Mari Menjadi pahlawan dari Rumah melalui Social Distancing – Sudah beberapa hari ini duo AuRa tidak pergi ke sekolah dan melakukan proses pembelajaran di rumah. Sekolah memang memilih meliburkan siswanya setelah adanya Keputusan Dinas Pendidikan Pekanbaru untuk mengikuti Instruksi dari Walikota Pekanbaru tentang Antisipasi Penyebaran Covid-19 atau lebih dikenal dengan Virus Corona.
Rencananya pengalihan belajar siswa dari sekolah ke rumah ini dilakukan hingga 14 hari ke depan yaitu tanggal 29 Maret 2019 sebagai bentuk Social Distancing yaitu mengurangi aktivitas di luar rumah dan berinteraksi (tatap muka langsung) dengan orang lain yang dicanangkan pemerintah di beberapa wilayah di Indonesia sebagai tindakan untuk menekan penyebaran Covid 19 aka Virus Corona ini. Kami sih happy saja karena dari dulu sudah biasa belajar di rumah.
Sayangnya hal ini tidak dilakukan oleh sebagian orang. Kebijakan ini malah dijadikan momen untuk pergi mudik bahkan berlibur. Bahkan yang bikin mengenaskan saat saya membaca berita bahwa beberapa tujuan wisata dipadati oleh pengunjung.
Padahal dengan Social Distancing ini kita bisa jadi pahlawan dari rumah loh. Kita bisa memutus mata rantai penyebaran Covid 19 ini. Ini bentuk rasa sayang kita kepada diri sendiri, keluarga juga orang lain.
Negara yang Melakukan Lockdown
Apa perlu diberlakukan lockdown agar memaksa kita untuk di rumah saja? Seperti yang sudah diberlakukan beberapa negara yang ada di bawah ini (infografis yang bersumber dari kompas.com) :
Memangnya apa bedanya Social Distancing dan Lockdown itu? Jika Social Distancing, hanya perlu mengurangi aktivitas yang tidak perlu di luar, menjaga jarak sekitar 1 meter dan sebisa mungkin kita melakukan kontak langsung dengan orang lain.
Berbeda dengan Lockdown yang berarti mengunci semua akses masuk dan keluar dari suatu daerah maupun negara. Semua fasilitas publik seperti sekolah, transportasi umum, perkantoran, pabrik harus ditutup serta aktivitas warga dibatasi.
Social Distancing
Nah, kita di Indonesia untuk saat ini hanya perlu melakukan Social Distancing demi menekan penyebaran virus corona yang sudah masuk ke negara kita ini. Apa saja yang bisa kita lakukan di situasi seperti ini? Jawabannya bisa dengan melakukan hal di bawah ini:
- Sebisa mungkin berdiam di rumah saja;
- Usahakan berjemur di sinar matahari pagi dan olahraga ringan;
- Istirahat yang cukup di rumah;
- Lebih baik makan dengan memasak sendiri dan perbanyak minum air putih;
- Usahakan untuk tidak mudik dahulu;
- Jika tidak darurat lebih baik tidak usah dulu pergi ke klinik atau rumah sakit;
- Hindari tempat umum seperti mall, bioskop, tempat wisata dan lainnya;
- Hindari kumpul-kumpul seperti arisan, reuni, rapat, dan lainnya;
- Hindari menghadiri kegiatan massal seperti konser, seminar dan lainnya.
Jadi apa salahnya bagi kita yang bisa melakukan Social Distacing ini untuk tetap di rumah saja selama 14 hari? Karena konon 14 hari ini adalah masa tergenting untuk menekan penyebaran virus corona yang sedang menyerang hampir semua wilayah yang ada di dunia.
Kita tetap bisa pergi keluar namun lakukan itu seminimal mungkin. Misal untuk berbelanja dan bekerja. Jangan sampai juga dengan adanya Social Distancing ini membuat kita jadi Panic Buying. Karena hal ini bisa membuat barang-barang menjadi langka dan harganya jadi melambung tinggi.
Cara Lain Melakukan Social Distancing
Bagi sebagian orang yang harus tetap bekerja di luar seperti tenaga kesehatan, buruk pabrik, driver ojol, dan lainnya. Ya mau tak mau mereka tetap pergi kerja. Seperti halnya suami saya yang masih harus pergi ke kantor padahal sangat memungkinkan beliau untuk bekerja dari rumah jika perusahaannya membuat kebijakan tersebut.
Namun, apa daya beliau masih harus pergi ke kantor. Tapi apakah dengan begitu beliau tidak memungkinkan melakukan Social Distancing? oh tentu tidak, beliau dan pekerja lainnya masih memungkinkan untuk melakukan itu Seperti:
- Keluar hanya untuk pergi ke kantor saja, untuk saat ini menghindari yang namanya dinas luar;
- Sebisa mungkin membawa hand sanitizer (bersyukur di kantornya disediakan itu);
- Menggunakan kendaraan sendiri untuk pergi ke kantor;
- Menghindari interaksi dengan banyak orang. Jika memungkinkan kasih jarak 1 meter dengan orang lain;
- Rajin cuci tangan dengan air dan sabun;
- Segera mandi dan ganti baju sepulang dari kantor.
Nah, jika mereka saja yang berjuang tetap harus bekerja keluar rumah saja mesti tetap melakukan Social Distancing dan berharap juga bisa work from home. Lah ini, kita yang sebenarnya bisa belajar dan bekerja di rumah saja malah asyik pergi jalan-jalan. Maka kalian sungguh ter… la… lu.
Mari menjadi pahlawan dari rumah melalui Social Distancing. Selain ikhtiar yang kita lakukan ini, jangan lupa juga berdoa. Semoga Allah melindungi kita semua dari bencana ini.
16 Komentar. Leave new
kalau saya melihat social distancing ini seperti menjadi kebiasaan baru ya. smg aja setelah corona lewat gaa ada social distance lagi
Iya miris sekali ya, Mbak Dyah.
Pembatasan sosial ini tujuannya untuk memutuskan mata rantai virus. Jadi nanti dilihat bagai perkembagannya selama 14 hari ke depan. nah, kalau malah pergi wisata, itu kan malah membuka peluang bertambah penderita Covid-19 ini.
Jadi perlu sekali kesadaran dan peran serta kita semua. semoga wabah ini segera berlalu. Aamin.
Libur kuliah 14 hari juga aku gunakan untuk berdiam diri di rumah, meskipun biasanya sering travelling namun kali ini demi kebaikan bersama rencana travelling aku tunda dan milih berdiam diri di rumah sambil berkarya
Aamiin..
Semoga semua ini segera berlalu. Paling sedih liat petugas kesehatan yang kekurangan APD. Sedih liatnya karena akhirnya menutup kepala pake kantong kresek..
Iya nih Mba aku di rumah terus nih. Slah satu cara aku melindungi diri, keluarga, orang lain dan cara aku membantu tenaga kesehatan dan pemerintah. Semoga banyak orang yang nggak nyepelein sosial distancing ini ya
Aku masih kadang keluar rumah sih belanja kebutuhan tapi anak-anak ya di rumah ga aku bawa. Semoga wabah ini cepat berlalu ya.
Huuu semoga bisa lekas selesai. Lekas pulih
memastikan kita semua akan baik2 saja
supaya bisa ketemu ramadhan dan taraweh bareng…
Kami pun demikian mba,beraktifitas dirumah dulu untuk beberapa pekan kedepan.
Karena pemerintah pun juga mengimbau tuk menghindari kerumunan,ditakutkan penyebaran virus semakin menyebar.
Tentu meski dirumah,kami juga mengakses berbagai informasi yang akurat agar mengetahui perkembangan yang ada.
Serta tidak ikut serta menyebarkan berita hoaks
iya, saya juga melakukan social distancing saja. ga bisa WFH karena kerjaannya memang harus dilakukan di tempat. semoga kita semua sehat. dan badai virus ini segera berlalu.
ada memang orang-orang yang gak tahan kalo harus di rumah aja.
maunya satu hari itu harus ada keluar rumah.
saya mengenal satu orang yang seperti itu.
kalo gak keluar rumah sebentar aja di satu hari, gak tenang rasanya hidupny.
untungnya anak-anak pun sudah terbiasa di rumah, ya main, ya belajar, semuanya. Jadi gak ngaruh walpun kami social distancing.
sayanya masih harus belanja beberapa hari sekali ke warung belakang rumah,
biasanya sih belanja tiap hari, karena enakan masak dari bahan makanan yang segar, daripada stock di kulkas.
tapi berhubung meminimalisir keluar rumah, ya nyetok untuk dua atau tiga hari de.
Di satu sisi alhamdulillah ya Kak, bisa terus sama anak-anak, di sisi lain sedih karena sama-samanya karena wabah. Semoga kita selalu bisa jaga kesehatan dan wabah segera berlalu ya.
Padahal apa sih susahnya demi keluarga juga loh. Kok ya masih ada yang jalan2 ajak keluarga atau mudik yg mungkin saja bawa virus ke kampung. Kadang saya heran ini tidak peduli atau memang ndablrg aja yaaa gemasss sayaaa
iya nih, susah banget ya mereka tuh diatur. Tapi yang kasihan tuh orang-orang dengan ekonomi lemah yang masih harus mencari nafkah di tengah kondisi seperti ini
Iya, nih. Mending di rumah saja. Self isolation. Kita malah bantu tetangga dengan social distancing, kok. Tapi… tetap harus sering tengokin tetangga… gimana kabarnya
Bener bnget Mbak. Kita justru menyelamatkan banyak orang dengan berada di rumah saja. Pandemil yang satu ini memang luar biasa ngerinya.
Sangat umum tapi mematikan. Mengerikan sekali bagi saya yg mudah flu
Berjemur di bawah sinar matahari dari ba’da shubuh sampai jam 9 aja paling lama ya kann..,jangan kelamaan ntar gosong wkwk khawatirnya sinar UV nya malah membahayakan alias menyebabkan kanker kulit. Nice article, Dyah