

Saat bulan Ramadan tiba, perdebatan tentang kapan waktu yang tepat untuk berhenti sahur sering kali muncul. Ada yang berpendapat bahwa kita harus berhenti saat waktu imsak tiba, sementara yang lain berpegang pada azan Subuh sebagai tanda akhirnya makan sahur.
Kebingungan ini sering muncul karena kedua waktu tersebut disebutkan dalam jadwal imsakiyah. Akan tetapi, mana yang benar? Apa sebenarnya perbedaan antara imsak dan Subuh? Yuk, kita bahas lebih lanjut!
Apa Perbedaan Imsak dan Subuh?
Imsak dan Subuh memang sering disebut bersamaan, terutama dalam jadwal imsakiyah yang banyak beredar saat Ramadan. Akan tetapi, sebenarnya dua waktu ini punya makna dan fungsi yang berbeda.
Imsak adalah waktu peringatan atau pengingat bahwa waktu sahur akan segera berakhir. Biasanya, imsak ditetapkan sekitar 10 menit sebelum azan Subuh berkumandang. Fungsi imsak puasa ini adalah sebagai jeda agar kita punya cukup waktu untuk menyelesaikan makan dan minum sebelum benar-benar masuk waktu Subuh.
Adapun, tradisi ini banyak diterapkan di Indonesia sebagai bentuk kehati-hatian agar umat Muslim tidak sampai makan atau minum melewati batas waktu yang diperbolehkan.
Sementara itu, Subuh adalah waktu dimulainya salat Subuh sekaligus tanda bahwa puasa sudah dimulai. Saat azan Subuh berkumandang, itu berarti kita sudah tidak diperbolehkan makan, minum, atau melakukan hal-hal yang membatalkan puasa.
Selain itu, waktu Subuh ini ditandai dengan munculnya fajar shadiq, yaitu cahaya putih yang membentang di ufuk timur. Dalam Al-Qur’an surat Al-Baqarah ayat 187 disebutkan bahwa umat Islam diperbolehkan makan dan minum hingga terbit fajar.
Kapan Waktu yang Tepat Berhenti Sahur, Imsak atau Subuh?
Pertanyaan tentang kapan waktu yang tepat untuk berhenti sahur sering membuat kita bingung. Jadi, kapan kita sebaiknya berhenti makan sahur?
Menurut pandangan agama, waktu yang benar-benar menandai dimulainya puasa adalah saat masuknya waktu Subuh. Jadi, secara hukum Islam, kita masih diperbolehkan makan dan minum hingga azan Subuh berkumandang.
Namun, adanya waktu imsak juga tidak bisa dianggap sepele. Imsak membantu kita lebih disiplin dan teratur dalam menyelesaikan sahur. Dengan adanya jeda waktu 10 menit ini, kita bisa bersiap-siap menyelesaikan sahur tanpa terburu-buru.
Selain itu, waktu imsak juga menjadi bentuk kehati-hatian agar kita tidak kebablasan dan makan hingga melewati waktu Subuh.
Sebagian ulama berpendapat bahwa waktu imsak adalah bentuk ikhtiyat atau kehati-hatian dalam beribadah. Dengan memberikan jarak waktu sebelum Subuh, kita diingatkan untuk segera menyelesaikan sahur dan bersiap menjalani ibadah puasa.
Meski bukan batas akhir sahur, imsak menjadi penanda agar kita tidak terlalu mepet dengan waktu Subuh dan lebih tenang dalam mempersiapkan diri untuk berpuasa.
Dengan demikian, perbedaan antara imsak dan Subuh terletak pada fungsi dan waktunya. Imsak adalah pengingat bahwa waktu sahur akan segera habis, sementara Subuh adalah batas akhir sahur sekaligus waktu dimulainya puasa.
Meski kita masih boleh makan hingga azan Subuh, mengikuti waktu imsak bisa membantu kita lebih teratur dan siap menjalani ibadah puasa dengan tenang dan penuh kesadaran. Dengan memahami perbedaan ini, kita bisa lebih bijak dalam memanfaatkan waktu sahur dan mempersiapkan diri untuk menjalani puasa sebaik mungkin. Jadi, tidak ada salahnya menjadikan imsak sebagai patokan berhenti sahur agar lebih teratur dan tidak terburu-buru.