Menjadi ibu tidak ada sekolah formalnya. Padahal menjadi ibu itu salah satu status paling lama yang akan disandang oleh wanita. Bersyukur ada sekolah berbasis online yang digawangi Ibu Septi peni Wulandani bernama Institus Ibu Profesional yang berdiri sejak tanggal 22 Desember 2011. Komunitas
ini lahir dari kota kecil, Salatiga, di kaki gunung merbabu. Sekarang
sudah merambah di 45 titik simpul kota/kab di Indonesia dan menyebar ke 4
negara. yang berdiri .
ini lahir dari kota kecil, Salatiga, di kaki gunung merbabu. Sekarang
sudah merambah di 45 titik simpul kota/kab di Indonesia dan menyebar ke 4
negara. yang berdiri .
Alhamdulillah di tahun ini, saya bisa menjadi salah satu peserta martikulasi Ibu Profesional Batch #7. Program martikusai adalah program persiapan untuk para ibu dan calon ibu yang ingin bergabung di komunitas ibu profesioanal. Program ini bertujuan untuk membuka wawasan, menyamakan frekuensi para ibu pembelajar, calon Ibu Profesional. Di dalam program ini selama ( kali tatap muka dengan Nice Homework setiap pekannya. Dan perjuanganku dimulai di minggu ini…
Bunda
dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #7, kini
sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin,
dalam bentuk tugas.
dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #7, kini
sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin,
dalam bentuk tugas.
Tugas ini kita namakan “NICE HOMEWORK”. Singkatnya, “NHW”.
Dalam materi “ADAB MENUNTUT ILMU” kali ini, NHW-nya adalah sebagai berikut;
1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini;
2. Apa alasan terkuat yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut?
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang anda rencanakan di bidang tersebut?
3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang anda rencanakan di bidang tersebut?
4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu, perubahan sikap apa saja yang anda akan perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut?
“Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup, maka carilah dengan cara-cara yang mulia”
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Dyah Ayu Novitasari _ Medan _ NHW1
1. Jika ditanya satu jurusan ilmu yang akan ada tekuni di universitas kehidupan ini. Akan saya jawab Parenting. Didalam ilmu parenting ini sebenarnya bukan hanya belajar menjadi orang tua saja tapi juga menjadi istri, anak, menantu dan status individu yang menjadi bagian dalam masyarakat. Karena ilmu Parenting ini ternyata cangkupannya sangat luas sedangkan dikelas fasil (fasilitator) menyampaikan untuk memilih jurusan ilmu yang lebih spesifik maka
saya akan memilih manajemen pendidikan rumah (home education).
2. Alasan terkuat yang saya miliki sehingga ingin menekuni ilmu itu adalah saya berpegang pada firman Allah Subhanahu wa ta’ala :
وَلْيَخْشَ الَّذِينَ لَوْ تَرَكُوا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعَافًا
خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ
خَافُوا عَلَيْهِمْ فَلْيَتَّقُوا اللَّهَ
وَلْيَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
Artinya:“Dan
hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan
anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan mengucapkan perkataan yang benar”. (an-Nisa’: 9)Bekal seorang mikmin yang sudah meninggal ada tiga perkara. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Jika sesorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”. (HR. Muslim No.1631)
hendaklah orang-orang takut kepada Allah, bila seandainya mereka meninggalkan
anak-anaknya, yang dalam keadaan lemah, yang mereka khawatirkan terhadap
(kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah
dan mengucapkan perkataan yang benar”. (an-Nisa’: 9)Bekal seorang mikmin yang sudah meninggal ada tiga perkara. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Jika sesorang meninggal dunia, maka terputuslah amalnya kecuali tiga perkara (yaitu) : sedekah jariyah, ilmu yang dimanfaatkan, atau do’a anak yang sholeh”. (HR. Muslim No.1631)
Karena kami sadar bekal kami menuju syurga-Nya hanya ada tiga dan salah satunya yaitu do’a anak yang sholeh. Saya tidak ingin meninggalkan anak-anak dalan keadaan lemah. Perlu digarisbawahi lemah di sini bukan berarti lemah secara materi tapi secara akhlak dan adab.
Inilah alasan terkuat saya ingin menekuni ilmu manajemen pendidikan rumah (home education). Kami tidak ingin pendidikan anak semua diserahkan ke guru di sekolah. Tapi kami ingin dirumahlah anak-anak bisa mulai belajar semuanya mulai dari adab, akhlak, dan ilmu-ilmu lainnya. Di sekolah hanya sebagai tambahan saja. Selain karena kami ingin mendapatkan porsi lebih pahala dari Allah terhadap tanggung jawab kami mendidik anak-anak dibandingkan guru mereka di sekolah. Kami juga sadar seperti salah satu quote di web Ibu Profesional.
“Rumah adalah taman dan gerbang peradaban yang mengantarkan anggota keluarganya menuju peran peradaban”
3. Yang saya rencanakan sebagai strategi menuntut ilmu di bidang tersebut yaitu :
- Memohon kemudahan dan kelancaran kepada Allah Subhana wa ta’ala;
- Meneladani Sirah Rasulullah dan para sahabatnya dalam mendidik anak-anak mereka;
- Meminta ridho, dukungan motivasi serta kerjasama dari suami (abinya anak-anak);
- Ikut komunitas-komunitas baik online maupun offline yang berkaitan dengan ilmu tersebut
- Ikut seminar-seminar online maupun offline;
- Sharing dengan para ahli dan tema-teman seperjuangan; dan
- Membaca buku, artikel dan sebagainya sebagai penunjang terpenting memperlajari ilmu ini
4. Berkaitan dengan adab menuntuit ilmu, perubahan sikap yang saya perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut adalah
- Harus senantiasa “mengosongkan gelas” sebelum mendapatkan ilmu dari para ahli dan teman-teman. Sehingga ilmu yang didapat bisa berkah dan melekat sehingga mudah diaplikasikan di kehidupan;
- Berusaha berpikir positif dan terus berjuang memperbaiki kesalahan yang telah dilakukan; dan
- Tidak menyelah dan adu argumen yang bisa menimbulkan perselisihan sesama penuntut ilmu.