Tinggikan Gunung, Bukan Ratakan Lembah
Tetapi sedihnya masih banyak orangtua (semoga kita tidak termasuk didalamnya) yang menggunakan standar umum dalam memandang keberhasilan anak-anak mereka. Standar umum di sini maksudnya adalah angka-angka yang hanya tertoreh dalam laporan nilai pelajaran mereka.
Sejatinya kita sebagai orangtua sebaiknya menggunakan strategi ‘meninggikan gunung bukan meratakan lembah’. Akan jauh lebih baik jika kita mau menggali dan mendukung apa yang menjadi kesukaan, passion, skill, hobi, kelebihan dan kecintaan anak-anak terhadap apa yang mereka pilih serta nikmati saat menjalaninya.
Misalnya saja nilai anak kita untuk pelajaran matematika kecil, tapi ternyata nilai tahfiznya begitu memuaskan. Sangat memungkinkan anak kita adalah tipe penghafal bukan penghitung. Jadi sebaiknya kita fokus pada kelebihannya.
Tidak ada anak yang bodoh! Karena itu selayaknya sebagai orangtua kita harus mendukung proses mereka belajar dan menghafal Alquran bukan malah menjejali mereka dengan les matematika apalagi jika les ini tanpa persetujuan dari mereka.
Belajar dari Ibu Para Orang Hebat
Jika saja ibunya Thomas Alfa Edison yang saat itu dikeluhkan sebagai ‘anak bodoh’ di sekolah oleh gurunya terus memaksa si Thomas kecil untuk tetap berada di sekolah . Maka kita tidak akan menikmati cahaya lampu yang menerangi rumah-rumah kita saat gelap malam menyapa. Tapi ibunya Thomas memilih mengeluarkan anaknya dari sekolah.
Memilih melakukan homeschooling, mengajari Thomas sendiri dan mensuport Tomas dengan buku dan peralatan penunjang aktivitas percobaan ilmiah yang disukainya. Bukan sekali dua kali percobaan itu gagal, tapi ratusan kali dan sang ibu tidak menyerah. Karena dia tahu Thomas menyukai itu.
Cerita serupa juga terjadi pada Albert Enstein seorang anak penderita salah satu jenis penyakit yang masih termasuk golongan autis. Yang dibully sebagai ‘anak dungu’. Tapi kenyataannya dia sangat jenius malah meraih nobel fisika karena penemuannya.
Begitu juga dengan ‘si Rocky’ Sylvester Stallone adalah orang yang bermasalah dan lambat dalam perkuliahannya dan akhirnya drop out dari kampus. Karena putus asa merasa tidak punya harapan masa depan yang cerah akhirnya dia mencoba belajar akting dan menulis naskah.
Hasilnya? Dia berhasil menghasilnya sebuah maha karya film Rocky yang bukan hanya terkenal di negara asalnya tapi di seluruh dunia. Mungkin kamu salah satu yang tahu film ini?
Dari film tersebut dia berhasil mendapatkan gelar Bachelor of Fine Arts (BFA) oleh rektor Universitas Miami yang dulu pernah dia tinggalkan. Dia mendapatkan gelar tanpa harus kuliah dan ujian skripsi.
Yakinlah Tidak ada anak yang Bodoh
Bukan berati dalam tulisan ini saya kontra dengan pendidikan formal. Sama sekali tidak! Karena saat ini anak saya pun masih mencari ilmu di sekolah formal.
Tetapi disini saya fokus mengajak orang tua untuk tak hanya sekedar melihat kepintaran dan kecerdasan anak hanya dari nilai rapor. So, yuk kita gali dan temukan apa yang menjadi kelebihan anak-anak kita.
Yakinlah tidak ada anak bodoh, mereka pasti memiliki sesuatu yang bisa membuat mereka sukses dengan menjadi diri mereka sendiri. Mari kita dukung sepenuhnya. Dunia ini tidak hanya membutuhkan ilmuwan, pegawai negeri, dokter, polisi, atau pekerjaan berseragam lainnya.
Dunia ini juga butuh petani hebat, peternak pintar, pembisnis sukses, ulama jenius, dan pekerjaan lain yang terkadang diremehkan tetapi sebenarnya sangatlah dibutuhkan. Nah, bisa jadi itu salah satu pilihan dari anak-anak kita kelak. Tugas kita sebagai orang tua adalah fokus melihat kelebihan anak-anak bukan malah kekurangannya, mendampingi proses belajar mereka, dan berusaha sebaik mungkin memberikan fasilitas terbaik.
48 Komentar. Leave new
Kak dyah, gimana ya cara mudah nya melihat bakat anak yang sesungguhnya?
Ada gak teori paling mudah
Ada.. dengan pengamatan. itu aja dulu. Sebenernya ada sih tes khusus ya itu berbayar dan aku belum melakukannya. masih dengan sistem konven aja.
Betul betul. Pengamatan.
Tp kudu sabar sabar..
Awak kadang mau cepat tau aja passionnya kmn..
Saya pengen ikut test khusus ini. Tapi sampe skrg blom kesampaian.
3 anak lumayan juga mak. klau satunya aja 350rb. xixi…. aku nanti ajalah tunggu kepepet
Wahh materi kelas matriks apa kelas BunSay nih ya…hehe…?
Xixixi.. masih matrik loh kk. ini aja baru lulus.
Tp udah banyak yg dipelajari kayaknya ya.. mantap
heheh… memperlajari ilmu itu jauh lebih mudah. Tapi mencoba mengaplikasikannya itu yang rada berat kk.
Tulisannya bagus mba. Saya setuju banget sama apa isi tulisan ini, pendidikan formal memang penting, tapi minat anak juga harus kita perhatikan. Kalo anak sudah sesuai dijalurnya, pasti juga akan menyenangkan baik untuk anak maupun orang tua nya. Saya juga mulai mempelajari apa minat dari anak saya, agar bisa lebih dikembangkan lagi
Bener mbak, yang penting mereka nyaman dengan aktivitas yang mereka lakukan. saya juga masih tahap observasi coz duo krucils kami juga masih kecil.
Setuju banget. Yang ada hanyalah kecenderungan yang berbeda. jadi ingat drama dragon zakura. anak kembar. yang satu dari kecil sudah cerdas akademis. yang satu asik dengan mainannya melulu. yang satu dicap jenius. yang satunya dicap bolot. pas sma, yang bolot ketemu si dragon zakura dan awakening dari cap selama ini. eh dia yang malah lulus todai.
wah jadi ngerivew film ya mas. Aku jadi mau nonton juga. Hehehe..
Aku paling tidak suka dengan kata-kata menyebutkan anak bodoh. Tidak ada naka bodoh hanya saja si anak memerlukan perhatian lebih dari orangtua.
Bener kak, tidak ada anak bodoh dan nakal sebenernya hanya kita orang dewasa yang kurang memperhatikan mereka.
Setuju, sesungguhnya Allah menciptakan manusia itu tidak dalam keadaan bodoh, melainkan dengan kecerdasan masing-masing manusia. Allah menciptakan setiap manusia dg keunikan nya tersendiri.
Bener mbak. Setiap orang pasti punya kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Pendidikan formal penting tapi lebih penting lagi bagaimana mempersiapkan anak sejak dini untuk menghadapi hidupnya nanti. Karena banyak juga yang secara akademis juara tapi enggak mampu survive di lingkungan sosialnya.
Sehingga tak melulu nilai yang dikejar, tapi juga bagaimana untuk hidup "pintar"
Bener banget mbak. Banyak yang gak survive di dunia kerja.
Kasian kalau anak itu dibilang bodoh, padahal banyak potensi yang belum digali, peran orangtualah yang dapat mempengaruhi kepintarab si anak
Tapi sayangnya masih banyak yang seperti ini, melabeli anak sendiri dengan sebutan bodoh.
Betuuul .. semua anak spesial. Masing2 punya kekurangan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.
yap.. Allah ciptakan manusia dengan kelebihan dan kekurangan.
Saya setuju sekali, kecerdasan anak itu ada banyak ada sekitar 8 kecerdasan. Jadi kalau si anak lemah di satu atau dua kecerdasan, fokuskan saja kecerdasan yang kuat.
Masalahnya adalah di Indonesia, anak dikatakan cerdas apabila matematika atau IPAnya bagus, nggak peduli nilai di rapornya olahraga yang bagus atau seninya bagus. Kalau matematikanya jelek label bodoh gampang banget disematkan…
Nah itu dia, masih banyak realitanya yang seperti ini.
Aku setuju dengan ungkapan kalau tifak ada anak yang bodoh, karena pernah dijelaskan oleh om Dedy Corbuzer mengenai hal demikian. Dan akupun akhirnya faham, bahwa semua orang diciptakan spesial dengan kemampuannya masing-masing
Sebagai orangtua kita yang berkewajiban membantu menemukan kespesialan mereka itu.
Setuju, setiap anak punya kelebihan masing-masing. Cuma kadang tuntutan dan paksaan orang tua lah yang membuat kelebihan mereka justru tenggelam dan dipaksa berjuang pada apa yang tidak menjadi kesukaan mereka.
iya mbak.. banyak yanng seperti ini. menjadi "tumbal" ortunya
Ah betul mbak, berkaca dari diriku sendiri semasa sekolah kyknya ngambang aja gtu bingung bakatnya apa, aku gk mau anak2 kyk gtu jd sejak skrng udah mulai dilihat potensi mereka apa dan kita tinggal mengarahkan. Gak perlu pinter di semua bidang, satu aja tak mengapa asal fokus
Yap bener mbak sedini mungkin kita harus observasi dan bantu mereka menemukan jati diri mereka sendiri tanpa harus ikut-ikutan seperti orang lain.
Bener banget mba smua anak special ya, mashaa allah smoga anak-anak kita slalu dlm lindungan allah
Aamiin ya Rabb..
Aku setuju banget mbak. Peran pendidika formal memang penting, tapi orang tua di rumah juga sangat penting dalam mendidik karakter dan memunculkan poten si anak. Semoga para orang tua bisa banyak yang menyadari hal ini ya
Aamiin ya Allah.. Semoga orang tua gak telat sadar potensi tiap anak itu berbeda
setuju banget mba. setiap orang dilahirkan dengan kemampuan masing-masing. tergantung kitanya aja bisa mengasah potensi tersebut dengan baik atu ngga..
Betul.. makanya sangat perlu dukungan dari para orangtua.
Sepakat, tidak ada sanak yang bodoh. Setiap anak memiliki kelebihan masing-masing, yang (seharusnya) bisa dikembangkan dengan baik dan bisa menjadikannya orang sukses di masa depan.
Semoga ya mbak. Jadi tidak ada yang bingung mau apa selepas kuliah.
Bener banget. Semua anak punya karakteristik dan kesukaan masing masing, kalau diarahkan ke minat yang disuka pasti hasilnya jauh lebih baik
Yap.. jangan paksakan anak harus sesuai dengan yang kita mau
Nggak ada anak bodoh mbak, yang ada orangtua yang nggak mau belajar memahami anaknya. Jadi orangtuanya yang sebenernya perlu belajar untuk tau potensi anak dan mengarahkannya dengan baik.
Bener mbak.. semoga makin banyak orang tua yang sadar akan hal ini.
Setuju sekali sma judulnya tidak ada anak yg bodoh ?
Makasih ya bang sudah berkunjung di blog kami
halo kak aku sering dikatain bodoh oleh orang tua sendiri apakah mental aku bisa dikuatkan
Halo danesh, terimakasih sudah berkunjung dan membaca artikel saya. InsyaAllah bisa, lakukan self healing. Percaya pada diri sendiri bahwa kamu punya kelebihan. Cari dan asah kelebihan tersebut Walaupun itu bukan dalam bidang akademik (pelajaran). MIsala seni, olahraga dan lainnya. Setelah kamu tahu apa yang kamu punya, tunjukkan pada mereka bahwa kamu bisa berhasil dan bukan anak bodoh.