Punya dua anak jarak dekat? Tidak pernah terlintas dalam pikiran saya dan suami saat menikah dulu. Karena memang keluarga kami rata-rata memliki anak dengan jarak minimal 3 tahun lebih. Tapi qodratullah, di usia Auni (putri pertama kami) 11 bulan, saya kembali hamil. Kata orang jawa itu “sundulan” (belum setahun dah hamil lagi).
Pertama tahu saya cukup ngedrop karena merasa hal ini tanpa perencanaan (kebobolan) ditambah kami merantau jauh dari orang ua. Memikirkan mengurus sendiri anak bayi sambil hamil, pasti bukan hal yang mudah. akan tetapi akhirnya saya memilih untuk berdamai dengan diri sendiri, berusaha berpikir positif dan menjalaninya dengan santai.
Walaupun kenyataannya pas Rais lahir, Auni yang saat itu baru berusia 20 bulan. Memang cukup repot mengurus bayi dan batita secara bersamaan terutama saat mereka sakit berbarengan dan suami tidak bisa cuti. Namun, ternyata walaupun berat itu semua berhasil dilalui. Hasilnya sekarang saya menemukan hikmah mempunyai dua anak yang berjarak dekat ini.
Keuntungan Punya Anak Jarak Dekat
Nah, saya akan coba sharing manfaat punya anak jarak dekat berdasarkan pengalaman pribadi. Sehingga Moms yang sedang mengalaminya tidak perlu takut malah harusnya bersyukur.
1. Teman Bermain
Ini adalah hal yang paling kami rasakan kebahagiaannya saat ini. Terlebih ketika kami harus nomaden, berpindah-pindah domisili membuat anak-anak jadi tidak punya banyak teman akrab.
Inilah keberuntungan punya anak jarak dekat. Mereka jadi bisa bermain berdua di rumah saja, sehingga tidak mengalami kesulitan dalam beradaptasi di lingkungan baru. Mereka juga tidak terlalu ribut untuk mengajak keluar mencari teman karena bosan sendirian di rumah.
Umminya pun jadi bisa mengerjakan hal lain saat mereka berdua asyik bermain. Berantakan? Tentu saja. Berantem? Sesekali. Tapi lebih banyak melihat momen mereka main bersama dengan bahagia.
2. Teman Belajar
Sama seperti saat bermain, begitupun saat belajar. Alhamdulillah, dari anak-anak balita saya sudah mulai menstimulasi kemampuan kognitif dengan permainan pracalistung. Hasilnya? Dua-duanya memberikan hasil yang menurut saya sangat baik. Karena saat belajar bersama itu lebih menyenangkan daripada belajar sendiri.
Misalnya ketika mbaknya diajari menghafal surat, adiknya mendengar dan ternyata ikut hafal juga. Ketika mbaknya diajari membaca ternyata adiknya juga termotivasi membuka buku. Sehingga dua-duanya sebelum masuk TK sudah bisa membaca. Sang adik jadi follower sejati mbaknya.
Bahkan saat ini Auni sudah bisa jadi tutor untuk Rais. Jadi umminya berasa punya asisten dan anehnya adiknya lebih senang diajari oleh mbaknya daripada saya. Mungkin karena kalau sama mbaknya dianggapnya sedang bermain.
3. Lebih Saling Menyayangi
Karena kebersamaan yang mereka lalui dari dini, terbangun bonding yang cukup kuat. Kami melihat mereka lebih menyayangi daripada kami dengan saudara-saudara kami yang terpaut jarak cukup jauh. Soalnya seingat saya, dulu saya lebih suka main sendiri dibanding dengan adik.
Tapi berbeda dengan duo AuRa, yang terlihat seperti anak kembar. Satu dimarahi, yang lain ikut nangis. Satu sakit, yang lain memperhatikan. Duh, pokoknya so sweet banget kalau lihat keakraban mereka. Begitupun dengan mainan, mereka tidak segan berbagi. Walaupun saya sering membelikan mereka mainan sendiri-sendiri.
4. Manajemen Waktu Jadi Lebih Baik
Nah, kalau ini untuk orang tuanya. Punya anak jarak dekat membuat kita jadi harus lebih bisa mengatur waktu dengan lebih baik terlebih lagi semua dikerjakan tanpa asisten rumah tangga. Jadi sebisa mungkin berusaha menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sebelum suami kerja dan bersyukurnya suami pun mau membantu pekerjaan rumah tangga. Agar saat suami kerja, saya bisa lebih fokus ke anak-anak saja.
Hal ini agar perhatian kepada kedua anak bisa sama besarnya. Jadi kita benar-benar harus bijak dalam memanfaatkan waktu yang ada. Misalnya saat adiknya tidur, saya gunakan waktu itu untuk bermain dengan mbaknya.
5. Menghemat Pengeluaran
Walaupun AUni dan RAis berbeda jenis kelamin. Tapi karena dulu saat membeli baju bayi saya memilih warna netral jadi itu bisa digunakan oleh RAis juga, begitupun dengan perlengkapan MPASInya. Ini adalah salah satu contoh bisa menghemat pengeluaran bagi orangtua punya jarak dekat. Apalagi kalau berjenis kelamin sama. Eits… bukan karena mau ngasih si Adik barang bekas. Tetapi kalau memang yang ada bisa dipakai kenapa gak kan?
Sesekali kami tetap membelikan si Adik baju baru juga kok. Begitupun dengan mainan dan perlengkapan belajar di rumah, sesekali sengaja saya belikan satu untuk melatih mereka agar bisa sharing dan bekerjasama, di samping umminya juga bisa berhemat.
So, buat Moms yang ternyata dianugerahi rezeki berupa kehamilan lagi oleh Allah ketika anak masih berusia bayi atau batita. Terlebih jika itu tanpa perencanaan yang matang. Jangan langsung down, InsyaAllah itu yang terbaik bagi kita. Karena mempunyai anak jarak dekat banyak manfaatnya juga kok.
Selain kelima manfaat di atas. Ada manfaat lain yaitu rumah jadi lebih ramai, seru, dan membuat kami menjadi orangtua yang jauh lebih bijak. Punya anak yang jarak usianya dekat gak seburuk yang sering orang bicarakan kok.
Semoga artikel ini bisa bermanfaat bagi semua. ^^
17 Komentar. Leave new
Hahaha kalau aku belum sanggup kak punya anak usinya berdekatan. Ngehadepin satu aja masih kurang sabar apalagi kalau berdekatan. Sadar diri emosi aku blum matang. Trus tenaganya blum kuat juga karena aku mudah lelah fisiknya. Jadi demi kewarasan aku, aku belum sanggup anak usianya berdekatan. Tapi ga tahu nih untuk anak ke 2 dan ke 3. Soalnya usiaku udah nggak muda lagi. Tapi aku nggak pengen punya anak karena usia. Tapi aku pengen punya anak karena aku memilihnya. Biar bisa nyiapin ilmu, mental dll. Doain ya smga aku segera diksih anak ke 2
Kalau aku kemarin karena tanpa rencana mbak. Awalnya ngeluh tapi ternyata sekarang terasa nikmatnya.
Satu lagi mbak, “capek”nya sekalian, hehe… Memang harus dinikmati dan disyukuri bagaimana pun momennya. Lungsuran mainan dan baju (kalo bisa) bakal bisa buat lebih hemat memang.
betul banget.. Sekarang udah gak terlalu capek lagi ya mbak. Malahan sekarang aku udah punya me time.
I feel u kak Dyah. Samaan ya, si Cheryl usia 20 bulan pas Hishshah lahir. Kemudian Hishshah umur 8 bulan aku udah hamil lagi hahaha. Saat itu rasanya embuh lah..
Bener-bener pengen udahan, muncul lagi bonus 2.
Jadinya sekarang nyantai aja..
Hehehe.. banyak bonusnya ya kak. tapi sekarang anak sulung udah bisa bantu jaga adik-adiknya ya.
Ini sih aku banget, punya 3 anak semuanya jarak dekat, baru nyadar memang ada juga kelebihannya, selama ini cuma tau kekurangannya. Jadi lebih percaya diri deh ngurus 3 anak dengan jarak dekat.
Iya selama ini rasanya ngeluh aja ya mbak. Padahal ternyata banyak hikmah dan kelebihan punya anak jarak dekat itu.
Wahh senangnya duo aura kompaks..
Kami?
Ya gitu de..
Kompak kompak gitu lah..
Jarak setiap anak tiga dan dua tahun.
Saya dan adik saya pun berjarak 1,3 tahun.
Tapi kelnya gak sekompak duo aura de
?
Alhamdulillah kak, mereka kompak. Jarang banget bertengkar. kalaupun bertengkar cepat baikannya karena merasa saling membutuhkan satu dengan lainnya.
Benar sekali ini, Mbak Dyah. Jadi dibalik kerepotan mengurus dua anak yang jaraknya berdekatan, banyak juga keuntungannya ya, Mbak. Termasuk soal nanti misalnya buku-buku cerita untuk mereka bedua. karena jarak usia dekat, jadi bacaan pun sama.
Yap, bener banget tuh pak. Emaknya juga dulu jadi bacain satu buku aja bisa diterima oleh keduanya. ngajari apa-apa juga sekalian berdua.
Punya anak jarak dekat itu sama lah kurang lebih dengan punya anak kembar ya mba. Hihihi. Senang karena bisa menjadi teman bermain terbaik. Kalo mereka udah asik aja berdua, emak bisa pegang kerjaan lain deh.
kata temenku kalau punya anak jarak dekat, capeknya sekalian, repotnya sekalian..
alhamdulillah y mb.. cepat dikaruniai anak..
Wah ternyata Aura samaan ya sama 2R yg pertama kami, Rara & Royyan. Kak Rara 20 bulan, lahirlah adiknya Bg Royyan. Toss dehh Dyah, iya bener tuh 5 manfaatnya… Kami jg ngerasain, hehe
wah bener ya mba jadi ga repot klo pnya anak dng jarak berdekatan dan masa tumbuh kembangnya jg barengan ya..
Wah seru ya mbak… Ramadhan ini, saya dan istri sempet deg degan karena istri mual dan giginya nyilu, persis seperti hamil pertama. Udah khawatir aja, karena dedek bayi berumur setahunan…tapi ternyata belum he..he…
Asik kalau punya anak betdekatan. Besarinnya sekalian. Barang2nya pun mulai dari baju, buku dan mainan bisa diturunkan.