Macam-Macam Literasi
Menurut gln.kemdikbud.go.id setidaknya ada enam macam literasi dasar yang perlu kita kuasai. Apa saja itu?
Pertama, Literasi baca tulis
Membaca dan menulis merupakan literasi yang dikenal paling awal dalam sejarah peradaban manusia. Kemampuan membaca yang baik tidak sekedar bisa lancar membaca, tetapi juga bisa memahami isi teks yang dibaca.
Kedua, literasi numerasi
Pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol serta informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik, tabel, bagas, dsb) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk pengambilan keputusan yang berkaitan dengan masalah yang dihadapinya.
ketiga, literasi sains
Pengetahuan dan kecakapan ilmiah untuk mampu mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD, 2016).
Keempat, literasi Finansial
Pengetahuan dan kecakapan untuk mengaplikasikan pemahaman tentang konsep dan risiko, keterampilan agar dapat membuat keputusan yang efektif dalam konteks finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial, baik individu maupun sosial, dan dapat berpartisipasi dalam lingkungan masyarakat.
Kelima, literasi digital
Kecakapan menggunakan media digital dengan beretika dan bertanggungjawab untuk memperoleh informasi dan komunikasi.
Keenam, literasi budaya & kewarganegaraan
Kemampuan individu dan masyarakat dalam bersikap terhadap lingkungan sosialnya sebagai bagian dari suatu budaya dan bangsa.
Mengingat betapa pentingnya budaya literasi ini. Sudah selayaknya dalam hal ini pemerintah, masyarakat, sekolah dan keluarga bersinergi dalam mewujudkan budaya literasi ini tercipta secara nasional.
Menumbuhkan Budaya Literasi Melalui Peran Keluarga
1. Pilih jenis buku yang sesuai usia dan minat anak
Saya sering mendengar para orangtua mengeluh, “Malas ah, memberi buku ke anak karena cuma dirobek saja sama dia”. Saat saya tanya usia anaknya dijawabnya belum dua tahun.
2. Beri teladan
Satu teladan yang kita tunjukkan akan lebih berdampak daripada ribuan ucapan perintah yang kita berikan kepada anak. Jadi sangat disarankan untuk melakukan aktivitas membaca buku saat kita berada di dekat anak. Sehingga mereka akan tertarik melakukan hal yang sama.
3. Lakukan stimulasi dan pendampingan
Abi sedang membacakan buku untuk duo AuRa |
4. Masukan buku dalam daftar belanja bulanan
5. Sediakan ruangan untuk buku dan mainan edukatif
Beri karpet, pendingin ruangan (ac atau kipas angin) dan beberapa asesoris penunjang seperti mainan edukatif atau poster lucu, sehingga anak berminat untuk berlama-lama di sana. Walaupun awalnya anak belum tertarik membuka buku, yakinlah lama-kelamaan mereka pasti akan mencoba untuk membuka dan membaca buku.
Ruang baca dan bermain di rumah kami |
6. Beri penyemangat dan apresiasi
Anak-anak akan lebih senang dan giat jika orangtua mau menyemangati kegiatan mereka. Begitupun dalan menumbuhkan minat baca anak. Kita bisa menggunakan pohon literasi atau jurnal literasi anak sebagai portopolio buku-buku yang sudah dibaca oleh mereka. Selanjutnya jika bisa mencapai target tertentu, berilah apresiasi. Bisa dengan dibelikan buku favorit atau mainan edukasi kesukaan mereka.
7. Ajaklah anak-anak ke toko buku dan perpustakaan
Sesekali ajak anak menikmati hari liburnya di toko buku ataupun perpustakaan. Agar mereka bisa lebih banyak tahu tentang jenis buku dan dengan ini diharapkan minat bacanya akan semakin besar.
Duo AuRa saat berkunjung ke perpustakaan |
9. Latih anak menemukan hikmah
10. Bijak dalam penggunaan Televisi dan gawai
Bijak dalam penggunaan televisi dan gawai sangat erat kaitannya dengan literasi digital . Dalam hal ini diperlukan komunikasi yang baik dan pendekatan orangtua kepada anak dalam menyampaikan informasi mengenai efek dan manfaat dari penggunaan alat-alat tersebut. Serta lakukan pendampingan saat mereka menggunakannya.
11. Berkunjung ke situs budaya/seni
12. Lakukan percobaan sains
Dalam berliterasi sains, kami beberapa kali mengajak anak-anak melakukan percobaan sains sederhana sesuai usia mereka saat ini. Begitu banyak percobaan ini yang menggunakan bahan-bahan di sekitar kita dan berharga murah. Tapi hasilnya memberikan ilmu dan kebahagiaan pada mereka, karena bisa mengetahui sesuatu yang baru.
Menumbuhkan Budaya Literasi Melalui Peran Sekolah dan Masyarakat
1. Membangun taman baca dan perpustakaan keliling
2. Mendirikan komunitas literasi
Saat bekerja sendiri dirasa kurang maksimal. Beberapa orang akhirnya mendirikan komunitas dan itu ternyata berefek baik. Selain bisa bekerja bersama-sama, dengan berkomunitas jangkauan kita bisa lebih luas. Komunitas literasi ini bisa dalam komunitas baca buku, komunitas mendogeng, komunitas penulis, komunitas blogger, komunitas lainnya.
4. Gerakan sedekah buku
Agar buku-buku lebih tersebar dan meningkatkan minat baca terutama di daerah perdesaan atau perdalaman. Beberapa orang dan komunitas kerap kali membuka gerakan donasi atau sedekah buku. Patut disyukuri PT. POS INDONESIA dahulu ikut dalam gerakan ini, dengan menyediakan layanan pengiriman buku gratis ke seluruh daerah yang ada di Indonesia pada tanggal 17 setiap bulannya.
Walaupun sekarang program tersebut ditiadakan karena banyak masyarakat yang berlaku curang mengirim paket untuk pribadi dan isinya pun ternyata bukan buku. Tapi, saya tetap berharap program bagus ini akan ada dikemudian hari dan bisa dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat, agar tepat tujuan.
5. Edukasi literasi keuangan
Di beberapa sekolah sudah banyak yang memberikan edukasi tentang literasi keuangan. Salah satu contoh melalui program market day. Program ini dilakukan selain menumbuhkan jiwa kewirausahaan pada anak-anak juga diselingi edukasi tentang keuangan. Anak-anak diminta untuk bijak dalam menggunakan uang. Ini juga sering dilakukan oleh berbagai komunitas-komunitas yang ada di masyarakat.
6. Lomba Vlog dan film pendek/dokumenter
Untuk membangun literasi digital yang sehat, banyak even dan lomba vlog dan film pendek yang dilakukan baik yang disponsori perusahaan, pemerintah maupun masyarakat. Hal ini juga patut kita apresiasi. Agar anak-anak lebih banyak belajar dan berkarya saat menggunakan peralatan digital khususunya gawai.
Seiring dengan peran yang dilakukan dengan keluarga dan sekolah/masyarakat di atas, Pemerintah dalam hal ini menjadi tugas dari Mendikbud juga ikut melakukan banyak program guna menunjang GLN (Gerakan Literasi Nasional). Seperti GERNASBAKU (Gerakan Nasional Baca Buku), memberikan apresiasi sekolah yang menjadi sahabat keluarga, memberikan apresiasi bagi keluarga hebat penggerak budaya literasi, dan kegiatan lain. Serta tidak lupa menjadi #sahabatkeluarga dengan memberikan edukasi, informasi, dan forum diskusi.
127 Komentar. Leave new
Maa Sya Allah, keren euy pembahasannya, lengkap dan runut. Kesimpulannya literasi ity terlalu penting, jangan anggap remeh dan ayo kerjakan bersama-sama. Semua anak harus merasakan nikmatnya, dan kita jangan malas menjadi perantara agar anak jatuh cinta.
Makasih banyak mak.. iya mak ni tugas bersama sudah selayaknya kita berjuang bersama juga
Lengkap sekali ini…
Jadi makin tercerahkan masalah menumbuhkan budaya literasi khususnya buat anak di rumah.
Senangnya sekarang dukungan pemerintah melalu berbagai program juga ada. Diantaranya GLN (Gerakan Literasi Nasional), GERNASBAKU (Gerakan Nasional Baca Buku),…Sehingga tinggal kita di unit terkecil yakni keluarga ikut berperan serta. Terutama partisipasu orangtua dalam mensukseskan gerakan literasi ini
Iya mbak, seneng rasanya jika semua aspek bahu membahu dalam mensukseskan budaya literasi ini.
Ternyata literasi itu tidak hanya mencakup baca tulis ya, Mbak Dyah. Tapi banyak unsur. Dan memabca ulasan ini, menambah wawasan saya.
Dan memang untuk pengenalan buku pada anak, harus dari orang tua dulu. Kalau orang tua malas, ya anak tidak akan mengenal cerita bagus dalam buku. Dan memang ada proses dan tahapannya. Misalnya anak 2 tahun dikasih buku, ya tidak salah kalau dirobek. Akan beda kalau didampingi, dibacakan, ditunjukkan gambar pendukung. Lama -lama anak akan menyukai buku juga.
Butuh usaha untuk mencapai sesuatu. Begitupun menumbuhkan minat baca pada anak. Orangtua harus berperan aktif dalam hal ini. Semoga kita salah satu pejuang literasi itu 🙂
Wadidaw, ulasannya menarik dan sangat sangat lengkap. aku pikir literasi itu sebatas baca dan tulisan doang. Bicara soal tips, bermanfaat banget tipsnya. Aku dan istri juga sedang menggalakkan literasi ke anakku, salah satunya dengan memberi teladan dan setiap hari bacain cerita ke anakku meskipun usianya baru 5,5 bulan.
Terima kasih mbak, tulisannya berguna banget 🙂
Sama-sama bang, Selamat berjuang. Kampipun sedang melakukan perjuangan yang sama. Walaupun anak-anak sudah bisa baca, mereka lebih senang jika orangtua ikut membacakan buku untuk mereka
Mbak, ruangan bacanya bagus bgttt, penuh warna dan rapi. Punya saya di kamar, agak gelap dan harus bawa bukunya keluar buat baca…akhirnya anak lebih suka dibacain aja ketimbang dia baca sendiri, huhu
Sebaiknya letakkan di luar aja mbak. Karena takutnya kalau di kamar yang gelap kemungkinan akan lembab dan itu bisa membuat buku berjamur dan cepat rusak.
GERNAS BAKU memang kudu didukung secara optimal ya Mak.
Soalnya, generasi muda Indonesia kudu lebih optimis dan maju terusss!
–bukanbocahbiasa(dot)com–
Bener tuh mbak. JAngan samapai kita tertinggal dengan negara lain.
Keren banget langkah nya kak dyah. Tapi ini masih pr banget buat dilakuin di keluarga kecil kami. Memang si sulung suka sekali baca, tapi si adik yang cowok belum terlalu minat kalo bukan buku2 yang banyak printilan dan aksesoris kayak pop up book.
Sama lah kk, Rais pun gitu. Tapi setiap malam setidaknya dia minta sendiri untuk dibacain buku oleh kami. Walaupun kadang mata emaknya dah sepet, dipaksain buat tetap ngebacain walaupun cuma satu kisah.
Lengkap mbak ulasannya… Memang harus ada kerjasama antara keluarga dan masyarakat agar kesadaran literasi di semua aspek kehidupan masyarakat dapat meningkat.. Tfs…
Iya mbak, keluarga dan masyarakat plus pemerinta hendak bersatu untuk mewujudkan budaya literasi ini.
Lengkap banget tipsnya untuk menumbuhkan budaya literasi, khususnya utk anak sejak dini mbak 😀 Tengkyuuu…
Memang yang paling penting dari ortunya sendiri harus kasi contoh ya, misalkan soal membaca, bagaimana mungkin kita maksa anak suka baca kalau ortunya gak suka baca. Jd stimulasi pertama dari ortu sembari memperkenalkannya dengan lingkungan yang mendukung ya…
Bener mbak, satu teladan lebih baik dari seribu nasehat/perintah.
Wah mantap nih mba dyah.
Poto blogsum member pun masuk yah hihihi
Jadi kangen saya sama mba dyah?
Xixix.. iya donk kk vivi. Blogsum juga kan sudah berjuang dalam menebarkan ilmu tentang literasi. Kangen juga ma kalian. Baper liat foto-foto kopdar 🙁
Tingkat literasi di Indonesia memang lumayan rendah .Dan salah satu cara untuk meningkatkan literasi memang dari keluarga dulu, karena keluarga adalah seseorang yg paling dekat.
Bener tapi akan lebih baik lagi jika didukung oleh semua aspek.
dunia literasi harus ditanamkan sejak dini memang, ya literasi digital juga penting, mengingat sekarang itu revolusi industri 4.0
Agar bisa mengikuti perkembang zaman yang melesat sangat cepat di era ini ya bang.
Masya Alloh enak bgt perpustakaan kecilnya Mba. Banyak bgt bukunya.. pengen berlama2 klo maen ksana. Semoga pertumbuhan literasi anak Indonesia semakin bertumbuh meningkat.
Hayu main sini mbak, kami di pekanbaru. Hehehe.. kejauhan gak ya?
Selama ini saya tahunya literasi cuma baca tulis ternyata cakupannya luas ya. Duh! Tepok jidat dah!
Xixixi.. saya juga baru tahu belakangan ini mbak. Ternyata literasi itu mencangkup semua hal dan sangat luas.
Kalau terminologi literasi yang dipakai sesuai yg seharusnya, berat sekali misi literasi ini.bukan cuma baca tulis.bukan cuma paham. Tapi kemampuan analisis dan bertindak sesuai oengetahuan.
Bukankah itu memang goal yang diharapkan bang ketika kita mengetahui sesuatu. Diharapkan itu bisa kita terapkan dalam kehidupan kita. Tapi yang baik-baik saja ya 😀
Meningkatkan budaya literasi ternyata emang harus dimulai dari keluarga ya mbak. Aku jadi inget dulu juga suka banget nulis di buku diary hehehe. Dan ternyata setelah dipikir pikir, nulis buku diary sejak SD bikin aku jadi seneng nulis sampai punya blog.
Tuh.. Manfaat bannget ya mbak nulis diaty dulu. Padahal kita niatnya cuma mengikat kenangan tapi ternyata bisa mengasah kemampuan menulis kita.
penting banget untuk menumbuhkan budaya literasi disekitar kita, termasuk ke anak-anak. Terlebih lagi budaya literasi kita rendah menurut beberapa riset
iya bang,itulah sedihnya kita masih sangat bawah peringkatnya.
Ternyata banyak macam literasi yang harus kita pahami ya. Aku pikir edukasi literasi ini juga harus dilakukan sejak dini supaya bisa menjadi warisan antar lintas generasi.
Salam Literasi ?
Yap, semoga dari kita orang dewasa yang memahaminya terlebih dahulu dan mengajak generasi muda (anak kita) untuk bersama-sama berperan dalam menyebarkan virus litarsai.
Betul banget kak. Menjadi pegiat literasi itu harus dilakukan lintas generasi..
Salam Literasi ?
Keren banget. Saya setuju di semua poinnya. Tidak hanya memerintah dan menyediakan fasilitas nya, tapi anak perlu seorang figur yang juga menerapkan budaya membaca. keren sekali. Sangat menginspirasi
Sama-sama mbak. Semoga bermanfaat. Dan selamat berjuang, saya yakin mbak aini salah satu pejuang literasinya.
Dulu kukira literasi hanya baca buku doang ternyata maknanya luas ya Mak
Lengkap pembahasannya ?
Iya mbak, ternyata literasi itu maknanya sangat luas. tidak hanya baca tulis.
Masuk juga event Blogsum ya di artikel, hehe…mantul.
Harus donk.. Xixixi.. karena dari sini emak AuRa jadi belajar menulis dan lainnya.
MAsha Allah, banyak banget bukunya mba, adem rasanya duduk di ruang bermainnya sama anak-anak.
Budaya literasi memang sebaiknya ditumbuhkan pada anak sejak dini ya, agar mereka tumbuh menjadi generasi penerus yang berwawasan luas.
Noted banget nih buat saya, untuk diterapkan ke anak-anak saya.
Anak saya yang pertama juga suka banget buku, meski terbatas buku komik saja hahaha
Heheh.. biasanya anak laki yang lebih suka komik. Anakku suka semua asal banyak gambarnya. ^^
Wah detail dan lengkap sekali. cakupan literasi memang sangat luas ya mba. dan orangtua sebenarnya sudah bisa mulai menumbuhkan nya dirumah dengan cara menyenangkan
Iya mbak, keluarga memang sebaiknya yang mengawali hal yang baik ini. karena rumah tempat pertama anak belajar dan bermain
Masya Allah kak Diah aku masih peer banget ini ngajarin hal yang paling sederhana yaitu minta baca dan kurangi screen time. Karena masih kurang fokus anaknya. Tapi sudah mulai disediakan lahan baca di rumah
Kalau aku setidaknya sebelum tidur menyisihkan waktu membacakan buku buat mereka dan itu bergantian dengan pak suami.
Pembahasan literasi dan tips-tipsnya lengakap sekali mba. Semoga bermanfaat untuk kita semua para orang tua yang sedang menumbuhkan kebiasaan membaca pada anak. Saya belum pernah beli yang buku kain dan baru tau kalau ada. Biasanya pakai boardbook.hehe
Banyak sekali jenis buku mbak, dan kemarin sudah ku ulas. Dibaca yuk 🙂
Literasi harus banget ditingkatkan ya Mba
Butuh peran dan kontribusi berbagai pihak
–bukanbocahbiasa(dot)com–
Yap mbak, jika semua pihak bahu membahu akan lebih mudah untuk bisa terwujud
Awalnyam saya hanya taunya literasi itu kemampuan membaca dan menulis. Ternyata lebih dari itu dan kaitannya dengan kehidupan sehari-hari
Iya kak, cakupan literasi di zaman digital ini sangat luas dan kompleks
Sekarang literasi lebih kompleks yac… Saya jadi paham dan mengerti karena penjelasanya lengkap banget…
Semoga bermanfaat mbak, terimaksih sudah berkunjung 🙂
Baru tau aku mbak tentang literasi ini. Kirain selama ini literasi cuma sebatas baca dan tulis doang. Hehehe mantul informasinya lengkap
Literasi baca dan tulis itu definisi yang lama kak. Sekarang sudah sangat komplek ya walaupun literasi baca tulis itu adalah yang paling mendasari literasi yang lain.
Yang aku tangkap kurang lebih begini, literasi utama itu didirikan dari keluarga terlebih dulu. Pembahasan kakak mengingatkan lagi pengertian literasi.
Iya kak, karena berawal di rumah dan bersama keluarga anak-anak bermain dan belajar serta menanamkan karakter baik sehingga bisa menjadi kebudayaan yang baik juga.Termasuk juga literasi.
Informasi literasinya lengkap bgt mbak..
Dan memang untuk meningkatkan kemampuan literasi itu perlu peran dari keluarga dan masyarakat ya
makasih mbak, semoga bermanfaat info yang saya berikan. 🙂
Lengkap banget kak ulasannya. Budaya literasi itu memang harus dimulai dari orangtua yang menularkan ke anak-anaknya ya. Semoga indeks minat baca masyarakat Indonesia dapat meningkat seiring dengan digalakkannya program GERNAS BAKU dari Pemerintah ini.
Aamiin.. semoga ya mak, setidaknya kita ada usaha untuk melakukan perubahan dan perbaikan.
Wah lengkap sekali tips yang diberikan, Mbak. Menurutku yang paling efektif adalah memberi teladan. Selanjutnya MSPS alias memberi saja dan percaya saja bahwa anak akan menemukan kecintaan pada buku pada waktuNya 🙂
Yap, teladan itu usaha yang paling utama mbak.
penting nya mengetahui literasi, karena saat ini literasi di indonesia masih rendah
Iya mbak, masih sangat rendah jika dibandingkan negara lain. Semoga dengan adanya kerjasama dari semua pihak literasi di indonesia terutama dalam hal minat baca semakin meningkat.
Duh pengen kali lah buat perpus mini buat anak seperti kak dyah, buku2nya banyak banget iri to the max deh 😀
Itu masih sedikit dibanding temenku yang lain kk. kami kemarin ikut komunitas pecinta buku anak. Wkwkwk.. jadi emak-emaknya yang rebutan, dan aku kena virus itu. Tapi Alhamdullilah ternyata memang bermanfaat.
nyuruh anak membaca sekarang ini sudah karena perhatiannya udah teralihkan sama gadget… kalo ada pameran buku tuh kesempatan saya buat ngajak anak.. bisa mereka suka banget milih milih buku di event kayak gini
Bener mbak, memilih buku sendiri sangat membantu agar anak bisa menyukai buku. Malah kalau anakku dibaca berkali-kali tuh buku favoritnya
Wah bukunya banyaknya sekali mba di ruang baca, ingin punya sebanyak itu juga 😀 saya juga lagi berusaha mengajarkan literasi membaca untuk anak-anak 😀
Itu ngumpulin dari jualan buku mbak, jadi misal 5 untuk dijual untungnya 1 buat sendiri 🙂 Lama kelamaan banyak juga
Sejak kecil anak harus didekatkan dengan kebiasaan membaca yah supaya wawasannya terbuka lebar.
Iya kak, membaca bisa membuat kita melihat dunia tanpa harus beli tiket pesawat. Xixixi…
Sangat penting ya mengenalkan anak pada budaya literasi melalui buku-buku bacaan, sehingga kelak dewasa akan mengerti dan banyak wawasan yang didapat
Yap,bener banget mbak. Orang-orang hebat kebanyakan memiliki hobi membaca contohnya saja bunya Hamka, pak Habibie, Pak soekarno, dll.
iya memang penting mengenalkan anak di dunia literasi. Meski bukan karena mereka hobby menulis atau membaca, namun banyak hal yang bisa mereka dapat. Terutama pengetahuan mereka bisa bertambah ya mbak ..
iya mbak, karena literasi itu banyak cakupannya.
Sebenarnya banyak literasi yang bisa dilakukan oleh anak-anak juga ya mbak. Kalau aku sekarang sedang memperkenalkan science ke anakku nih, senang sekali dia.
Iya mbak percobaan sains itu memang menyenangkan bagi anak-anak, karena mereka bisa bermain sambil belajar.
Ulasannya lengkap sekali, Saya jadi makin paham tentang Literasi. Btw untuk literasi buku di rumah sepertinya memang harus ditunjang dengan sarana dan fasilitas yang memadai ya..
Gak juga mbak, kalau soal buku kan bisa pinjam di perpustakaan. Yang penting adalah usaha. ^^
Lengkap nih ulasannya.. Banyak bgt yg bisa dilakukan utk mengajarkan literasi di banyak bidang utk anak ya Mba
Iya mbak, karena literasi tak sekedar baca tulis.
Ya ampun mba, bener2 menambah pengetahuanku ini, dan dari dulu pingin jg melakukan tips2 ini, semoga bs terlaksana lagi
Semangat mbak, sayapun masih terus berjuang
Aku kira literasi itu artinya belajar dan mengolah informasi dari apa yg dibaca. Ternyata lebih luas lagi ya ??
Iya mbak, luas banget mengcangkup semua lini dalam kehidupan. 🙂
Yap ini adalah salah satu visi misi Komunitas kita kk, untuk melek literasi digital. Semoga bisa ke medan lg kita kopdar ya hehee
Semoga kk, terimaksih ilmunya. Kangen semua di blogger sumut. :')
ruang baca di rumahnya bagus sekali, jadi terispirasi deh kalau sudah berkeluarga nanti, penting banget ya mengajarkan literasi ke anak
Terimakasih mbak, moga terwujud 🙂
Ulasannya bagus banget mbak. Lengkap dan sistematis. Pun bahasanya mudah dimengerti. Dan juga tidak sulit untuk dipraktekkan di rumah. Karena memang budaya literasi ini perlu ditumbuhkan sejak dini ya mbak
Iya mbak, semoga kita sebgai orangtua mampu menjalankan peran tersebut
thanks infonya mbak.. semakin semnagta lagi untuk membangkitkan minat literasi ke anak dan keluarga
sama-sama mbak 🙂
Lengkap sekali ulasanya mba… Ya ampun ak naksir banget sama ruang bacanya lengkap dan menarik untuk anak-anak
Main yuk ke rumah kami ^^
Memang harusnya awal pengenalan itu sedari rumah ya. Aku sendiri dulu waktu kecil dibiasakan ibu membaca. Sebelum tidur dibacain dongeng. Diajak ke toko buku sebulan sekali. Hari itu adalah hari bebas untuk memilih buku (tetap dengan budget ya). Dan sampai skarang masih berkesan sekali.
Kalau aku dulu dilangganin BOBO ma alm ayahku, setiap minggu pasti happy saat bobonya datang
Wah iya aku juga. Nunggu2 banget ya pas tanggal terbitnya ?
jadi semgat saya untuk membangkitkan minat literasi anak mom, terimkasih tulisan nya sangat bermanfaat dan aku suka baca tulisan mba detail dan super lengkap!
Sama-sama mmbak, terimakasih juga sudah berkunjung dan membaca. Moga bermanfaat ya
ruang bacanya keren bnget mom, jadi terispirasi untuk membuat ruang baca agar si kecil lebih semangat kalau ruangan bacanya menyenangkan seperti itu
Iya mbak, bikin senyaman mungkin biar anak-anak tertarik 🙂
Budaya literasi ini sudah harus ditanamkan sejak kecil. Setuju banget sama tulisan ini.
Makasih mbak, sudah berkunjung dan membaca artikel ini 🙂
Huwaaa ini keren banget budaya.literasi yang terus digalakan. Dari rumah kebiasaannya dimulai. Duh senangnya dibacakan dongeng sama ayahnya.
Iya bun, Abi juga harus dillibatkan dalam proses pengasuhan termasuk dalam membudayakan literasi di rumah. Jadi biasanya sebelum tidur malam, kalau beliau tidak terlalu capek beliau dapat tugas membacakan buku buat anak-anak.
Lengkap sekali pembahasannya, saat ini memang kemampuan literasi kita di indonesia sangat kecil. Itulah sebabnya kita sering terkena isu hoax.
Bener bang, cerdas berliterasi bisa meminimalisir kita dalam menerima dan menshare berita hoaks. karena orang yang cerdas berliterasi akan menfilter dan mencaritahu kebenaran akan suatu berita atau informasi yang didapatnya.
Kak diaaah, banyak yang pengen aku komen hahahaha, tapi lupa-lupa, kalau blog bisa kata wattpad komen di setiap paragraf keknya asyik jugaa
Pertama aku mau bilang, artikel ini keren sekali, aku bakal share ke kakak – kakakku,
Kedua, ada temenku aktivis lingkungan, kerap membahas masalah sampah terutama sampah plastik, di akhir statusnya sellau dibilang budaya literasi, dan yaa aku kira selama ini literasi hanya terbatas buku dan buku, thanks artikel ini sudah mmebahas macam-macam literasi
Ketiga, aku mau bilang kebiasaan kecil yang baik insyaallah bakal ngikutin sampai besar, aku yakin kita semua yg suka nulis dulunya suka nulis diary hahaha, dan yaa salah satu kebiasaan ortu ku dulu setiap malam Minggu mesti ke gramedia dan aku bebas pilih buku apa saja, ya Allah senangnya hehehe
Terakhir deh, lupa soale mau apalagi, aku pernah pake program pengiriman gratis via pos tgl 17, itu tuh maksimal 10 kg, emang masih ada ya kak? Setahuku katanya sudah tidak ada lagi program itu, karena sudah melebihi budget CSR pos itu sendiri, adapun kerjasama dengan pemerintah kaya BPJS yang gak dibayar-bayar but correct me if I'm wrong yaa,
Udah itu ajaa, goodluck kakak, semoga rezeki juara disini ?
Wkwkwk.. panjangnya komen si una ini. Maksih banyak dek.
Pertama : Makasih banyak atas apresiasinya.
kedua : ya orang yang cerdas literasi, biasanya akan mikir untuk hal terkecil yang berhubunngan dengan sampah. Misalnya untuk membuang sampah pada tempatnya, karena kalau dibuang dijalan akan banyak efeknya. Selanjutnya yang masih jadi PRku juga adalah menggalakkan budaya zero waste.
Ketiga : Jadi pengalaman yang indah untuk dikenang ya dek, begitupun aku dulu dilangganin bobo duh senengnya sampe sekarang jika mengingat kenangan itu.
keempat: Hiks, ini sedihnya. saya kurang update. Kemarin cerita dengan sesama pelapak buku memang program ini sedang ditinjau ulang. Karena banyak masyarakat yang curang memanfaatkan program ini untuk pengiriman pribadi dan bahkan isinya seringkaili bukan paket buku. Tapi berharap semoga akan ada kembali program ini.
terakhir : menang kalah itu bisa jadi pengalaman berharga buatku, tapi yang terpenting misi utama tulisan ini adalah mengedukasi tentang literasi kepada orang lain. Terbukti banyak yang menyangkah literasi hanya baca tulis padahal dizaman ini cakupannya sangatlah luas. ^^
Literasi itu luas, makanya ak selalu salut sama para pejuang literasi. Sedih banget waktu itu gabisa ikutan acaranya kemendikbud
Iya mbak literasi saat ini sangat luas cakupannya, diharapkan dengan informasi yang lengkap ini anak-anak semakin mempunyai kemampuan mengatasi masalah yang mereka hadapi di masa mendatang.
Tulisannya menarik dan lengkap, Mbak..
Sungguh senang bisa ketemu blog Roemahaura yang sangat positif untuk berbagi.
Terimakasih mbak Ricca, semangat jadi pejuang literasi juga 🙂
Ternyata mendongeng punya kontribusi dalam literasi juga ya Mom. Soalnya aku pernah baca kalau mendongeng itu lebih ke mengasah daya imajinasi anak. Hihi
Kalau kami aktivitas mendogeng tidak sekedar mengasah imajinasi tapi juga kemampuan berpikir. Makanya di akhir aktivitas ini kami akan adakan diskusi untuk menemukan hikmah yang bisa diambil dari cerita tsb. Dan menekankan sebagian besar dogeng ini bukan kisah nyata (misal binatang bisa bicara, dll)