

Sekarang usia AuRa masih tergolong BALITA. Kami memutuskan untuk menyekolahkan mereka di rumah untuk saat ini. Sebagai seorang ibu, saya gak mau tergesa-gesa membuat mereka bisa calistung di usia dini. Yakinlah buah yang hasil karbitan gak akan seenak dengan buah yang matang di pohon, bener apa bener?
Karena alasan itu kami berusaha mematangkan pra-calistung mereka dahulu dengan berbagai permainan yang mencerdaskan. Agar nanti kami bisa meminimalkan mendengar rengekan mereka, “ummi, males mbak baca ini banyak bener”, “ummi, capek adek nulis ini”, “ummi, adek gak suka matematika bikin pusing aja”. karena jujur emaknya males banget yang namanya nulis sampe-sampe dulu waktu zaman muda (baca:sekolah) hobinya minjam catatan temen trus difotocopi dan ditempel di buku catatan ? jangan ditiru ya nak…
Seperti yang kita ketahui kelima indra yang dimiliki manusia selayaknnya alat tempur utama yang Allah siapkan buat mempelajari semua ilmu di dunia ini termasuk calistung. Sudah selayaknya untuk anak balita yang memang belum diketahui gaya belajarnya, pendekatan multisensori wajib kita lakukan sampai seiring berjalannya waktu mereka akan menonjolkan sisi unik mereka dalam belajar yang biasa kita kenal dengan gaya belajar. Kali ini saya belum akan membahas tentang gaya belajar tapi permainan yang bisa dipakai untuk mematangkan pembelajaran calistung di masa sekolah mereka nanti.
Materi tulisan ini sebagian saya ambil dari buku “Bunda,Sekolah Pertamaku” karyanya bunda Wening dengan penambahan sedikit dari saya. Apa aja sih permainan pematangan pra-calistung itu.. nyok.. kita kulik satu-satu. ? ?
- Pramembaca
Ada beberapa pertanyaaan sebagai indikator sederhana kesiapan membaca seorang anak
1. Bagaimana sikapnya terhadap buku, tertarik atau tidak?
2. Bagaimana perilaku saaat memanipulasi buku, pura-pura membolak-balik buku atau tidak?
3. Apakah memiliki kesadaran bunyi, misal bisa memenggal kata atau ritme tertentu atau tidak?
4. apakah dapat mengenal kata atau lambang tertentu atau tidak?
Urusan pramembaca dapat dikatakan beres jika para bunda sudah menjawab dengan “YA” tapi jika belum yuk kita lalukan kegiatan pramembaca dibawah ini:
? Membacakan cerita atau bahasa kerennya dikenal dengan story telling selain membangun kedekatan dan memberikan pengetahuan dan hiburan ini juga bisa menumbuhkan minat bacanya nanti. Ada baiknya di sela-sela membacakan kita lontarkan pertanyaaan di sela waktu membaca. ini untuk menstimulasi anak untuk memaknai suatu bacaan;
2. Bagaimana perilaku saaat memanipulasi buku, pura-pura membolak-balik buku atau tidak?
3. Apakah memiliki kesadaran bunyi, misal bisa memenggal kata atau ritme tertentu atau tidak?
4. apakah dapat mengenal kata atau lambang tertentu atau tidak?
Urusan pramembaca dapat dikatakan beres jika para bunda sudah menjawab dengan “YA” tapi jika belum yuk kita lalukan kegiatan pramembaca dibawah ini:
? Membacakan cerita atau bahasa kerennya dikenal dengan story telling selain membangun kedekatan dan memberikan pengetahuan dan hiburan ini juga bisa menumbuhkan minat bacanya nanti. Ada baiknya di sela-sela membacakan kita lontarkan pertanyaaan di sela waktu membaca. ini untuk menstimulasi anak untuk memaknai suatu bacaan;
![]() |
Auni dan Rais sedang membaca buku |
? Menyanyi, melafalkan huruf,kata, kalimat ataupun lagu. Ini bisa memperkaya kosakatanya nanti;
? Mewarnai, dengan mewarnai anak belajar bukan cuma tentang warna tapi juga bagian gambar yang akan menjadi target yang akan diwarnainya;
? Menyusun bentuk gambar dan puzzle;
? Mengelompokkan benda dan bangunan;
? Menemukan huruf dan angka;
? Menyebutkan beberapa benda dalam gambar;
![]() |
|
Rais mengenal nama hewan yang ada di gambar |
? Bermain kartu bergambar lalu minta anak untuk menyebutkannya.
- Pramenulis
Berikut beberapa pertanyaan sebagai indikator sederhana kesiapan menulis seorang anak
1. Apakah cara memegang pensil sudah benar?
2. Apakah sudah mampu menyalin bentuk-bentuk geometri?
3. Apakah sudah mampu menulis dari urutan kiri ke kanan?
4. Apakah sudah mampu menulis namanya sendiri?
Secara fisik, menulis adalah kegiatan jari-jari tangan. Oleh karena itu, kegiatan ini memerlukan keluwesan motorik halus sang anak. kegiatan pramenulis bukanlah manulis itu sendiri tapi ada beberapa kegiatan seperti contoh di bawah ini:
? Mengecat atau melukis;
![]() |
|||
auni rais sedang melukis mengunakan pewarna makanan |
? Bermain tanah liat. Pada kegiatan ini anak akan secara alami menekan-nekan, mengulung, membentuk, dan kelima jarinya akan lincah berkreasi itu. kegiatan ini lah yang bisa melatih motorik halusnya. Bermain tanah liat bisa diganti dengan permainan pasir ajaib, lilin mainan, ataupun playdoh.
![]() |
|||
Bermain playdoh sekalian belajar huruf hijaiyah |
? Merobek kertas, terlihat biasa namun sebenarnya manfaatnya luar biasa untuk melatih keluwesan jari-jari anak;
? Menjumput menggunakan pinset ;
? Meronceng manik-manik;
? Menyusun balok-balok;
? Bermain kontruksi atau brick;
- Praberhitung
Pertanyaan sebagai indikator sederhananya adalah:
1. Apakah sudah mampu mengklasifikasikan bentuk, warna, dan ukuran?
2. Apakah sudah mampu mengurutkan besar-kecil, pendek-panjang, dan sebagainya?
3. Apakah sudah mampu menyimpulkan perbandingan? Misal kakak lebih tinggi daripada adik
Banyak dari kita mungkin kurang menyadari bahwa berhitung atau belajar matematika bukan agar mereka dapat berhitung, melainkan juga melatih daya nalar dan berpikir logis seorang anak. Agar nanti saat anak mengenal konsep matematika, mereka tidak cuma mengandalkan hafalan mereka saja Berikut ini beberapa kegiatan praberhitung:
? Mengelompokan benda berdasarkan bentuk, warna, dan ukuran. Medianya bisa menggunakan balok, kertas warna, manik-manik, dan sebagainya;
![]() |
mengelompokkan mainan bedasarkan warna dan jumlahnya |
? Membandingkan ukuran benda, baik panjang, pendek, tinggi, rendah, dan sebagainya;
Sebagai penutup, semua anak pasti suka bermain. Bermain itu semacam kebutuhan bagi mereka. Jadi, yuk bunda kita buat pemainan yang mencerdaskan. Bermain bisa memberi kesempatan mereka mengembangkan diri baik akhlak, adab, psikomotorik, emosi, bahasa, sosialisasi, kognitif, sensori, maupun konsentrasi yang sesuai usia mereka. ??