

Baby Blues Syndrome, Gangguan Mental Pada Ibu Pasca Persalinan – Merasa diri tidak berguna, cemas, sedih, putus asa, ingin dan ingin menyerah karena merasa bukan ibu yang baik bagi sang bayi. Itulah yang saya rasakan beberapa hari pasca persalinan si sulung. Terlebih lagi saat mendengar bayi menangis rasanya ingin ikut menangis juga. Padahal seharusnya ini adalah momen bahagia.
Kelelahan, ketidaktahuan dalam mengurus bayi, ASI yang belum lancar ditambah lagi luka perineum yang belum sembuh. Ikut memperparah masalah ini. Menyadari akan hal itu, saya segera mencari tahu apa yang terjadi pada kondisi kejiwaan saya. Akhirnya saya menemukannya! Inilah yang dinamakan baby blues syndrome.
Sebenarnya, apa sih baby blues itu dan seperti apa gejala dari kondisi ini? Akan coba saya ulas di bawah ini.
Mengenal Baby Blues Syndrome
Baby blues syndrome adalah perubahan mood yang menyebabkan suasana hati menjadi buruk yang dialami seorang wanita dimulai sekitar 2-3 hari dan berakhir hingga 2 minggu pasca persalinan. Tidak sedikit yang mengalami kondisi ini pasca melahirkan. Faktanya hampir sekitar 80% atau 4 dari 5 ibu yang baru melahirkan anak pertama mengalami sindrom baby blues ini. Ada yang menyadarinya dan ada yang tidak tahu bahwa mereka mengalami sindrom ini.
Ada beberapa gejala sindrom baby blues yang saya rasakan dulu dan saya baca dari beberapa sumber. Yang mungkin bisa membantu mom bisa segera mengatasi gangguan mental ringan yang menyerang pasca persalinan ini. Apa saja gejala itu?
- Mengalami perubahan hati dengan cepat
- Sulit berkonsentrasi
- Emosi meledak-ledak
- Merasa kelelahan tetapi sulit untuk tidur
- Mudah tersinggung dan marah
- Sering merasa cemas
- Sedih dan rasa ingin menangis
- Kurang percaya diri, merasa tidak bisa menjadi istri dan ibu yang baik
- Nafsu makan menurun
Cara Mengatasi Sindrom Baby Blues
Sindrom ini bisa terjadi dikarenakan beberapa faktor, misalnya tubuh yang belum menyesuaian diri setelah persalinan baik melahirkan secara normal maupun operasi caesar, rutinitas harian yang berubah, kurangnya istirahat, serta tanggung jawab baru sebagai seorang ibu.
Gangguan mental ringan ini biasanya akan hilang setelah beberapa hari, paling lama sekitar 2 minggu. Namun, tetap jangan dianggap enteng. Karena jika tidak segera diatasi baby blues dapat berkembang menjadi postpartum depression yang merupakan bentuk depresi yang lebih serius dan tahan lama.
Lalu bagaimana cara mengatasi sindrom baby blues ini? Mungkin ada yang ingin tahu. Berikut ini yang bisa kita lakukan :
-
Cukup Istirahat
Beratnya proses persalinan ditambah dengan menjaga bayi newborn yang sering menjaga begadang, tentu akan membuat kondisi tubuh menjadi lelah dan kurang fit. Karenanya kita perlu yang namanya istirahat untuk memulihkan tenaga. Cobalah untuk tidur saat bayi terlelap. Lupakan mitos yang mengatakan setelah melahirkan tidak boleh tidur di pagi hari. Ingat, ibu perlu istirahat cukup untuk memulihkan tenaga dan pikiran.
-
Penuhi Nutrisi Harian
Ada beberapa ibu yang merasa kurang nafsu makan setelah melahirkan. Padahal ini sangat berbahaya, selain bisa membuat lemas dan kondisi mood buruk ini juga bisa membuat ASI seret. Maka sebaiknya penuhi asupan nutrisi dengan baik. Jika memungkinkan jangan telat makan dan tidak lupa untuk banyak minum agar tubuh terus terhidrasi dengan baik.
-
Jangan Membebani Diri
Untuk urusan rumah tangga seperti mencuci, memasak dan lainnya sebaiknya minta bantuan suami atau orang-orang terdekat. Atau bisa juga kirimkan cucian ke laundry dan beli lauk dari luar saja. Jangan membebani diri untuk mengerjakan semuanya sendiri.
-
Berbagi Dengan Suami
Berbagi cerita ini tidak kalah penting dari yang lain. Untuk melepaskan rasa di hati, kita butuh tempat untuk mencurahkan dan bersandar. Itu yang saya lakukan dulu. Ketika tahu kondisi kejiwaan sedang labil, saya segera menceritakannya kepada suami dan meminta bantuannya untuk membuat suasana hati menjadi lebih baik.
Kenapa suami? Karena setelah menikah dan punya anak, suamilah orang terdekat kita dan sudah seharusnya yang paling harus tahu kondisi kita. Ketika kondisi ini saya biasa meminta suami untuk memeluk, memijat, dan mengajak jalan-jalan. Soalnya banyak lelaki yang kurang peka, jadi daripada kita makin sewot, tidak ada salahnya jika kita mengungkapkan apa yang ingin butuhkan pada mereka.
-
Konsultasi Psikologi
Bila ternyata setelah melakukan beberapa cara di atas, belum bisa membuat hati jauh lebih tenang. Jangan ragu untuk berkonsultasi pada ahlinya. Agar baby blues ini tidak berkembang menjadi gangguan mental yang jauh lebih berat menjadi postpartum depression.
Nah, jika kamu takut ke rumah sakit karena kondisi pandemi saat ini. Sekarang ada solusinya. Kita bisa berkonsultasi ke psikologi secara online dengan menggunakan Riliv.
Riliv ini merupakan aplikasi kesehatan mental pertama yang memberikan meditasi dan konseling online No 1 di Indonesia. Misi Riliv adalah untuk memberikan kemudahan kepada semua orang dalam mengakses layanan kesehatan mental yang terintegratif.
Psikolog online Riliv akan membantumu menyelesaikan masalah dengan sudut pandang yang lebih positif. mereka akan memberikan solusi dan kita pun tidak akan merasa takut dihakimi. Oh ya, konsultasi ini bukan hanya untuk mengatasi baby blues saja ya. Akan tetapi hal lainnya, mulai dari masalah hubungan, pekerjaan, atau pun pengembangan diri sendiri.Jadi please, kesehatan mental seorang ibu sangatlah penting apalagi pasca persalinan. Karena kesehatan mental ini dapat berpengaruh pada perilaku dan kesehatan fisik sang ibu.
Jangan sampai momen bahagia bertemu sang buah hati, malah menjadi momen yang menyedihkan dan membuat diri tersiksa. Ingat! Anak tidak butuh ibu yang sempurna. Tetapi mereka butuh ibu yang bahagia dan sehat secara fisik dan mental.
Ada cerita tentang baby blues juga? Ceritakan di kolom komentar ya. Terima kasih. ^^