai warga negara Indonesia.
Saat kami ke sana, kemarin sebagian area dari Pasar Atas Bukit Tinggi yang berada di dekat Jam Gadang ini sedang dilakukan renovasi akibat kebakaran yang terjadi pada 30 0ktober 2017 silam. Namun, di sini kami tetap bisa menemukan pakaian dan oleh-oleh khas Bukittinggi dan tidak ketinggalan menikmati kuliner Bukittinggi yang terkenal yaitu Nasi Kapau.Selain ke Jam Gadang ini, kami juga berkunjung ke Cagar Budaya lain yang ada di bukittinggi yaitu Lobang Jepang atau bisa juga disebut Goa Jepang Panorama yang resmi menjadi salah satu Cagar Budaya sejak 2007 lalu.
Seru bukan pengalaman kami ini? Nah, ini yang memotivasi kami untuk ikut dalam melestarikan Cagar Budaya Indonesia. Karena akan sangat disayangkan jika Cagar Budaya ini rusak atau bahkan musnah. Anak cucu kita jadi tidak bisa melihat dan mengenal sejarah yang ada di setiap Cagar Budaya. Padahal itu sangat penting untuk menumbuhkan kecintaan mereka terhadap bangsa kita.
Cara Melestarikannya
pengetahuan, pendidikan, agama, dan atau kebudayaan melalui proses
penetapan. Selain itu ada beberapa alasan lain kenapa pelestarian itu wajib dilakukan :
- Cagar Budaya mempunyai sifat langka dan tidak dapat diperbaruhi. Sehingga jika itu rusak atau musnah tentu saja tidak dapat digantikan dengan yang lain.
- Nilai dan sejarah dalam setiap Cagar Budaya itu variatif dan berbeda-beda.
- Cagar Budaya merupakan warisan dan kekayaan yang bisa menjadi identitas bangsa.
- Sebagai penghubung generasi terdahulu, sekarang dan di masa yang akan datang.
- Cagar Budaya juga sebagai salah satu sarana edukasi untuk menumbuhkan budaya literasi dalam hal ini berhubungan dengan literasi budaya dan kewargaan.
Sayangnya, belum banyak yang paham betul akan pentingnya pelestarian Cagar Budaya ini. Berawal dari ketidaktahuan mereka bahwa Cagar Budaya itu tidak sekedar candi, tugu, atau bangunan saja. Akan tetapi, bendera merah putih, alat musik, fosil, lukisan, prasasti, arca, menhir, jembatan, dan banyak lainnya juga termasuk ke dalam kategori Cagar Budaya.
Grafik Cagar Budaya Bedasarkan Kategori
Maka, itulah alasan kenapa saya membahasnya di awal artikel ini. Begitu banyak yang harus kita lestarikan, karena jika tidak kita rawat maka sangat memungkinkan Cagar Budaya itu akan musnah. Berapa banyak Cagar Budaya yang harus kita lestarikan? Bisa dilihat dari grafik di bawah ini.
Pelestarian Cagar Budaya ini butuh komitmen dari semua pihak. Bukan hanya tugas dari peneliti (arkeolog), sejarawan, budayawan, ilmuwan atau pegawai dari kemdikbud saja. Akan tetapi, dibutuhkan kontribusi dari masyarakat umum dalam pelestarian Cagar Budaya ini. Nah, Apa saja yang bisa kita lakukan?
- Mengunjungi Cagar Budaya untuk menumbuhkan rasa cinta dan rasa memiliki sehingga masyarakat mau ikut berkontribusi dalam pelestarian Cagar Budaya. Dari retribusi (tiket masuk) yang kita berikan, itu juga bisa digunakan untuk biaya perawatan Cagar Budaya.
- Menjaga dan melindungi Cagar Budaya. Dalam hal ini, bisa dimulai dengan tidak membuang sampah di area Cagar Budaya, tidak merusak (misalnya mencoret-coret, mencongkel, dsb), tidak mengambil unsur dan objek yang menjadi Cagar Budaya, serta tidak menjualbelikannya.
- Mendokumentasikan dan mempublikasikan Cagar Budaya melalui akun media sosial, blog, pameran, buku, media elektronik maupun media cetak. Sehingga informasi mengenai Cagar Budaya masih tersebar luas diharapkan masyarakat lain ikut serta dalam menjaga dan melindunginya juga.
- Ikut kampanye dan sosialisasi kepada masyarakat secara pribadi seperti menuliskan artikel tentang Cagar Budaya ini ataupun secara berkelompok (membentuk organisasi ataupun komunitas) dengan membuat acara seminar, dsb.
- Bersikap aktif dan responsif terhadap penemuan baru Cagar Budaya ataupun tindakan yang bisa membahayakan Cagar Budaya (misal penjarahan dan pencurian) kepada pemerintah atau dinas terkait.
Kamu punya cerita seru tentang Cagar budaya dan ingin ikut serta dalam mensosialisasikan pelestarian Cagar Budaya tersebut? Yuk, ikut berpartisipasi dalam kompetisi “Blog Cagar Budaya Indonesia, Rawat atau Musnah!”
110 Komentar. Leave new
Infonya lengkap banget kak dyah. Dulu taunya cadar budaya cuma yang berhubungan sama budaya salah satu suku di Indonesia. Ternyata, bendera pun termasuk.
iya kak, bendera merah putih yang dijahit ibu fatmawati, teks prokmasi yang asli, biola pak wr.soepartman ini juga termasuk dalam kategori benda cagar budaya. Ternyata banyak kan?
Cagar budaya Sumatera Barat ya Dyah,, kl cagar budaya di Pekanbaru, Riau sendiri banyak juga yaa kayaknya. MasyaAllah Wonderful Indonesia
Ada kk, seperti istana siak, dsb tapi jumlahnya tidak sebanyak di sumbar
Keren mba infonya. Zaman sekarang makin sedikit yang hapal cagar budaya apa aja yang kita miliki. Mereka lebih sering jalan ke luar negeri, ke tempat wisata fenomenal dan cafe
hiks.. iya mb. rasanya kalau jalan ke luar negeri itu lebih keren. Sebenarnya bukan tidak boleh, tapi wisata di indonesia itu gak kalah bagus dan menawan dibanding negara lain.
Iya mba.. Cuma kadang tiket ke luar kota lebih mahal dari keluar negeri
Saya sangat suka sekali wisata ke cagar budaya dan cagar alam, Mbak Dyah. Karena pasti ada historis atau sejarahnya tempat atau bangunan itu. dan memang peran serta kita untuk ikut menjaganya. Makanya paling kesal kalau di tempat-tempat itu ada yang mencorat-coret dengan tulisan tak sopan. Atau parahnya lagi merusak.
Iya nih kalau baca blog mas bambang duh jiwa emak2 butuh liburan terusik. ?
Nggak nyangka kalau cagar budaya kita ternyata banyak sekali yaa. harus dirawat agar tetap terjaga sampai kapanpun yaa.
Mengenalkan cagar budaya ke anak2 juga bagus, supaya mereka paham kalau hal tersebut harus dirawat juga
Benar kak, karena anak-anak ini generasi emas indonesia. keberlangsungan pelestarian cagar budaya indonesia ada di tangan mereka
Setuju banget untuk melindungi Cagar budaya, supaya anak2 bisa belajar dr Cagar budaya tersebut tentang sejarah bangsanya
Iya mbak, mengedukasi tentang cagar budaya dan sejarah sangat perlu kita lakukan pada anak-anak. krn mereka generasi penerusnya
Baru tahu, lho, ternyata Cagar Budaya ada macamnya, ya. Setuju banget, cagar budaya dalam bentuk apa pun harus dirawat, apalagi kalau memiliki kearifan lokal.
iya bang, setidaknya ada 5 kategori dari cagar budaya indonesia ini dan memang wajib kita lestarikan
perlu kesadaran tinggi untuk merawat cagar budaya yang sudah ada karena memang nilainya yang tinggi. Cagar budaya tidak dapat diperbaharui lagi. tetapi keberadaannya penting karena merupakan saksi sejarah yang bisa dilihat oleh generasi selanjutnya.
Bener mbak, butuh peran serta dari semua pihak untuk merawat cagar budaya ini
wah mba dyah. Itu semua adalah mainan saya pas bolos sekolah waktu sma.
gak pergi ke sma saya mba?
sma saya juga bangunan belanda. kelasnya tinggi-tinggi.
sma negeri 2 bukittinggi.
saya jadi rindu, dan tak sabar mau reunian 2020 nanti di bukittinggi
Hehehe.. ga kak. Soalnya keliling ke batusangkar, dll juga kemarin. Semoga reuninya nanti lancar ya kk ^^ sekalian ajak jalan-jalan anak-anak juga
Jangan sampai cagar budaya menjadi punah, ya. Harus ada peran bersama untuk melindunginya
Yap, semua harus turu serta dalam merawat dan melindungi cagar budaya ini.
aku baru tahu loh mba mesin jam gadang itu limited yah cuman dibuat dua sama di Big Ben London mantap deh proud Indonesia 🙂
Aku dulu tahu info ini dari buku ceritanya anak-anak. Eh, ternyata bisa mengajak mereka melihat ini secara langsung
Alhamdulillah sudah pernah ke sana semua. Jadi berasa reuni, nih.
Kaos di pasar atas harganya masih normal, saya borong beberapa tuk oleh-oleh. Makannya gulai tunjang, duh sedapnya
Iya kak, aku kemarin makan dendeng balado ijonya. Wuih.. makyus kk
Saya baru tahu nih bahwa bahan untuk membangun jam gadang hanya campuran kapur, putih telur dan pasir tanpa menggunakan besi penyangga dan semen. Tapi bangunan jam gadang itu terlihat kokoh ya.
Soal cagar budaya, indonesia memang memiliki banyak cagar budaya dan itu harua dijaga agar tidak dirusak oleh tangan-tangan jahil.
iya bang. Keren ya. Ternyata bukan cuma candi aja yang memakai bahan baku telur dan pasir. Jam gadang ini juga.
akutuh nontonin Vlog Rans Entertainment yang lagi lanjalan ke beberapa kota di Indonesia, iri plus ngiler, apalagi saat mereka ke pulau padar dan liat Komodo
INdonesia itu keren loh mbak, Aku sudah ke beberapa cagar budaya yang ada di SUmatera dan jawa saja dibuat kagum.
Saya salah satu yang paling suka liat bangunan peninggalan cagar alam mbak. Paling sedih kalau ada bangunan cagar alam yang gak terawat. Padahal kalau terawat akan menjadi obyek wisata (mungkin di tengah kota) yang bagus. Semoga dengan adanya artikel2 semacam ini makin bikin semangat pemerintah menjaga bangunan2 yang ada dan masyarakat makin menghargai sejarah yaa
Moga kapan2 bisa mengunjungi Padang dna Bukit Tinggi 😀
Iya mbak, akupun sedikh kalau liat jejak bersejarah ini dibiarkan rusak. Ngenesnya kadang di dalam kota, gimana yang di pelosoknya
Aku yang asli Surabaya aja, ga gitu paham sama cagar budaya di sini. Untuk mengakses informasj ini, kita tanya ke mana ya mba? Mungkin ada web khusus yang bisa diakses umum/warga
YUk langsung ke IGnya @cagarbudayadanmuseum atau klik link di tulisan atas ya mbak. ^^
Aku pikir jam gadang di bukittinggi itu bangunan biasa yang dibangun sebagai tugu gitu. Ternyata historinya luar biasa ya… Aku sempat berkunjung ke Bukittinggi ini sekitar tahun 2017. Seru banget…
Iya mas, histori yang berkaitan dengan perjuangan bangsa Indonesia melawan penjajah sangat kental di sini.
MaasyaaAllah ini mah kayak baca kamus lengkap ya Dy.
Informasi nya kumplit kayak nasi uduk Medan.
Good luck kah pokoknya.
Wkwkkw.. iya kak. Inginnya bukan hanya sekedar menyajikan cerita tentang jalan-jalan aja. tapi juga mengedukasi tentang cagar budaya itu sendiri. karena masih banyak yang berpikir cagar budaya itu kayak candi aja.
Cagar budaya memang harus senantiasa dilestarikan oleh kita. Kalau bukan kita, siapa lagi?
Yap bener banget. Kalau tidak sekarang, kapan lagi? ^^
Pelestarian cagar budaya harus banget dilakukan, kalau nggak bisa musnah dan hilang.sangat disayangkan nanti untuk generasi selanjutnya kan
Iya mbak, jangan sampai generasi selanjutnya tidak menemukan bukti autentik tentang sejarah bangsanya
Saya suks wisata sejarah mbak. Memang tidak gampang menanamkan rasa peduli terhadap bangungan cagar budaya. Perlu edukasi yang dilakukan dengan tepat dan mengena. Di Jogja ada acara pengenalan cagar budaya lewat aktivitas lomba. Semoga cagar budaya yang ada bisa terjaga ya, biar bisa dinikmati generasi berikutnya.
Yogya mah keren, banyak cagar budaya di sana jadi memang butuh sosialisasi yang tinggi juga agar masyarakatnya bisa ikut melestasrikan.
Indonesia yang luar biasa indah.
Kekayaannya gak berupa alamnya saja yang indah, tapi juga budaya dan peninggalan sejarahnya.
Aku berharap, anak muda sekarang gak lupa sama sejarah Indonesia.
Jadi bangunan cagar budaya masih bisa dinikmati hingga anak-cucu nanti.
Iya kak, kata siapa masa lalu itu gak perlu. Bagiku perlu karena dengan adanya sejarah kita bisa lebih menghargai masa sekarang dan masa depan.
saya tipe yg suka akan sejarah dan kepo kisah akan suatu lokasi. sayangnya pasangan hidup saya tak demikian. jadi karena kemana2 kami harus bersama, sementara ini tak bs berlama2 ke cagar budaya. hiks
HIks, sedihnya. Mungkin nanti bisa diajak dan dipahamkan. Apalagi kalau anak-anak suka, kan bisa jadi alasan kita buat ngajak suami ke cagar budaya seperti ini.
Yup, kita harus membantuelestarikan cagar budaya kita. Aq sudah mengunjungi jam gadana dan monumen Bung Hatta, lho!
Asyik, yuk jalan-jalan ke cagar budaya yang lain. ^^
tempat wisata yang ingin aku kunjungi bersama keluarga nih, bukit tinggi.. apa lagi anak pertamaku, serimg banget tunjukin jam gadang, katanya mau kesana..
Semoga Allah mudahkan ya mbak, InsyaAllah terwujud.
Sebagai anak antropologi rasanya lebih bahagia liburan mengekplore cagar budaya daripada ke mol. Dulu zaman ngantor, kalo berkesempatan ke luar kota juga yang jadi tujuan utama tpt lawasnya dulu. Terkagum kagum saat ke jam gadang sama Bapak Dorodjatun Koentjorojakti malah beliau yang dengan fasih menceritakan sejarah jam gadang seperti diceritakan mba Dyah ini.. Harapannya penulis penulis masih suka mengangkat tema ini ya supaya anak muda gak cuma seneng liat negeri orang tapi negeri sendiri…
Bener banget kk, karena sebenarnya Indonesia itu penuh dengan tempat wisata yang layak untuk diekplorasi oleh rakyatnya sendiri.
Jam gadang itu kebanggan masyarakat bukit tinggi, masyarakat Sumatra Barat juga bangga akan jam gadang ini. Semoga terus terjaga ketagian bukti sejarah ini yac kak.
Jam Gadang juga menjadi Kebanggan Indonesia ya kak, Banyak wisatawan dari negeri tetangga juga mengunjunginya.
Cagar budaya Indonesia memang paling banyak di belahan negara manapun.
Karena negara kita kaya akan sumber daya alam.
iya kak, Indonesia itu keren
Cagar budaya harus tetap dipertahankan, tindakan vandalisme salah satunya termasuk yg merusak keasrian cagar budaya
Iya kak, tangan-tangan jahil pelaku vandalisme itu semoga saja bisa disembuhkan.
Bukit tinggiii, aku mau kesana lagi, tahun 2018 ke Jam Gadang tapi lagi direnov dan sekarang pasti lebih cantek lagi ya kan mba^^
Cantek pake banget mbak. Tinggal renovasi pasar atas yang kebakaran aja kemarin. Kalau sekitar jam gadnag dah apik
lance baru tau la kalau cagar budaya itu ada jenis2 nya. udah aja klo ada tempat, benda ataupun sesuatu yg sudah kuno dan bersejarah itu dinamakan cagar budaya.tfs kak di
Iya kak, cagar budaya itu bukan hanya candi atau banguan saja tapi yang lain juga.
Indonesia luar biasa kerennya….
Benar sekali, makanya sebagai rakyatnya kita mesti bangga dan menjaganya
Bagus sekali kak, mengajak orang-orang mengenal cagar budaya indonesia semoga kita bisa terus menjaga dan melestarikan cagar budaya indonesia.
Aamiin.. iya kak karena melestarikan itu butuh kerjasama dari semua pihak. Sayang sekali kan kalau sampai rusak, padahal cagar budaya ini MasyaAllah cakep dan keren
lengkap banget artikelnya mbakkkk. salutttt.
Hehhehe.. iya kak. Karena menulis artikel ini bukan hanya sekedar ikut lomba tapi juga ingin berbagi pengalaman dan informasi. Agar yang membaca bisa mendapat informasi yang utuh. Soalnya kan banyak yang belum tahu kalau bukan hanya candi dan bangunan saja yang termasuk dalam cagar budaya itu.
Wah disini dikupas tuntas nih mengenai cagar budaya. Semoga semua pihak baik masyarakat dan pemerintah bisa saling menjaga cagar budaya di Indonesia agar terus lestari atau lebih ramah wisatawan lg
Iya donk bang, Niatkan menulis itu mengedukasi. Jadi sebisa mungkin memberikan informasi yang lengkap dan utuh. ^^
Banyak cagar budaya di tiap kota yang kadang kita sendiri nggak tau ya kak. Bahkan monumen atau tugu perjuangan pun bisa jadi cagar budaya. Semoga semua pihak dapat menjaganya agar tetap dapat dinikmati oleh generasi mendatang.
Bener banget kak, memang banyak yang tidak diketahui oleh masyarakat. Akibatnya tak jarang kegiatan vandalisme terjadi. Dan cagar budaya diperjualbelikan bahkan ke luar negeri sana.
mari kita rawat cagar budaya milik Indonesia untuk generasi kedepannya, biar mereka tahu itu sejarah bukan fairy tale
Bener mbak, merawat cagar budaya ini sangat penting bagi generasi masa depan.
Terus kira-kira kenapa ya kok angka romawinya IIII? Ada sejarahnya juga ya? Btw, makasih sharingnya saya jadi tahu sejarah jam gadang. Saya pengen banget foto di Jam Gadang tapi belum kesampaian, hehehe
IIII itu angka romawi kuno mbak. Kalau sejarahnya saya belum paham. Smeoga Allah permudah suatu saat bisa ke bukittinggi ya mbak. ^^
Semoga menag lagi ya mba dyah.
Tulisannya bagus bingitz…
Lengkap
Aamiin, makasih kk vi. Apapun hasilnya, stidaknya sudah ikut mengedukasi tentang cagar budaya.
Aku suka banget sama bangunan tua yg dijadikan cagar budaya. Tapi aku baru tau kalo cagar budaya nggak sekedar bangunan aja haha. Yuk dijaga bareng. Yg vintage itu bagus lhooo
Iya kak, ada 5 kategori cagar budaya ini, semuanya wajib kita jaga dan lindungi.
jam gadaaaang..aku dataaaang! duh pengen banget ke jam gadang. #save tulisannya deh, siapa tahu berkesempatan jalan2 ke sumbar.
Aamiin, smoga Allah mudahkan ya mbak. ^^
Cagar Budaya Indonesia. Rawat atau Musnah?
Harusnya ini tidak boleh ada pilihan ya, Mbak, tapi harus harga mati : Cagar Budaya Indonesia harus dirawat.
Apalagi setiap cagar budaya Indonesia ada historinya. Jadi harus terus dirawat, agar terus bbisa dilihat dan dipelajari sejarahnya oleh anak cucu kelak.
Xixixi.. harga mati ya pak. Bener pak, cagar budaya inilah yang akan menjadi penghubung generasi dulu, sekarang dan masa depan.
Cagar budaya di Sumatera Barat ini menakjubkan dan menarik untuk dikunjungi, slain sejarahnya yang menarik untuk diulas, juga menjadi ilmu pengetahuan untuk anak2 yang datang kesini. Cagar budaya perlu diperkenalkan oleh anak2 agar tetap terus lestari.
Iya mbak, kami senang jalan-jalan yang bisa mengedukasi anak-anak juga.
jadi pengen ke Padang lho kak, lihat ulasan cagar budaya yang kakak ulas ini. Memang benar cagar budaya harus dirawat ya
Ayo kak ke sumbar, gak bakal nyesel deh. aku aja mau ke sana lagi.
Ya ampun aku sudah sering denger Jam gadang tapi baru kali ini dr postinganmu tau sejarahnya. Kupikir itu emang dibikin sebagai monumen peringatan ternyata merupakan hadiah dari Ratu Inggris. Btw org Inggris suka jam tinggi kyk gtu ya, kek Big Ben hehe. Makasih pengetahuannya seputar cagar budaya di Bukit Tinggi dan sekitarnya mbak 😀
Bukan ratu inggris mbak, tapi ratu belanda. Hehehe…
Ulasannya sangat lengkap. Belajar banyak di sini.
Jam gadang dan beberapa cagar budaya di sekitarnya harus dijaga kelestariannya. Demi anak cucu dan demi pariwisata. Iya kan Mbak?
Iya banget mbak. Demi generasi penerus bangsa agar mereka bisa mengenal sejarah bangsa mereka yang sebenanrnya melalui cagar budaya.
Wah, jumlah cagar budaya yang terdaftar dan terverifikasi lumayan banyak ya mbak, apalagi dengan jumlah sebanyak itu, peran masyarakat menjadi peenting. Bagus banget kalau dikenalkan kepada anak-anak agar mengenal lebih dekat dengan kebudayaan yang ada.
iya mbak, sebanyak itu cagar budaya tentunya pemerintah akan kewalahan. Tugas kita sebagai masyarakat untuk membantunya.
banyak kasus cagar budaya yang perlahan menghilang karena diabaikan dan tertinggal oleh masyarakat. Disitu kadang saya merasa miris dengan kenyataan bahwa pelan-pelan sejarah hanya akan ada dalam buku, karena saksi sejarah sudah lapuk ditelan masa
Bener mas, padahal dari cagar budaya inilah kita bisa meraba kehidupan di masa lampau itu ya.
Ulasan yang lengkap Mbak..
Saya setuju, salah satu cara merawat cagar budaya dengan mengunjunginya.
Saya dan suami saat jalan-jalan biasa menyisipkan kunjungan ke cagar budaya. Jadi seimbang buat anak-anak, tak hanya tahu wisata kekinian tapi juga warisan budaya bangsanya
Sama mbak, kamipun begitu. Jadi seimbang ya mbak. LAgipula banyak juga cagar budaya yang sudah kekinian (fasilitas sekitarnya)yang sebenernya cocok juga untuk para milenia berfoto.
Setuju banget. Cagar budaya memang harus dilestarikan ya, mbak. Secara saat ini banyak bermunculan cagar budaya baru tapi banyak masyarakat yang belum begitu sadar. Dengan tulisan ini akan sangat membantu sekali mbak.
Aku juga seneng banget kalo wisata ke Cagar budaya, karena bisa belajar tentang sejarah dan budaya, selain itu juga bisa berfoto-foto.