

Karena saya pikir mainan itu memang sudah rusak jadi tak ada salahnya diambil. Ternyata tidak begitu pemikiran Rais. Dia marah dan mengamuk. Padahal saya menawarkan mainan serupa yang baru, ya baru saat itu juga (berhubung memang ada stok sisa barang jualan). Tapi ternyata itu tidak membuat dia berhenti menangis.
Hari Ahad lalu ( 27 /01/ 2019) saat mengikuti kelas komunikasi anak “Memperbaiki Pola Asuh dengan Komunikasi yang Tepat” bersama Emak Safithrie Sutrisno. Saya serasa ditampar bolak-balik. Ternyata yang aku lakukan kemarin sebuah kesalahan yang sangat fatal dan kejadian yang menyakitkan bagi Rais.
Ternyata yang dilakukan Rais itu sangat lumrah. Tindakan tersebut muncul karena adanya sifat egosentris. Semua manusia pasti memiliki ego. Sifat yang hanya mementingkan diri sendiri tanpa memikirkan orang lain, sifat ini dimiliki anak-anak dan dewasa. Tapi jika anak-anak dinamakan egosentris, maka orang dewasa itu dinamakan egois.
Beda Egois dan Egosentris
Padahal sangat penting untuk mengisi kantung jiwa egosentris ini pada anak usai dini. Agar saat dewasa dia mampu menghargai orang lain. Sebaliknya jika egosentris ini tidak terpenuhi, anak akan tumbuh menjadi orang dewasa yang egois karena dia merasa saat masa kecil pendapatnya tak dihargai sehingga dia akan melakukan hal yang sama kepada orang lain.
Yang ada dalam dirinya hanya kepentingan diri sendiri saja, tidak peduli dengan orang lain yang disekelilingnya itu bukan menjadi urusannya. Menyeramkan bukan? Dan itulah yang terjadi di sekeliling kita sekarang. Contoh kecilnya seseorang yang egosentrisnya tak tertuntaskan dimasa kecil dan saat dewasa menjadi pemimpin, yang dipikirkannya hanyalah bagaimana caranya memperkaya diri sendiri.
Hargai Keinginan Anak
Apakah dia mau meminjamkan atau memberikan suatu barang kepada orang lain? Jika dia mau meminjamkan atau memberikan haruslah karena benar keinginannya bukan karena intimidasi pihak-pihak tertentu.
Sebaliknya jika dia tidak mau melakukannya maka sikap kita adalah menghargai keinginan anak tersebut, memintanya untuk menyembunyikan barang tersebut atau membiarkannya main sendiri untuk sementara waktu sehingga keributan pun dapat diminimalisir.

Batasan Saat Mengisi Kantung Jiwa Egosentris Anak
InsyaAllah jika kantung jiwa egosentris anak ini telah terpenuhi, anak-anak akan mulai belajar berbagi tanpa perlu kita suruh lagi. Dan kelak ketika mereka dewasa mereka akan menjadi manusia yang mempunyai rasa simpati dan empati yang tinggi terhadap sesamanya. Selain itu kita menghindari inner child negatif ada pada mereka saat dewasa kelak.
Tapi perlu diingat, tidak semua keinginan anak juga harus dipenuhi ya mak. Sebagai orangtua kita tetap harus memiiliki batasan. Apa saja itu?
- Tidak melanggar syariat dalam ajaran agama kita;
- Tidak melanggar norma/adat yang belaku di dalam suatu masyarakat; dan
- Tidak membahayakan dirinya dan orang lain disekitarnya.
46 Komentar. Leave new
Ternyata anak pelit itu lumrah ya..
Kadang emak ini pula yg suka bilangin anak bayi nya pelit.. g mau berbagi..
Duh tobat ah..
ini kelas bareng kak sisca kemarin kk. duh.. aku serasa ditabok-taboklah.
❤❤
xixi.. toss ah buat teman seperguruan 😀
Kalo bahasa medan nya,, gosah pala kali dimengkekkan hahaha
wkwkwk.. medan kali bah.
nice share kak.
maksih kak..
bagus, kak….malah baru paham…..
heheh.. sayapun gitu kak
Jadi tau bedanya egois dan egosentris
yap.. ternyata berbeda ya bang
Saya baru mengenal egosentris ini mba. Tapi saya selalu menanyakan ke anak saya dulu saat akan berbagi, jika jawabannya tidak saya menurutinya. Terima kasih mba sharingnya 🙂
sama-sama mbak.. moga bermanfaat ya ?
Benar juga sih anakku juga begitu yang masih 3 tahun, kadang suka berebut mainan sama sepupunya yang beda 10 bulan saja. Tapi memang hal tersebut lumrah buat anak-anak
Xixixi.. anakku dua juga gitu mbak. jaraknya 20 bulan aja
Mbak, kenala sama emak safithrie sutrisno juga? Aku sering ketemu dan bikin kelas juga sama beliau. Dunia sempit ya ternyata, hahaha.
Aku dulu, sebelum tahu tentang hal ini suka maksa anakku. Kalau sekarang udah enggak lagi.
iya mbak. aku ikut kelas komunikasi anak ma beliau. dan insyaallah ini mau ikut workshop manajemen emosi dan healing innerchild. Doain ya mbak, moga ilmu yang didapat bisa diterapkan. Btw mbak tinggal dimana?
Nah ini nih, ilmu baru lagi buat aku. Sebagai orang tua seringkali menganggap sesuatu iyu masalah kecil ya, tapi ketika sudah bersingungan dengan ego gak bisa dianggap sepele karena efeknya besar sekali dimasa yang akan datang.
iya mbak. huhuhu.. aku merasa rada telat tahunya mbak padahal efeknya jangka panjang
Noted! Jadi tahu beda ego sentris dan egois..
memang banyaaak yang mesti dipelajari saat jadi ortu ini ya mba..
Semoga kita dimampukan dan dimudahkan
aamiin ya Allah.. banyak banget mbak untuk bisa jadi ortu yang baik bagi anak kita
Untuk memberikan pemahaman kepada anak-anak memang tidaklah mudah, kesabaran diperlukan agar egosentris maupun egois tidak dimiliki oleh si anak
ya kak.. agar kita jangan hanya memikirkan diri sendiri saja.
Banyak hal yang bisa dipelajari yah, termasuk tentang egosentris ini makasih yaa mbak
sama-sama mbak.. 🙂
Noted banbet ini, Anakku berdua tu mesti berebutan mainan. Padahal mainan di rumah gak hanya itu aja. Smapai bingung gmn caranya mengajari konsep berbagi. Tapi emang gak boleh dipaksa ya mbak, jd mungkin diajari terus konsep berbagi supaya bener2 paham berbagi krn keinginannya sendiri TFS
#banget
selain itu diajarkan hak kepemilikan juga mbak. karena jika memang itu milik sang adik sang kk tidak boleh memakainnya jika tanpa izin sang adik.
wah ternyata begitu ya kita harus membiarkan anak melewati fase egosentrisnya ini. ilmu baru nih buatku. kebetulan anakku umurnya 2 tahun dan kadang memang pelit banget bagi-bagi barang punya dia
2 tahun masih wajar kak.. sembari tetap di soundingkan tentang hal berbagi juga.
huaaa ternyata egosentris ini bakalan berpengaruh buruk pada perkembangan anak di masa mendatang ya Mbak.
ternyata berbagi itu harus benar-benar datang dari keinginan sang Anak sendiri ya gak boleh ada intimidasi dari pihak mana pun, huhuhh.. NOTED nih, makasih sharingnya ya Mbak 🙂
yap.. BIG NO untuk intimidasi mb. hiks.. nyesel aku sering melakukannya kemarin
Waah baru tau. Itu egosentris samlai usia berapa? Takut salah mendidik. Kalau g baca ini ga ngerti nih
sampai usia kira-kira 7 tahun mbak. gak bisa dipastikan karena tiap anak berbeda tapi sepertiny usia SD.
Di rumah ada anak cewek umur 4 tahun sama anak cowok umur 3 tahun. Keduanya masih egosentris meski terkadang kalau anginnya lagi bagus suka berbagi mainan. Aku ngeri baca soal efeknya, penting banget ya memenuhi jiwa egonya ini, noted banget buatku. Terima kasih sudah sharing ya Mba 🙂
sama-sama mbak. Anakku juga cwek usia 6 dan cwok 4,5 tahun.
Memang ada masanya anak dalam tahap egosentris. Sebagai orangtua kita tetap harus melatih agar keegoisannya berkurang secara perlahan-lahan seiring dengan bertambahnya usia
benar banget mbak. dan tidak mudah melatih itu apalgi jika tidak mengerti
Alu baru tahu tuh, ternyata untuk anak2 namanya beda, buka egois seperti yg dikenal selama ini. Kaya bibit2 kecilnya gitu, kalau ga segera di tangani bisa bahaya ya mom?
Banget kak.. itulah yang banyak dilakukan manusia dewasa sekarang. EGOIS
Ilmu baru mba, noted. Sebagai emak-emak newbie macem saya, seringkali menganggap hal ini tindakan yg salah, tapi nyatanya dari egosentris inilah kita secara tidak melatih si kecil untuk belajar mempertahankan apa yg dia miliki dan sikap teguh atas apa yg diaa rasakan. Sukab banget dengan pembahasan ini
Makasih banyak mbak.. saya juga sedang belajar dan berikhtiar mbak