

Banyak yang berpikir menulis itu lebih sulit daripada bicara di depan publik. Sebenarnya itu relatif. Tak jarang malah bicara itu lebih sulit loh daripada menulis. Jadi menurut saya setiap orang akan mampu bicara di depan publik ataupun menulis jika dia sudah menguasai konten atau isi pembicaraan yang akan disampaikan. Semua tergantung niat dan keterlatihan. Semakin kuat niat dan semakin banyak berlatih maka akan semakin mudah pula kita menyampaikan ilmu dan pemikiran kita dalam bahasa lisan maupun tulisan.
Tapi yang mau saya bahas kali ini adalah tentang menulis. Bagi yang bermental block (saya dulu begini), menulis itu sangatlah susah. Padahal ini adalah solusi terbaik untuk berkomunikasi dengan orang lain menyampaikan pemikiran kita. Terutama untuk tipe orang introvert yang mempunyai kesulitan untuk bicara di depan orang banyak. Atau orang yang ektrovert tapi mempunyai keterbatas ruang, jarak dan waktu untuk mentransfer ilmunya secara langsung kepada orang lain.
Kalau kita sekarang memang enak, mau mencari ilmu tinggal buka saja youtube atau dengar dari radio online atau langsung datang ke kajian. Gampang. Tapi coba bayangkan kehidupan para ulama dan salafush shalih dahulu. Karena keterbatasan ruang, jarak dan waktu, mereka semangat menulis berbagai kitab. Agar walaupun raganya tak dapat bertemu dengan sang pencari ilmu.
Tapi ilmu mereka tetap bisa didapat dari kitab-kitab yang mereka tulis. Dan hasil tulisan tersebut dapat kita nikmati juga sampai saat ini. Begitu juga hikmah yang saya ambil mengapa Alqur’an dan hadist Rasulullah Shallallahu alaihi wa salam, Allah ilhamkan kepada para khalifah untuk dituliskan dan dibukukan. Agar semua itu bisa lebih terjaga dan menyebar lebih luas.
Tahukah kamu menulis juga bisa mengurangi kebiasaan mengeluh kita. Hampir setengah dari ribuan kata yang akan kita keluarkan dalam sehari itu berisi keluhan. Dan saat kita menulis, kita tentu akan bisa mengeluarkan keluhan kita tapi karena ketika kita hendak menulis tentu kita akan lebih memikirkan kata yang mau kita keluarkan sekalipun itu berisi keluhan. Nah dengan kita memikirkannya sangat mungkin keluhan kita akan bisa berubah menjadi kalimat yang lebih positif.
Tapi berbeda jika bicara langsung, sangat mungkin kita bicara dahulu baru mikir. Hasilnya kita bisa jadi sumbu pendek yang gampang meledak. Betul gak? Jadi dengan menulis kita bisa mengeluarkan kebutuhan kata kita tapi dengan cara yang lebih baik. Menulis di sini bukan berarti harus jadi buku atau artikel di blog. Tapi juga bisa di sosmed. Mbak Kiki Barkiah bisa mengeluarkan beberapa buku yang keren itu dari kumpulan tulisannya di facebook kan?
“Tulisan itu rekam jejak. Sekali dipublikasikan, tak akan bisa kau
tarik. Tulislah hal-hal berarti yg tak akan pernah kau sesali kemudian.” (
Sekarang motivasi diri kita dan mulailah menulis. Karena menulis adalah salah satu cara yang paling tepat untuk bisa diperhitungkan.
Diperhitungkan sebagai orang yang bisa menyampaikan isi pemikirannya,
orang yang mau menebar ilmu yang dia miliki pada orang lain dan orang yang bisa memberikan
kontribusi untuk menginspirasi orang banyak. Bukankah “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (H.R. Tirmidzi). Walaupun jasad kita telah mati, tapi tulisan kita bisa tetap bisa dinikmati orang lain dan semoga itu bisa jadi amal jariah yang memberatkan timbangan amal kita di hari perhitungan kelak.
Diperhitungkan sebagai orang yang bisa menyampaikan isi pemikirannya,
orang yang mau menebar ilmu yang dia miliki pada orang lain dan orang yang bisa memberikan
kontribusi untuk menginspirasi orang banyak. Bukankah “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia.” (H.R. Tirmidzi). Walaupun jasad kita telah mati, tapi tulisan kita bisa tetap bisa dinikmati orang lain dan semoga itu bisa jadi amal jariah yang memberatkan timbangan amal kita di hari perhitungan kelak.

35 Komentar. Leave new
Menulis bagi saya adalah terapi. Seperti yang ada di hadist, menulis juga memberikan kemanfaatan dan dapat menjadi salah satu cara untuk melakukan aksi perubahan. Semangat menulis!
sama, aku juga awalnya menulis sebagai media self healing mas. Dan bersyukur ternyata bisa bermanfaat juga buat orang lain..
Satu lagi mbak,, menulis buat aku itu terapi diri dan emosi. Menulis membuat kita berpikir bagaimana untuk bisa jadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Benar mbak. Itu juga motivasi awal saya menulis. 🙂
Setuju kak, dengan menulis kita bisa menuangkan isi pikiran kita yang ga bisa di ucapkan oleh kata-kata. Dengan menulis kita juga bisa flashback ke masa laalu tentang perjalanan hidup kita. Dengan menulis, kita bisa berbagi inspirasi, tips dan sebagainya yang tentu saja positi ke pada teman atau pembaca.
Ah.. pokoknya begitu banyak manfaat dari menulis ya mbak. 😀
Suka dengan kata-kata motivasinya mba helvi Tiana Rosa . Bikin kita selalu bergerak positif. awal mula aku menulis juga agak ga pd mba,tp suka baca bukunya mba helvi aku pun jadi berani dan PD untuk menulis.
wah, ada penggemarnya mbak helvi juga ya. Hehehe.. penulis lama nih, aku kenal tulisan beliau waktu zaman SMK.
Iya saya juga lebih suka menulis daripada berbicara. Terutama pada hal-hal yang bersifat nasehat, karena tak semua orang suka dinasehati. Maka saya tulis aja jadi lebih nyaman, semua orang bisa pilih "mau baca atau tidak?" hehe
Bener banget mbak. Jadi gak terlalu "menggurui" ya.
Maasya Allah… Sepakat nih sama kamu mba, membaca dan menulis itu juga bisa melatih kita biar ga pikun loh, eyang ku dulu gitu loh mba. Sampe usia 90an ga ada pikun karna suka membaca dan nulis juga,hhheee
MasyaAllah moga kita juga bisa seperti itu ya mbak.
Maasya Allah… Sepakat nih sama kamu mba, membaca dan menulis itu juga bisa melatih kita biar ga pikun loh, eyang ku dulu gitu loh mba. Sampe usia 90an ga ada pikun karna suka membaca dan nulis juga,hhheee
Iya mbak menulislah, terutama menulis yang baik2 dan berguna buat org lain ya. InsyaAllah akan jadi amalan karena kita juga membantu org lain melalui tulisan2 kita
Bener mbak.. Setidaknya kita ada manfaatnya bagi orang lain.
Menulis ini semacam terapi banget buat aku.
Apapun ditulis karena gak bisa ngomongnya ��
Semangat mbak.. menulis memang bisa juga sebagai self healing. Dan aku juga melakukannya karena itu.
Dulu aku punya blog yang isinya curhatan semua. Baik itu permasalahan percintaan, kerjaan dan masalah pribadi. Tapi aku sudah tutup akun blog itu. Buat aku menulis itu adalah teman curhat yang aku temukan sendiri jalan keluar dari setiap permasalahan.
blog lamanya jadi semacam diary ya kak. Kalau sekrang blog kak tika dan keren nih. Bisa memberi informasi bermanfaat bagi orang lain.
Bagi saya menulis itu seperti sebuah pelarian ketika bosan terhadap rutinitas melanda..
Semacam reflesing ya mbak.
Setuju banget mbak. Dengan menulis, biasanya pemikiran kita lebih konstruktif, lebih tertata, dan bener bener sambil mikir jadi berusaha ga ada logika atau hal yang loncat. Kadang kalau untuk berbicara di depan umum, dengan menuliskan dulu poin pentingnya, itu juga sangat membantu kita berbicara.
Iya mbak, itulah pentingnya menuliskan konsep saat berbicara, apalagi kalau itu bersifat formal
Iya aku aku menulis untuk terapi jiwa. Dulu aku susah berbicara sama orang lain. Jadi mengungkapkan perasaan lewat tulisan deh.
sekarang masih susah bicara ma oranglain gak bang?
Auto suka sama kutipan hadist'a. Melalui tulisan kita memang bisa berbagi manfaat untuk sesama. Oia, aku juga setuju kalau menulis sama aja seperti berbicara. Bedanya bahasa tulisan sama bahasa verbal atau lisan aja*
Bener. Hanya beda media saja.
Iya teh, bener banget. Menulis itu menumpahkan seluruh isi hati, akhirnya setelah tulisan tuntas akan muncul perasaan puas
sepakat.. hehehe.. bisa melegahkan hati ya
Bener banget mba menulis itu rekam jejak kita makanya sekarang lagi mencoba belajaf menulis yang bener2 baik dan dapat di pertanggung jawabkan di dunia dan akhirat.
Iya mbak, belajar untuk menulis sesuatu yang positif dan No Hoax
Senangnya baca artikel ini..
Saya juga setuju sama, Mbak..
Menulis membuat kita jadi mengingat sesuatu lebih baik..
Menulis mampu menyimpan kenangan dengan rapi ya mbak.