


Menumbuhkan minat baca anak di era digital ini semakin banyak tantangannya. Saat ini, balita hingga anak-anak yang merupakan generasi A dan generasi Z atau yang biasa disebut generasi digital lebih menyukai bermain gawai dibandingkan membaca. Sehingga dibutuhkan peran serta orangtua untuk mengarahkan agar anak-anak generasi digital ini tetap bisa mencintai budaya membaca.
******
Menurut data yang dikeluarkan UNESCO pada tahun 2012, indeks minat baca di Indonesia mencapai 0,001. Itu artinya setiap 1000 orang penduduk hanya ada 1 orang yang mempunyai minat baca.
Hal serupa diulas juga oleh salah satu laman berita online yaitu news.detik.com. Berdasarkan informasi yang saya baca di sana. Dari hasil penelitian Program For Internasional Student Assessment (PISA) rilisan Organisation For Economic Co-Operation and Develompent (OECD) tahun 2015, menyatakan bahwa indonesia berada di tingkat 62 dari 70 negara.
Sedangkan riset lainnya yang bertajuk ”Most Littered Nation In the World” yang dilakukan Central Connecticut State University (CCSU) pada Maret tahun 2016 lalu, Indonesia berada di peringkat 60 dari 61 negara. Hal ini menunjukkan rendahnya minat baca Indonesia dibandingkan negara-negara lain di dunia. Miris bukan?
Memang banyak faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca masyarakat Indonesia terutama di era digital ini. Mulai dari televisi, play station, game online, gawai, media sosial, dan lainnya.
Sehingga dibutuhkan partisipasi dan kolaborasi yang sangat besar untuk menumbuhkan minat baca ini dari berbagai pihak seperti pemerintah, masyarakat, sekolah serta yang tidak kalah penting adalah keluarga. Karena seperti yang kita ketahui keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang mempunyai peran sentral dalam pendidikan anak.
Terutama bagi anak usia dini, keluargalah pondasi pertama dan utama dalam membentuk karakter pada diri sang anak. Jadi, sudah seharusnya keluarga berperan besar dalam mewujudkan budaya membaca ini dimulai dari dalam rumahnya. Itulah yang saat ini sedang kami lakukan untuk kedua buah hati kami yaitu duo AuRa (Auni dan Rais).

Minat baca itu sangatlah penting, karena aktivitas membaca ini merupakan salah satu tonggak utama dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) di masa kini dan di masa mendatang. Hal ini juga selaras untuk mewujudkan program dan cita-cita pemerintah yaitu “SDM unggul, Indonesia maju”.
Oh tentu saja ada hubungan di antara keduanya. Bukankah orang-orang hebat adalah orang yang punya minat baca yang tinggi? Baik orang-orang hebat yang ada di masa kini maupun masa terdahulu. Bahkan ayat pertama yang Allah turunkan kepada Rasulullah Shallahua’laihi Wassalam dalam agama yang saya anut adalah IQRA’ yang artinya bacalah. Hikmahnya, Allah ingin menyampaikan bahwa ilmu itu, bisa kita dapatkan dari aktivitas membaca.
Terlebih lagi di era digital ini, sangat dibutuhkan kemampuan individu dalam menyaring informasi yang mereka dapatkan. Maklum zaman sekarang banyak berita palsu/HOAX kan? Nah, orang yang suka membaca akan punya banyak pengetahuan, sehingga mampu mengolah dan memahami informasi yang mereka dapatkan tersebut. Mereka akan mengecek kebenarnya informasi tersebut terlebih dahulu sehingga mereka tidak akan mudah terjerumus.
Selain itu, mereka yang suka membaca juga akan memiliki keterampilan berpikir yang jauh lebih besar untuk memecahkan masalah yang dihadapinya sehari-hari dari ilmu dan informasi yang sudah didapat. Serta tidak menutup kemungkinan, pada akhirnya mereka akan mampu menciptakan karya yang bisa memberi manfaat bagi orang lain.
Nah, jika itu terjadi tentunya kualitas SDM Indonesia akan semakin maju kan? Hal inilah yang sedang saya usahakan kepada duo AuRa, kedua buah hati kami. Saya ingin mereka jadi anak yang cerdas yang memiliki minat baca yang tinggi. Sehingga mereka mampu jadi generasi yang unggul nan berkualitas.
Tumbuhkan Minat Baca Sejak Dini
Jika ditanya, kapan saat yang tepat menumbuhkan minat baca pada anak? Jawabnya sedini mungkin. Bukan saat anak sudah bisa membaca akan tetapi sejak mereka masih di dalam kandungan. Jangan salah, bayi di dalam kandungan itu mengerti loh jika dibacakan oleh orangtuanya. Saat hamil duo AuRa, saya sering membacakan buku kepada mereka dan tak jarang mereka memberi respon dengan gerakan-gerakan kecil.
Apalagi setelah mereka telah lahir, minimal menjelang tidur adalah waktu yang wajib untuk saya atau abinya membacakan cerita atau yang kekinian dikenal dengan story telling. Setelah selesai membacakan cerita, kami mencoba mengajak mereka mengambil hikmah dan berdiskusi dari cerita yang sudah dibacakan.
Nah, saat itulah kami juga menyelipkan petuah dan nasehat kami secara tersirat, tentunya sesuai dengan isi cerita tersebut. Hasilnya Alhamdulillah memberikan efek yang sangat baik bagi perkembangan mereka. mereka jadi lebih mudah menerima nasehat, karena saat mengambil hikmah dari cerita yang sudah dibaca tersebut, mereka merasa tidak digurui.
Selain itu kosakata mereka juga sangat bagus dan saya tidak merasa mengalami kesulitan saat mengajarkan mereka membaca. Alhamdulillah Auni dan Rais bisa membaca huruf latin dan membaca Alquran sebelum masuk TK. Sekarang bahkan tidak jarang malah Auni atau Rais yang story telling untuk kami seperti video di bawah ini.
Cara Asyik Menumbuhkan Minat Baca Anak
Sebenarnya selain rajin story telling atau membacakan buku cerita pada anak-anak setiap hari minimal 10 menit. Kami juga melakukan hal lain yang biasa dilakukan banyak orang dalam meningkatkan minat baca anak, seperti:
- Menyediakan banyak buku semacam mini library di rumah
- Memberi teladan dengan rajin membaca buku juga.
- Mengajak mereka ke perpustakaan dan toko buku.
- Memberi semangat dan apresiasi anak saat sudah selesai membaca.
Namun, saya juga mencari cara yang lebih asyik agar anak-anak lebih tertarik membaca dan menjadikan aktivitas membaca menjadi menyenangkan. Mengingat membaca bukan sekedar membaca buku cerita saja, jadi saya ambil kesempatan itu. Agar nantinya mereka mau membaca buku apa saja yang memberikan manfaat dan kebaikan buat mereka. Bukan hanya buku cerita saja. Apa saja cara asyik itu?
ASYIKNYA MEMBACA DAN MEMBUAT KERAJINAN TANGAN
Membuat kerajinan tangan atau crafting adalah salah satu hobi dari duo AuRa. Nah, karena tahu akan hal itu saya memberikan beberapa buku tentang kerajinan tangan.
Dengan membaca buku-buku tersebut. Mereka bisa menemukan ide-ide kreatif kerajinan tangan apa yang mau mereka buat. Seperti foto di samping, Auni yang membuat akurium berdasarkan buku yang dibacanya.


ASYIKNYA MEMBACA DAN BEREKSPERIMEN SAINS
Dengan menyediakan buku-buku sains untuk anak-anak, saya juga membeli yang ada eksperimennya. Maklum anak-anak pasti sangat senang belajar sains itu dengan praktek langsung.
Saya membiarkan mereka memilih ekperimen sains mana yang mau diprakterkan tentunya dari buku-buku yang ada di rumah. Karena mereka menyukai praktek sains ini, sehingga mau tak mau mereka jadi termotivasi membaca buku tersebut. Setelah praktek, saya juga meminta mereka menemukan jawaban atas ekperimen yang sudah dilakukan di buku tersebut dan nantinya dilanjutkan dengan berdiskusi.
ASYIKNYA MEMBACA DAN BERMAIN
Membaca sambil bermain? Iya, Moms tidak salah baca kok. Saya suka membelikan duo AuRa mainan edukatif sebagai media belajar. Nah, dari mainan ini saya ajak mereka untuk membaca buku.
Misalnya saat saya membelikan mainan dinosaurus. Dengan menggunakan mainan dinosaurus, saya minta mereka menemukan nama dan informasi tentang mainan tersebut. Tentunya dengan membaca buku.
Dengan cara ini, terutama si Rais jadi sangat semangat mengenal dinosaurus. Bukan hanya namanya saja, tapi cara makannya, ciri-cirinya, dan lainnya.


ASYIKNYA MEMBACA DAN JALAN-JALAN
Saat ingin jalan-jalan, Sebisa mungkin kami selalu membawa buku. Karena buku merupakan sahabat terbaik perjalanan. Namun karena covid 19, sudah hampir tiga bulan kami tidak melakukan perjalanan jauh. Biasanya kami ikut abinya kunjungan kerja ke luar kota.
Jadi belakangan ini, kami hanya keluar seperlunya saja. Biasanya hanya untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Saat saya harus ke luar rumah untuk membeli kebutuhan harian rumah tangga, duo AuRa selalu ikut. Karena memang kurang memungkinkan meninggalkan mereka berdua saja di rumah. Nah, Buku adalah teman yang asyik bagi mereka di mobil sebagai pengusir rasa bosan saat menunggu saya yang turun untuk berbelanja.
Gimana asyik kan pengalaman kami dalam usaha menumbuhkan minat baca duo AuRa? Saya tidak ingin aktivitas membaca itu sesuatu yang dipaksakan. Saya dan suami hanya melakukan stimulasi.
Jadi anak-anak tetap bisa bermain dan melakukan hal yang menyenangkan dengan membaca. Maklum saja, anak-anak kan sudah fitrahnya susah duduk manis, maunya main dan bergerak saja. Jadi dengan adanya kolaborasi di atas. Kesukaan anak yaitu bermain tetap jalan, tapi usaha orangtua dalam menumbuhkan minat baca juga tercapai.
Berbagai Jenis Buku Anak
“Ah, anak saya tidak hobi membaca”
atau
“Anak saya juga, cuma bisanya coret-coret dan merobekkan buku saja”
Saya sering mendengar pernyataan ini. Waktu saya tanya berapa usia anaknya? Tahu tak jawaban mereka? Ternyata anak mereka masih berusia balita dan diberikan buku kertas. Ya iyalah, anaknya akan kurang tertarik dengan buku tersebut. Yang ada malah dicoret-coret bahkan tidak jarang diemut karena sebagaian besar balita masih mengalami fase oral. Apalagi seringkali orangtuanya tidak melakukan hal lain dalam menumbuhkan minat baca sang anak. Lihat anaknya kurang tertarik dengan buku langsung menyerah.
Padahal menumbuhkan minta baca anak itu butuh perjuangan dan kekonsistenan plus biaya juga. Ingat! Tidak ada yang instan di dunia ini. Bahkan mie yang katanya instan saja butuh dimasak atau disiram air panas untuk bisa dimakan. Apalagi menumbuhkan minat baca anak-anak.
Maka dari itu, sebaiknya jangan sembarang memberi buku ke anak. Kita mesti memberikan jenis buku yang tepat sesuai usia dan minat mereka. Agar mereka bisa tertarik dan mencintai buku. Memangnya apa saja jenis buku yang tepat untuk anak-anak?
Berdasarkan jenis isi dan bentuknya bisa dibaca selengkapnya di blogpost saya sebelumnya tentang mengenal jenis buku anak. Sedangkan berdasarkan jenis bahannya, buku bisa digolongkan menjadi 4 yaitu :
Soft Book
Buku jenis ini bisa berbahan kain (cloth book) atau sering disebut dengan buku bantal (fillow book) sangat aman untuk bayi. Biasanya bahannya bisa dicuci (washable) jadi bisa lebih higienis. Buku ini ringan dan gampang membawanya. Buku ini cocok untuk bayi usia 0-8 bulan.
Hard book/board book
Buku ini terbuat dari bahan karton yang keras yang bagian atasnya dilapisi plastik jadi buku ini aman jika terkena air atau bahkan saat dicoret anak-anak jadi bisa membuat bukunya lebih tahan lama. Tapi karena berbahan karton jadi buku jenis ini cukup berat. sehingga cocok untuk anak yang berusia 8 bulan sampai usia balita.

Digital book
Buku ini berbentuk digital atau elektronik yang berisi cerita dan juga gambar. Digital book ini bisa dibuka dan dibaca melalui perangkat elektronik seperti smartphone, tablet bahkan komputer. Nah, salah satunya kita bisa mendapatkan digital book ini di website let’s Read ataupun aplikasinya.
Let's Read, Perpustakaan Digital Buku Cerita Anak
Misi dari Let’s Read Indonesia yaitu membudayakan kegemaran membaca pada anak Indonesia sejak dini melalui digitalisasi cerita bergambar, pengembangan cerita rakyat yang kaya akan kearifan lokal, dan penerjemahan buku cerita berkualitas baik terbitan salam dan liar negeri ke dalam bahasa nasional dan bahasa ibu.
Let’s read ini bisa diakses di Web ataupun aplikasi. Tapi kami lebih memilih mendownload aplikasinya karena lebih simple. Apalagi kapasitasnya kecil sekali yaitu 2,9 MB. Dengan bintang 4,1 dari 371 ulasan, aplikasi ini sudah didownload lebih dari 50.000 pengguna lho Moms. Nah, jadi jika ada yang membuat penyataan seperti ini.
“Anak-anakku sukanya main gawai, kurang suka baca buku”
Tidak usah bingung lagi, karena ada Let’s Read yang bisa menjadi salah satu solusi buat Moms untuk menumbuhkan budaya baca pada anak-anak di era digital ini. Mulailah tumbuhkan minat baca anak dengan aplikasi ini.
Tapi saran saya, sebaiknya anak-anak tetap diberi batas waktu ya Moms untuk pegang gawai. Duo AuRa tetap saya izinkan memegang gawai tapi hanya 60 menit per hari saat ini karena sedang #dirumahaaja. Tapi jika sudah mulai sekolah seperti biasa, mereka hanya boleh menggunakan gawai 60 menit di hari Sabtu dan Minggu saja.
Let’s Read juga sangat membantu para orangtua yang mempunyai keterbatasan dana untuk membeli buku cetak dan orangtua yang ingin mengenalkan digital book pada anak-anak. Agar anak-anak masa kini tahu buku itu bukan hanya dalam bentuk cetak tapi juga ada bentuk digitalnya.
Saat saya mendownload aplikasi Let’s Read ini, ternyata anak-anak saya langsung suka dan meminta izin meminjam gawai untuk membaca cerita-ceritanya. Saya pun mengizinkannya karena memang aplikasi ini sangat bermanfaat dan memang keren banget. Tapi tetap berbatas waktu ya. Oh ya, banyak sekali keunggulan dari aplikasi Let’s Read ini lho Moms. Seperti:
- Ilustrasi yang eye catching
Kenapa buku anak-anak itu didominasi dengan animasi yang indah nan menawan? Ya karena ilustrasi inilah yang menjadi daya tarik utama anak-anak yang baru mengenal buku. Karena anak-anak terutama yang belum bisa membaca teks, mereka menikmati cerita dengan melihat ilustrasinya. Jadi tanpa membaca sekalipun mereka bisa bercerita tentang buku yang dibacanya. Itu yang terjadi pada duo AuRa dulu sebelum mereka bisa membaca.

- Punya pilihan banyak bahasa
Setidaknya saat saya menghitung ada 44 bahasa yang bisa kita pilih termasuk bahasa inggris dan bahasa indonesia. Serta ada bahasa daerah (bahasa ibu) juga loh, yaitu bahasa Minangkabau (Minang), Javanese (Jawa), Sundanese (Sunda), dan Balinese (Bali). Jadi anak-anak bisa belajar bahasa lain selain bahasa Indonesia.

- Terdiri dari enam level
Di let’s Read ini ada 6 level cerita bergambar yang bisa Moms pilih. Mulai dari buku pertamaku, tingkat 1, tingkat 2, tingkat 3, tingkat 4 dan terakhir tingkat 5. Nah, ini dikategorikan sesuai dengan usia dan kemampuan anak-anak kita. Semakin tinggi levelnya semakin tinggi juga tingkat kesulitannya (teksnya lebih banyak). Nah, untuk duo AuRa mereka Alhamdulillah sudah bisa menikmati semua level cerita bergambarnya.

- Ada pilihan tag/label
Rais suka sekali cerita tentang pahlawan dan hewan, sedangkan auni sukanya tentang keluarga. Nah, asyiknya di aplikasi Let’s Read ini ada 15 label yang bisa kita pilih. Apa saja itu? Superhero, Critical Thingking, Science, Adventute, Animals, Art and Music, Problem Solving, Non-Fiction, Nature, Mighty Girls, health, funny, Folktales, Community, Famili & Frienship.

- Bisa dibaca secara offline dan dicetak
Cerita bergambar ini bisa kita download dan bisa kita baca secara offline. Jadi tidak membutuhkan jaringan seluler ataupun wifi. Caranya cukup klik tanda download nanti akan berubah menjadi tanda contreng hijau. Itu artinya cerita tersebut sudah bisa kita baca secara offline. Selain itu cerita bergambarnya bisa kita print loh. Tapi kalau ini kita harus membukanya lewat webnya Let’s Read. Nanti akan ada pilihan mau diunduh dalam format ePUB atau PDF. Formatnya pun ada 3 pilihan yaitu vertikal, horizontal dan buku kecil. Nah, hasil unduhan inilah yang bisa kita baca secara offline ataupun bisa juga kita print (lihat video di atas, saat Auni sedang storytelling).

Gimana banyak sekali keunggulan aplikasi Let’s Read ini kan Moms? Nah, sudah banyak keluarga yang menggunakan aplikasi ini untuk menumbuhkan minat baca anak-anaknya. Termasuk juga keluarga kami. Jadi jika alasannya soal gawai vs buku, soal dana atauapun lainnya, itu sebenarnya bukanlah penghalang kita untuk menumbuhkan minat baca anak-anak. Karena ada banyak solusi jika kita mau berjuang. Salah satunya dengan menggunakan aplikasi Let’s Read yang keren ini.
Bagaimana tertarik kan Moms? Yuk, kita tumbuhan minat baca anak-anak. Agar anak-anak jadi generasi yang melek literasi dan jadi generasi cerdas nan unggul. Klik langsung tombol di bawah ini ya, untuk mengunduh aplikasi Let’s read.
Tulisan ini diikutsertakan dalam
" Let’s Read Blog Competition"
- https://reader.letsreadasia.org/
- https://www.indorelawan.org/organization/5b16348bcaffbcdc2733e674
- https://news.detik.com/berita/d-4371993/benarkah-minat-baca-orang-indonesia-serendah-ini
- Pengalaman pribadi
- Aplikasi dan web Let’s Read
- Foto pribadi
- Freepik
- Canva
71 Komentar. Leave new
kak, ok banget ini ulasannya lengkap. kebetulan anak sayabrafa masih 1 thn umurnya, spertinya lets read cocok ya kak buat rafa.
Ada tag buku pertamaku di let’s read ini kak. Bisa untuk anak usia 1 tahun. Tentunya dengan pendampingan bacanya
kak, ok banget ini ulasannya lengkap. kebetulan anak sayabrafa masih 1 thn umurnya, spertinya lets read cocok ya kak buat rafa
Cocok bangettt mba. Jangankan 1 tahun ya. Begitu anak kita udah bisa duduk aja, itu mereka udah bisa tertarik sama cerita, mau itu buku atau dongeng. Nah, pas nih Let’s Read buat dicoba.
Nah, betul banget mbak mutia.
Wah sekarang cari bacaan anak jadi lebih mudah ya..Gak perlu keluar rumah cukup lewat HP saja ya..Nanti saya mau download juga aplikasi lets read ini buat anak saya. Cerita yang dilengkapi gambar ini pasti disukai anak saya
Iya mbak, lumayan banget. Let’s read bisa buat tambah-tambah bacaan selama anak di rumah aja.
Wah ma kasih tipsnya ya, Mba. Pas banget nih buat anakku yg kecil. Dia saat ini sih baru minta gambar dan mewarnai. Blm ke baca.
Iya mbak, anak-anak balita biasanya baca gambar bukan tulisannya. Jadi butuh cerita yang ilustrasinya menarik bagi mereka
Aku baru tahu let’s Read karena ikut lombanya hihi. Btw ulasannya lengkap banget mba. Mudah-mudahan menang yaa. Aamiin
Aamiin.. mksh mbak jihan ^^
Alhamdulillah anak saya suka baca buku. Sering minta bacain berulang juga. Cuma memang harga buku anak mahal banget. Nah baca dari aplikasi bisa jadi solusi menjelang gajian lagi ?
Bener mbak, harga buku anak memang lumayan. Karena ilustrasinya banyak jadi biaya tintanya juga pasti besar.
Keren banget sih aplikasinya, coba dulu waktu kecil saya ada di zaman sekarang. Pasti lebih suka baca tanpa perlu nabung dlu untuk beli buku baru.
Hehehe… Tapi dengan pengalaman kita dulu cerita perjuangan beli buku lebih terkenang kan mbak?
Baca dari Let’s Read tentunya secara ilustrasi dan experience-nya beda yaaa. Kalo di-mix sama baca buku yg hardcopy pasti anak-anak sangat antusias. Bisa jadi alternatif juga kalo anak udah bosan baca buku yg mereka punya di rumah.
Betul banget mbak, apalagi cerita bergambar di let’s read ini bisa dicetak juga.
Halo mbak, rasanya udah lama banget enggak mampir ke blog ini, hihihi. Aku juga lagi belajar menumbuhkan minat baca anak-anak. kok ya pas banget ketemu tulisan mbak. akan aku coba deh lET’S READ
Halo juga mbak ajeng, makasih nih buat kunjungannya. Yuk download let’s read nya ^^
Mbakk ini udah bisa di donload ya aplikasinya? Kapan hari sempet ga bisa kayanyaa..
Alhamdulillah.. udah bisa mbak. Cuzz klik tombol hijau di atas untuk mendownload aplikasi let’s read ini
Aih keren pembahasannya.
Lengkap kap kap..
Anak anak juga suka aplikasi let’s read ini.
Saya pun suka
Makasih kk vi.. hehehe.. sama kak aku juga doyan ma let’s read ini
Bener banget kak.. Emang harus dibiasakan membaca sedari kecil..
Yap, biar terbiasa ya mbak
Saya masih sering jengkel nih kalau anak pegang HP. Mereka jadi lupa kalau perintah orangtua perlu diperhatikan. Kalau mau menyuruh harus sabar menunggu sampai jam pakai HPnya selesai. Jadi saya agak gala mengenalkan cara baca digital ini.
Tapi memang harus dicoba dulu ya
Kalau kami pake kesepakatan waktu mbak, Alhamdulillah sejauh ini anak-anak konsisten dengan kesepakatan itu
Mengajarkan anak dari dini untuk membaca memang sangat wajib ya. Agar kelak si anak ketika besar menjadi suka membaca. Cara mengajarkan anak membaca sambil bereksperimen sepertinga ide yang bagus ya
Iya bang, harus cari cara asyik agar mereka lebih tertarik salah satunya dengan mengajak bereksperimen
Setuju mbak, menumbuhkan minat baca memang harus dimulai sejak dini. Karena minat itu Khan bisa tumbuh dari kebiasaan ya…
Ala bisa karena biasa ya mbak.. nah, itu tugas orangtua menumbuhkannya
Jaman sekarang anak-anak mainnya udah gadget mulu, daripada cuma mainan game lebih baik diarahkan untuk hal-hal positif kaya gini. Pake lets read bisa baca-baca buku anak dari hp deh.
Yap, betul sangat mbak. Jadi pas buka hp gak game terus yang dilihat
Lets read, sungguh inovasi yg mantabs. Kekinian dan membuat anak jd ga bosan. Keren ihhh ????
Tentunya, emang keren. Soalnya keunggulan let’s read ini memang banyak bang
Wah, ulasannya lengkap banget. Bagus Mbak Dyah. Memang minat baca anak sekarang di Indonesia sedikit sekali, soalnya kadang kegantiin sama main gawai, Mbak. Sayang banget, kan, ya.
Saya juga udah pasang Let’s Read, gambarnya bagus dan menarik perhatian anak. Ceritanya juga mudah dipahami. Anak saya pengen dibacain cerita kembali dari Let’s Read ini
Terimakasih mbak. Wah, sudah download aplikasi let’s read juga ya mbak. Memang keren kan?
Menarik. Perlu juga buku untuk anakku yang demam main game atau nonton youtube di ponsel. Biar bisa mengubah kebiasaan jelek itu, harus dijejali buku bacaan agar perhatiannya teralihkan dan minat bacanya tumbuh.. Makasihh informasinya
Sama-sama bang. Iya bang setidaknya pegang gawai gak ngegame ma youtube aja
Setuju bangeeeettt.Menumbuhkan minat baca anak BUKAN dimulai saat anak udah bisa baca. Justru ketika belum bisa baca harus udah diperkenalkan.
Betul banget mbak. Sedini mungkin kenalkan anak dengan buku.
Dy, nyaman banget sama tampilan blog, isinya apa lagiiiii.
Lengkap kap kap
Setuju pada poin menanamkan minat baca sedini mungkin.
Keren bgt budaya membaca pada keluarganya Kak ^^ ada perpustakaan dan mmpersilakan si kecil bereksperimen dari ulasan2 dalam buku. Artikel dan ilustrasiny jg lucu. smg menang y kak ^^ terima kasih ulasannya.
Alhamdulillah.. terimakasih juga atas kunjungannya mbak
Di rumahku sekarang ini, tiap hari minggu ada agenda baca buku bareng (aku dan tiga anakku) selama 1,5 jam.
Kalau untuk anak yang paling kecil, setelah baca buku, dia lalu menulis kesimpulan tentang buku yang dibacanya.
Tulisan ringan sih.
Aku pengen anak-anak jadi senang membaca, seperti masa kecilku dulu.
Wah, keren banget mbak. Kalau kami biasanya sebelum tidur malam.
Iya minat baca kita kurang ya, harus SemangatCiee lagi mengubah kebiasaan itu, yups dengan semenjak dini udah diperkenalkan dan digerakkan untuk membaca
Xixixi.. semangat Ciee ya mbak. Iya mbak diperkenalkan sejak dini biar ala bisa karena biasa
Setuju banget. Semakin banyak membaca semakin banyak pengetahuan yang dimiliki. Ini ulasannya lengkap banget, Download aah.
Yuk cuzz download aplikasi let’s readnya kak. Klik tombol ijo paling bawah ya
Aku setuju kalau minat baca itu sedikit banyak dipengaruhi oleh gaya parenting orang tua bahkan sebelum anak lahir.
Jadi, kalau anak kurang minat baca, well, marilah secara jujur mengevaluasi diri.
… di mana yang salah/kurang?
… dan kalau sudah ketemu, yuk berikhtiar melalukan introspeksi dan evaluasi!
Btw, aplikasi ini keren sekali. Bisa jadi referensi.
Yuk, tumbuhkan minat baca anak di era digital!
Yuk, semangat mbak. Jadi orangtua memang perlu banyak belajar dan berikhriat ya mbak.
Semoga aku dan calon suamiku nanti bisa ngikuti jejak umi dan abi duo aura,. Rajin membacakan buku hehe
Jadi walau mereka belum ngerti tapi tetap bagus dijadiin pembiasaan ya kak?
semakin tinggi angka minat baca maka semakin tinggi juga pula angka SDM yg di dapatkan untuk negaa Indonesia kita ini
Lengkap ni penjelasannya kak, btw jadi pengen unduh Let’s read ada tingkatannya gitu jadi tau buku mana yang cocok dibaca anak sesuai umurnya ?
Lets read ini inovasi bgt buat membaca gaya baru bagi anak anka jaman now yaaa
Jd alternate supaya ga ke gadget hehe
Mantul deh Lets Read yaa bs menumbuhkan minat baca anak² Indonesia agar peringkat literasi kita meningkat di mata dunia..aamiin
Selain bikin anak-anak suka membaca, dikarenakan banyak bahasa yang bisa dipakai di let’s read makanya anak-anak juga bisa sekalian mahir berbahasa daerah ya kak Dyah.
Anak-anak pasti suka banget apalagi eye catching gambarnya. Untuk anak balita pasti suka karena umumnya mereka membaca gambar
Oke banget ini aplikasi nya kak. Jadi gawai bisa dipake supaya untuk kegiatan membaca yang bermanfaat juga untuk anak. Saya mau download ah. Semoga menang ya kak.
anak bungsu gak suka dibacain let’s read.
dia suka baca sendiri dengan kata kata sendiri
peer deh nih buat saya krn emng rafa lagi di fase segalagala dimasuk mulut kak. buku kertas yg dibeliin banyak yg tersobek. baiklah ,lets read sama soft book kyknya harus ada nih dirumah.
Keren pembahasannya, kak. Aku terapkan ke keponakan aja. Melihat aplikasinya, bagus. Bisa menumbuhkan semangat dan minat baca pada anak.
Ngeri juga melihat minat baca masyarakat kita setiap 1000 orang penduduk hanya ada 1 orang yang mempunyai minat baca. . . Saya juga sedari dini mengajarkan dan mencontohkan kepada anak agar suka untuk membaca
wah keren ya buku cerita Lets Read nya dicetak ya Aira…