

Bahagia! Itulah satu kata yang paling tepat melukiskan isi hati kami, ketika kemarin berkesempatan menjelajah beberapa tempat wisata di Sumatra Barat. Walaupun belum terasa puas. Bagaimana tidak sehari menjelajah Sumbar tentulah sangat kurang. Memulai Start dari Payakumbuh, kami menuju ke Bukit Tinggi. Di Bukit tinggi kami langsung menuju tempat wisata Lobang Jepang, selain berwisata kami juga ingin mengenalkan anak-anak tentang sejarah perjuangan rakyat Indonesia.
Selanjutnya tentu jika sudah di Bukit Tinggi tidak akan lengkap rasanya kalau tidak berkunjung ke salah satu Icon Wisata Sumbar atau bakan Indonesia dan merupakan cagar budaya yang perlu dilestarikan yaitu Jam Gadang. Karena waktu sudah tengah hari, di sana kamipun menyempatkan memakan nasi kapau.
Selanjutnya kami menuju ke Air Terjun yang sangat unik, yaitu Air Terjun Lembah Anai. Kenapa unik? Karena tidak seperti air terjun lain yang berada di dalam hutan, Air Terjun ini terletak di tepi jalan raya Padang-Bukittinggi. Jadi setiap pengguna jalan tentu saja bisa menikmati pesonanya. Karena sudah terlanjur ke Tanah Datar, kamipun memilih Istano Basa Pagaruyung sebagai destinasi akhir perjalanan kami hari itu.
Istana Basa Pagaruyung
Istano Basa Pagaruyung ini istana yang terletak di kecamatan Tanjung Emas, kota Batu sangkar, Kecamatan Tanah Datar, Sumatra Barat. istano Basa ini berjarak lebih kurang 5 kilometer dari pusat kota Batusangkar. Istana ini merupakan objek wisata budaya yang terkenal sebagai salah satu jejak peninggalan masyarakat Minangkabau pada zaman dahulu.
Istano Basa yang berdiri sekarang sebenarnya hanyalah replika dari yang asli. Karena Istano Basa yang asli terletak di atas bukit Batu Patah dan dibakar habis pada tahun 1804 oleh kaum paderi yang kala itu memerangi para bangsawan dan kaum adat.
Istano Basa tersebut kemudian didirikan kembali (istana replika ini) berada dibagian selatan dari letak Istana yang asli. Namun, kembali terbakar tahun 1966 dan baru bisa dimuka untuk umum pada tahun 1970-an.
Pada tahun 2007 , istano ini terbakar lagi karena tersambar petir. Upaya pembangunan kembali berlangsung pada tahun 2008-2012 dengan menelan dana kurang lebih 20 Miliar dan di buka kembali pada tahun 2013.
Istano ini dibangun dengan dinding full kayu dengan ukiran khas Minang Kabau yang didominasi warna hitam, cokelat dan kuning keemasan dan untuk atap istana memakai ijuk. Bukan hanya karena atapnya yang melengkung menjadi ciri khasnya. Ternyata dindingnyapun sedikit miring. Saya tidak tahu pasti filosofinya, karena saat itu kami tidak memakai guide khusus di sana.
Bangunan utama dari istano ini mempunyai tiga lantai. Lantai pertama terdiri dari beberapa kamar untuk raja dan istrinya, ibunda raja, dan anak laki-laki serta anak raja yang sudah menikah. Kamar ini isinya ada tempat tidur, sayangnya kamar ini ditutup tapi saat melihatnya dari tangga yang menuju lantai atas kondisinya kotor dan tidak terawat. Selain kamar, di lantai dasar ini ada singasana raja dibagian tengah dan berbagai etalase untuk tempat menyimpan berbagai barang bersejarah seperti keris, asbak, baju adat, dan lainnya.
Sedangkan dilantai kedua dan ketiga karena memang luasnya lebih kecil daripada lantai dasar. Lantai kedua disebut sebagai anjuang Paragianan yaitu kamar anak perempuan raja yang belum menikah. sedangkan lantai ketiga digunakan untuk menyimpanan harta pusaka raja.
Di lantai atas tersebut kami bisa menikmati pemandangan yang indan nan mempesona di sekitar komplek Istano Basa Pagaruyung ditambah lagi Istano ini dikelilingi berbukitan dengan pohon yang masih hijau. Jadi saat melihatnya pasti hati menjadi sejuk.
Bagian luar komplek Istano ini sangatlah luas, ada tempat beristirahat pelayan kerajaan, dapur, tempat penyimpanan hasil bumi seperti lumbung padi, dan lainnya. Jika kamu ingin mengelilinginya, kamu tidak perlu khawatir capek karena disediakan penyewaan sepeda dan mobil odong-odong. Sayangnya kami tidak sempat untuk berkeliling di bagian luar, karena waktu sudah cukup sore dan kami harus balik ke payakumbuh lagi sebelum malam.
Gimana kamu tertarik mengunjunginya? Istano ini dibuka setiap hari mulai dari jam 08.00-19.00 WIB. Dengan tiket masuk : Dewasa 15.000, Anak-anak 7.000, dan wisatawan mancanegara 25.000.
24 Komentar. Leave new
Wah ini salah satu bucket list ku Mbaaa
Aku pengin banget datang ke sini
makasiii review-nya ya
Waahh, jd rindu sama Padang. Mungkin 6 th lalu saya jelajah bukit tinggi, padang dan sekitarnya. Mungkin skrg dah beda yaaa hehe
Paling suka baca kisah tentang istana-istana raja di Indonesia, biasanya selalu ada cerita menarik di baliknya. Semoga suatu saat nanti bisa berkunjung ke Istano Basa Pagaruyung.
Tertarik sekali mbak smoga suatu saat bisa pergi ke ISTANO BASA PAGARUYUNG, ke jam gadang juga. Aamiiin
Istana ini bukan yang tempat syuting “RCTI oke” yang selalu jadi jingle jeda buat acara ya kak Dyah?
Mirip soalnya.. hihihi
Wah, istano pagaruyuang!
Paling seru kalau naik ke anjungan paling atas terus lihatin pemandangan sekitar. Adem
Jadi kangen ke pagaruyuang lagi
Kampung ibu saya ini kak
Meski cuma sehari tapi perjalanan Mba Dyah sekeluarga jauh juga yaaaa itu. Dari Payakumbuh ke Pagaruyung, sempetin ke Jam Gadang juga, sama Lubang Jepang. Lumayan itu jaraknya satu obyek ke obyek lainnya. Hehehe. Saya jadi rindu kampung halaman setelah membaca blognya mba.
Duh, saya yg ngaku dari Sumatera Barat belum sampai ke Istana Baso Pagaruyung ini. Padahal, adek saya waktu mudik sempat main ke sini. Nyesel ga ikutan. Makasih foto-fotonya mba.
Aku kesana bareng suami, dan ipar bulan September 2017. Udah lama tapi masih teringat foto-foto di sini yang gagal pakai baju adat.
Wah, berarti sudah berapa kali dibangun itu ya, tiga kali? Dan semua kerusakan akibat kebakaran. Untunglah masih bisa dibangun lagi meski menghabiskan 20 M. Demi pelestarian situs budaya, tak apalah ya.
Wah, berarti sudah berapa kali dibangun itu ya, tiga kali? Dan semua kerusakan akibat kebakaran. Untunglah masih bisa dibangun lagi meski menghabiskan 20 M. Demi pelestarian situs budaya, tak apalah ya.
Wah, ternyata sampai mengalami kejadian kebakaran beberapa kali, ya. Semoga jangan sampai terjadi lagi. Panorama dari atas terasa menyegarkan mata, ya
Sungguh menarik ya Sumatera Barat ini, budayanya matriarkat tapi sistem kerajaan pernah berjaya
Pasti berbeda dengan kerajaan Jawa yang patriarkat
Pengen sekali menginjakkan kaki di tanah minang. Aku penasaran sama rumah gadang yang sekarang jadi cagar budayanya. Katanya itu indah sekali. Kota bisa foto bak tian putri disana. Aduhh…tak sabar aku pengen kesana setelah baca ini.
Wah beneran saya ingin bs ke.sana semoga ada takdirnya. Btw itu judulnya mempesona typo kah? Maksudnya memesona apa ada diksi lain ..
woo ada air terjun tepi jalan. kalau mau nikmati indahnya gak perlu susah2 yak. dulu pernah ikutan ke air terjun yg lewatnya susah, capek bikin kapok
Bukit tinggi ini terkenal dengan kecantikan alamnya ya. Aku belum punya kesempatan berkunjung ke kota ini. Sudah kutaruh di bucket listku mbak, pengennya roadtrip keliling Sumatera.
Salah satunya aku mau mampir kesini deh.
Ya Allah beruntung sekali sudah bisa berkunjung ke Ranah Minang…apalagi ke Istana Baso Pagaruyung yang penuh sejarah…semoga suatu saat syaa dan keluarga juga bisa kesana amin
View istananya bagus banget ya Mbak. Sekalipun hanya replika tapi tentunya istana ini tetap punya pesona tersendiri dan mengundang banyak pengunjung ya Mbak.
Istano pagaruyung ini ikonik banget, dulu saya kita tempatnya di kota padang taunya bukan ya hehe
Wah senangnya bisa jalan-jalan ke salah satu icon wisata populer di Sumatera Barat yaa Kak Dyah sekeluarga. Gak foto mengenakan pakaian pengantin Minangnya, kemaren ya…
Keren pake banget deh Istano Pagaruyuang, ko… hehe
Waahhh udah sampe istano ya dyah, dulu sebelum terbakar pernah sekali pas yg udh di renovasi ini blm kesana lagi
Saya waktu berkunjung ke sana udah lama banget kan sempat kebakaran juga ya istana pagaruyuang, sempat sedih waktu denger. Tempat wisata budaya ini harus selalu dijaga agar menjadi ciri khas suatu daerah ya mb