Nasabah Bijak Jaga Data Pribadi,
Bikin Penjahat Soceng Gigit Jari
![nasabah bijak nasabah bijak](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/Desain-tanpa-judul.png)
Soceng? Apaan tuh? Mungkin banyak yang belum tahu istilah ini. Sejujurnya saya pun belum lama mengetahui istilah ini, seiring dengan kian maraknya kasus begal rekening dengan modus soceng. Saya jadi penasaran. Lalu, sebagai nasabah bijak akhirnya saya mencari tahu lebih banyak informasi mengenai soceng ini. Sobat AuRa mau tahu juga? Nah bakal saya share di roemahaura, terus baca artikel ini sampai habis, ya!
Soceng adalah singkatan dari social engineering atau rekayasa sosial. Social engineering atau soceng ini dapat diartikan sebagai tindakan kejahatan dengan memanipulasi psikologis korban untuk menguak suatu informasi pribadi termasuk data perbankan yang sifatnya sangat rahasia.
Tujuannya tentu saja merampas uang dari rekening korban. Tanpa disadari, uang tabungan bisa lenyap dalam kedipan mata. Belakangan ini kasus penipuan karena soceng meningkat dan telah membuat khawatir masyarakat Indonesia.
Tak main-main, kerugian rill akibat soceng di semester pertama tahun 2021 dilaporan lebih dari Rp 258 miliar yaitu bank umum sebesar Rp 246,5 miliar dan yang dialami nasabah sebesar Rp 11,8 miliar. Belum lagi jika ditambah dengan kerugian tidak langsung yang dialami pihak perbankan dan nasabah.
Tidak heran jika social egineering atau soceng menjadi salah satu tindak kriminal yang termasuk ke dalam golongan cyber crime atau kejahatan siber yang patut diwaspadai oleh semua pihak.
![serangan siber](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-5.png)
Data Serangan Siber
di Indonesia
Di era digital ini, kejahatan tidak hanya dilakukan secara konvesional tetapi juga terjadi via internet atau dikenal dengan serangan siber. Ada banyak jenis kejahatan siber yang harus kita ketahui dan waspadai, antara lain:
Malware
Serangan siber berupa software berbahaya seperti virum, spywa, worm dan ransomeware. Biasanya malware ini ketika kita mengklik tautan dari sumber yang tidak jelas keamananya.
Hacking
Kegiatan yang menerobos program komputer mulai dari sistem jaringan , akun media sosial , akun perbankan dan lainnya milik pihak lain.
Injecksi Structured Query Language (SQL)
Jenis cyber crime ini dilakukan dengan memasukkan kode berbahaya ke dalam server yang mengggunakan SQL.
Phishing
Salah satu kejahatan siber dengan menyaman sebagai sebagai organisasi yang sah untuk mendapatkan data pribadi korban melalui email, pesan teks, iklan dan lainnya.
Selain keempat jenis di atas ada banyak jenis lain yang termasuk ke dalam golongan kejahatan siber, sebut saja Cross-site Scripting (XSS), one time password (OTP), Denial of Servise (DoS), Man in the Middle (MITM), Emotet, Clickjacking, Crypto Mining, Social engineering atau soceng hingga perentasan data kesehatan, predator seksual, perampokan bank secara digital, dan lainnya. Banyak sekali ya?
Pada umumnya kejahatan siber ini menggunakan media telepon, SMS, email, media sosial, aplikasi chat, dan media digital lainnya untuk melancarkan aksinya.
Menurut informasi yang saya dapatkan dari suara.com, Johnny G. Plate selaku Menteri Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengungkapkan bahwa sepanjang tahun 2021 tercatat ada lebih dari 800 juta atau lebih tepatnya 888.711.736 atau setara dengan 42 ancaman siber per detiknya terjadi di Indonesia
Informasi lain yang saya baca dari cnnindonesia.com dan tekno.sindonews.com, bahwa Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan pada tahun 2021 setidaknya ada lebih dari 1,6 miliar atau lebih tepatnya 1.637.973.022 anomali traffik/serangan siber di Indonesia.
Sedangkan di semester pertama tahun 2022 ini, menurut data dari Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), total ancaman siber yang terjadi di Indonesia sudah mencapai 714.170.967. Mengerikan bukan?
Ini tidak bisa ditampik! Tingginya pengguna internet di Indonesia memang menjadi sasaran empuk bagi para pelaku serangan siber. Bayangkan saja jumlah pengguna internet di Indonesia yang mencapai 204,7 juta atau sekitar 73,7% dari total populasi. Super sekali!
![sosial media](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-6.png)
Tingginya Aktivitas Daring
yang Tak Dibarengi dengan
Kecakapan Literasi Digital
Sayangnya tingginya pengguna internet dan aktivitas daring yang ada di Indonesia tidak dibarengi dengan kecakapan literasi digital yang baik. Hal ini terlihat dari data yang saya peroleh dari artikel “Potret Penggunaan Internet di Indonesia” di Katadata.co.id.
Survei Katadata Insight Center (KIC) dan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) pada tahun 2021, tingkat literasi masyarakat Indonesia dalam hal ini berkaitan dengan literasi digital berada di level 3,49 dari skala 0-5.
![katadata](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/Potret_Penggunaan_Internet_di_Indonesia-2022_03_28-13_12_44_3022dec62a6accefee22757e5bea2a33-1-768x1365.jpg)
Rendahnya kecakapan masyarakat Indonesia pada literasi digital ini, mengakibatkan mereka menjadi kurang bijak saat mengakses internet. Cepat percaya dengan berita bohong (hoaks), perundungan daring, radikalisme, pengungkapan data pribadi ke publik, asal mengklik tautan atau link, dan aktivitas fatal lainnya adalah beberapa contoh yang menggambarkan minimnya literasi digital pengguna internet yang ada di Indonesia.
Padahal sebaiknya sebelum berselancar di dunia maya hendaknya kita harus punya bekal pengetahuan dan kecakapan dalam literasi digital. Yang artinya mampu menggunakan media digital, alat komunikasi dan jaringan internet secara sehat, bijak, cermat, cerdas, tepat dan patuh hukum sesuai dengan kegunaannya dalam rangka memanfaatkannya untuk membina komunikasi dan interaksi dengan orang lain dalam kehidupan sehari-hari.
![instagram](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-7.png)
Bahaya Challenge
Add Yours Instagram
Ngomong-ngomong soal kebocoran data pribadi, saya jadi teringat dengan challenge Add Yours di Instagram Story yang viral akhir tahun 2021 ya lalu. Saya pernah membaca seorang pengguna Twitter yang bercerita mengenai kasus penipuan yang menimpa temannya gara-gara challenge Add Yours Instagram ini.
Awalnya temannya ditelpon seseorang yang memanggilnya dengan nama kecil. Karena nama kecil tersebut hanya diketahui orang terdekat, sang teman tidak curiga saat diminta mentransfer sejumlah uang. Saat tersadar uang 35 jutanya telah lenyap dan ia teringat pernah menshare nama kecilnya tersebut di Instagram Story. Ini hanya satu kasus, saya yakin ada banyak kasus serupa yang terjadi hanya saja tidak viral.
Memang saat melihat challenge tersebut saya sudah merasa khawatir, terlebih lagi melihat yang ikutan cukup banyak. Mungkin sebagian besar dari mereka hanya sekedar ikut-ikutan tren tanpa tahu bahaya yang mengintai. Dengan niat ingin ikutan agar tidak FOMO (fear of missing out), malah mengakibatkan banyak data pribadi para pengguna Instagram yang bocor dan berpeluang besar dimanfaatkan oleh para penjahat siber.
Karena penasaran apakah teman-teman (followers) akun Instagram saya juga mengikuti tren yang sempat hits tersebut, saya melakukan polling atau jajak pendapat. Berikut hasilnya:
![data add yours 10](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak.jpg)
![data add yours 9](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-1.jpg)
Pertanyaan 1 : Ada yang pernah ikutan ikutan challenge sejenis ini?
Hasil Polling : Dari 168 viewers, 32 orang yang memberikan jawaban, yaitu 2 orang menjawab YA (6%) dan 30 orang menjawab TIDAK (94%).
![data add yours 8](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-2.jpg)
![data add yours 7](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-3.jpg)
Pertanyaan 2 : Menurut Kalian Challenge tersebut bahaya gak sih?
Hasil Polling : Dari 127 viewers, 39 orang yang memberikan jawaban, yaitu 37 orang menjawab YA (95%) dan 2 orang menjawab TIDAK (5%).
![data add yours 5](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-5.jpg)
![data add yours 4](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-6.jpg)
![data add yours 3](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-7.jpg)
![data add yours 2](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-8.jpg)
![data add yours 1](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-9.jpg)
Pertanyaan 3 : Apa alasanmu memilih jawaban sebelumnya?
Tanggapan : Dari 112 viewers ada sekitar 24 tanggapan yang saya terima. Rata-rata para pemberi tanggapan tahu bahwa itu merupakan data pribadi/privasi yang tidak boleh dishare karena akan disalahgunakan oleh pinjol, cyber crime, hacker, penipuan dan kasus kejahatan lainnya.
Bersyukur teman-teman terdekatku sudah banyak mengerti bahwa sudah selayaknya hal-hal yang berhubungan dengan data pribadi dan perbankan seperti nama panggilan, nama ibu kandung, alamat rumah, NIK, no SIM, dan data pribadi lainnya tidak untuk dibagikan ke orang lain.
Akan tetapi, bagaimana dengan ribuan bahkan ratusan ribu orang yang sudah mengikuti challenge tersebut? Ini masih menjadi PR terberat bagi kita untuk bersama-sama mengedukasi mereka. Tidak menutup kemungkinan ada banyak kasus penipuan telah terjadi karena challenge seperti ini.
Rasanya sangat pantas jika saya mengutip data dari Universitas Stanford pada 2020, yang menyebutkan bahwa 88% kebobolan maupun pelanggaran pada keamanan siber disebabkan oleh faktor kelalaian manusia atau human error.
![soceng](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-8.png)
Mengenal Social Engineering
atau Soceng dan Modusnya
Lalu, apa hubungannya literasi, challenge Add Yours Instagram dengan social engineering atau soceng ini? Seperti yang sudah saya bahas di awal artikel bahwa soceng bergerak dengan memanipulasi psikologis saat korban terlalu cemas ataupun terlalu senang agar mau menguak informasi pribadinya yang sifatnya sangat rahasia.
Nah, dengan minimnya literasi khususnya literasi digital yang dimiliki seseorang dan keinginannya mengikuti tren yang sedang viral seperti Challenge Add Yours Instagram membuat mereka dengan kerelaan pamer data pribadi termasuk data perbankan yang mereka miliki.
Inilah yang diinginkan para pelaku kejahatan termasuk juga social engineering atau soceng. Hasilnya, begal rekening ini akan dengan lancar menguras isi tabungan bahkan tanpa korban sadari. Ini jugalah yang membuat social engineering atau soceng kini kian marak di kalangan masyarakat Indonesia.
Hal ini terlihat dari Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Melalui Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK yaitu Anto Prabowo menyampaikan data sampai dengan 16 Juni 2022, pengaduan yang masuk ke OJK terkait Fraud Eksternal (penipuan, pembobolan rekening, skimming, cyber cryme, soceng) tercatat sebanyak 433 laporan dari total keseluruhan pengaduan sebayak 5.940 laporan.
Salah satu contoh kasus soceng terjadi pada 6 Juni 2022 lalu, seorang dokter bedah senior di Pangkalan Bun, Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalteng menjadi korban kejahatan siber dengan total kerugian Rp 274 juta lebih.
Awalnya beliau ditelpon +1 (626)988-1396 yang mengaku dari salah satu Bank dan menawarkan perubahan biaya transaksi transfer dari Rp 6.500 per transaksi menjadi Rp 150 ribu per bulan. Singkat cerita setelah menerima telepon, selanjutnya pelaku mengirimkan pesan via WA yang berisi info dan sebuah link.
Sang dokter membuka link yang dikirim ke pelaku tersebut. Setelah itu, karena kesibukan sang dokter tidak tahu bahwa ada notifikasi transaksi dari SMS banking. Saat sadar uangnya di tabungan sudah raib ratusan juta.
Tidak hanya yang terjerat melalui telepon, ada juga korban soceng yang menerima pengumuman via email atau WhatsApps dengan informasi seperti contoh di bawah ini:
![modus soceng BRI 1](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-10.jpg)
![modus soceng BRI 2](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-11.jpg)
Sebenarnya ada banyak modus yang dilakukan para penjahat siber termasuk soceng dalam menjerat korbannya. Hanya saja dengan banyaknya pengaduan kasus penipuan dalam sektor perbankan yang terjadi saat ini, ada empat modus yang biasa digunakan para penipu social engineering atau soceng. Tentunya ini harus diwaspadai masyarakat Indonesia. Keempat modus tersebut antara lain:
1. Info Perubahan Tarif Transfer Bank
Pada kasus social engineering atau soceng, penipu berpura-pura sebagai pegawai bank dan menyampaikan informasi mengenai perubahan tarif transfer bank kepada korban. Penipu meminta korban mengisi link formulir yang meminta data pribadi seperti PIN, OTP dan Password data perbankan.
2. Tawaran menjadi Nasabah prioritas
Dalam hal ini, penipu menawarkan iklan untuk naik atau upgrade menjadi nasabah prioritas tentunya dnegan segudang rayuan promosi yang akan memikat korban. Setelah itu, pelaku akan meminta data pribadi seperti Nomor Kartu ATM, PIN, OTP, Nomor CVV/CVC, dan password
3. Akun Layanan Konsumen Palsu
Modus social engineering atau soceng juga melalui akun palsu media sosial Bank. Akun tersebut biasanya muncul ketika ada nasabah yang menyampaikan keluhan terkait pelayanan perbankan. Biasanya pelaku akan men-japri korban dan menawarkan bantuan dengan mengarahkan ke website palsu dan meminta nasabah mengisi data pribadi dengan alasan untuk menyelesaikan keluhan yang bersangkutan.
4. Tawaran Menjadi Agen Laku Pandai
Penawaran menjadi agen laku pandai bank tanpa persyaratan rumit menjadi modus soceng yang keempat. Penipu akan meminta korban mentransfer sejumlah uang untuk mesin EDC.
Keempat modus inilah yang sekarang sedang marak digunakan pelaku social engineering di sektor perbankan untuk menjerat korbannya. Karena itulah, sebagai nasabah bijak wajib hukumnya untuk selalu waspada ya sobat. Kita harus selalu awas agar rekening kita tak terkuras.
![korban penipuan](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-9.png)
Kisah Ibunda
Menjadi Korban Penipuan Vhising
Menjadi korban penipuan bisa terjadi pada siapa saja. Orang terdekat saya pun pernah mengalaminya. Ibu kandung saya awal tahun 2021 yang lalu pernah menjadi korban penipuan vhising (voice phising) atau bentuk penipuan melalui telepon dengan modus “anak ditangkap polisi”. Saat itu sekitar pukul 10 pagi, ibu ditelepon dalam kondisi kurang enak badan dan baru bangun tidur ditambah lagi sedang sendirian di rumah.
Penipu yang menyamar sebagai polisi mengabarkan adik bungsu saya (adik nomor dua) yang saat itu sedang kuliah di kota lain sedang berada di kantor polisi. Jelas saja ibu saya sangat kaget. Terlebih lagi saat menelpon adik tidak aktif begitu juga dengan teman terdekatnya.
Dengan faktor psikologis yang terlalu cemas, mudah saja untuk dipengaruhi. Entah kenapa ibu saya mau saja ke bank dan mentransfer uang sebanyak dua juta rupiah. Tak hanya itu, ibu bahkan mengisikan pulsa pelaku sebanyak seratus ribu rupiah. Nah, baru lah sore hari ibu saya tersadar dan bercerita kepada adik saya nomor satu yang baru pulang bekerja.
Sontak, adik saya langsung menghubungi saya yang memang saat ini tinggal cukup jauh dari ibu. Saya pun kaget. Kenapa ibu tidak menghubungi saya terlebih dahulu saat itu. Namun, ibu saya bilang, entah kenapa saat itu tidak ingat apa-apa seperti kena hipnotis. Yang ada hanya fokus pada perintah penipu saja.
Jujur saya sangat sedih dan menyarankan ibu saya untuk lapor ke bank dan pihak berwajib. Tetapi, ibu saya tidak mau dengan alasan tidak mau ribet karena memang harus bolak-balik seorang diri. Ya, sudahlah, saya tidak bisa memaksa. Lagipula saya juga tidak bisa mendampingi beliau karena kondisi.
Walaupun sebenarnya cukup sesak kehilangan uang tersebut karena tahu susahnya ibu mengumpulkan uang setelah kepergian ayah dua puluh tahun yang lalu. Namun, mau bagaimana lagi. Akhirnya saya menyarankan agar ibu tetap waspada dan ikut berdoa dari jauh semoga Allah senantiasa melindungi beliau.
![cara menghindari soceng](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-10.png)
8 Cara Terhindar
dari Tipu Daya Soceng
Begitulah cara kerja para penipu termasuk juga para pelaku social engineering yang memanfaatkan data dan faktor psikologis korbannya yang mengalami kondisi terlalu takut atau terlalu bahagia.
Setelah tahu betapa bahayanya berbagai kasus penipuan termasuk social engineering, mungkin ada sobat AuRa yang bertanya-tanya bagaimana caranya agar terhindar menjadi korban mereka selanjutnya. Nah, berikut ini ada beberapa tips dari Roemah AuRa, antara lain:
1. Jaga Kerahasiaan Data Pribadi
Kunci utama agar terhidar dari penipuan, kejahatan siber dan soceng adalah dengan menjaga kerahasiaan data pribadi apalagi yang terkait dengan data perbankan seperti nama lengkap, alamat KTP dan domisili, NIK, tempat dan tanggal lahir, nama ibu kandung, Nomor Kartu ATM, PIN, username aplikasi perbankan, OTP, Nomor CVV/CVC, password dan data penting lainnya.
Ingat! Jangan pernah memberikan data ini kepada siapapun. Apalagi sampai di-share ke media sosial. Jadilah nasabah bijak!
2. Selalu Cek Call Center Resmi Bank
Banyak sekali yang menjadi korban soceng berawal dari dihubungi pihak yang mengaku petugas bank, baik itu melalui telepon, SMS, WhatsApp, dan lainnya. Biasanya penipu akan melancarkan beberapa modus. Setelah korban panik atau senang, mereka akan meminta PIN, OTP, Password dan data pribadi lainnya.
Karena itu sebaiknya tidak menerima telepon dari nomor yang tidak dikenal, berhati-hati saat menerima email dan sms yang menginfokan kamu mendapat hadiah, perubahan tarif bank dan modus-modus lainnya.
Selalu cek call center dan akun resmi bank, agar kita bisa tahu informasi yang kita dapatkan itu resmi dari bank atau sekedar akal-akalan penipu. Begitu juga saat kita sedang ada masalah dan ingin membuat laporan ke bank, kita bisa langsung menghubungi kontak resmi bank.
Sebagai contoh, kemarin saya baru saja menfollow akun Instagram resmi milik bank BRI. Hanya berselang lima menit ada telpon masuk ke nomor WhatsApp saya, yang memang saya cantumkan di akun Instagram pribadi saya untuk mempermudah pekerjaan saya sebagai blogger.
Karena nomor tersebut berasal dari nomor yang tidak saya kenal, jadi saya biarkan saja. Eh, ternyata malah ada chat masuk yang mengatasnamakan bank BRI.
Bagi yang tidak tahu, terlebih lagi memang ada perlu dengan bank yang bersangkutan, pasti akan menanggapinya dengan serius. Padahal jelas-jelas nomor tersebut bukan call center resmi milik BRI.
![penipuan BRI](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-12.png)
3. Gunakan Two-Factor Authentication (Otentik Dua Faktor)
Cara lain yang bisa kita lakukan untuk mengamankan akun kita adalan dengan mengaktifkan two-factor authentication. Dengan cara ini data kita akan punya sistem keamanan berlapis. Kita bisa menggunakan verifikasi lewat no telepon, SMS, biometrik sisik jari, Face ID, dan lainnya.
4. Aktifkan Notifikasi Transaksi Rekening
Sebagai nasabah bijak agar terhindar dari soceng adalah dengan mengaktifkan notifikasi rekening yang bisa dikirimkan melalui SMS ataupun email. Selain itu, kita juga harus melakukan pengecekan histori transaksi yang terjadi secara berkala dengan menggunakan mobile banking atau internet banking.
Waspada juga saat melakukan transaksi di mesin keuangan seperti ATM, EDC, dan sejenisnya. Sebisa mungkin jangan sampai ada yang melihat PIN dari kartu debit atau kredit yang kamu gunakan. Jika ada yang mencurigakan pada mesin keuangan atau orang disekitarnya sebaiknya jangan lakukan transaksi.
5. Jangan Sembarang Mengklik Tautan
Seringkali kita mendapatkan informasi via SMS, email dan sejenisnya yang mengarahkan kita untuk mengklik tautan atau link. Please, jangan sembarang diklik ya! Karena bisa jadi tautan tersebut mengarahkan kita ke website berbahaya yang telah disisipi malware. Itu bahaya!
Untuk mengurangi resiko pesan berbahaya yang masuk ke email kita, sebaiknya gunakan filter spam. Agar pesan yang terdeteksi tidak aman secara otomatis akan masuk ke kotak spam.
Oh ya, jangan sembarangan juga mengunduh aplikasi ya! Pastikan terlebih dahulu aplikasi tersebut aman, salah satu caranya dengan melihat review dan membaca artikel ulasannya terlebih dahulu sebelum mengunduh.
6. Hindari WiFi Gratis
Koneksi internet gratis di tempat umum memang menggiurkan. Eits… Tetapi sebaiknya Sobat AuRa tahan godaan ya. Alih-alih ingin menghemat kuota, perangkat kamu malah bisa diretas. Terlebih lagi jika kamu menggunakan untuk mengakses aplikasi atau website yang berhubungan dengan perbankan.
Selain itu, gunakan juga password atau kata sandi yang kuat untuk email, akun media sosial, akun perbankan dan lainnya. Pastikan juga membukanya hanya di perangkat pribadi kita sendiri. Jangan pernah gunakan perangkat orang lain terlebih lagi fasilitas umum ketika membuka email dan akun pribadi.
Oh ya, jangan lupa juga untuk memasang anti virus di perangkat yang kamu gunakan ya. Ini juga salah satu cara untuk mengamankan perangkatmu dari serangan siber.
7. Tingkatkan Literasi
Dalam hal ini, peningkatan literasi khususnya literasi keuangan dan literasi digital juga jadi salah satu cara guna meminimalisir kejahatan siber. Terlebih lagi di era teknologi ini dimana literasi keuangan dan literasi digital begitu erat hubungannya. Bahkan sekarang ada yang namanya literasi keuangan digital loh.
Nah, di dalam literasi keuangan digital inilah kita diminta untuk punya pengetahuan, keterampilan, keyakinan dan kemampuan dalam menggunakan produk dan layanan keuangan digital dengan aman sehingga nantinya diharapkan bisa membuat keputusan keuangan yang baik.
Hal ini tidak bisa dielakkan. Dengan banyaknya inovasi di era keuangan digital, banyak juga potensi ekonomi yang terbuka lebar. Tentu akan sangat disayangkan jika literasi masyarakat masih rendah. Terlebih lagi produk keuangan digital memang masih rentan diserang oleh kejahatan siber.
Rasanya akan percuma jika keamanan hanya dilakukan oleh penyedia jasa keuangan saja, tetapi pemilik data sendiri tidak menjaganya. Karena itulah literasi sebenarnya merupakan garda utama dalam perlindungan data pribadi sebagai konsumen dan nasabah.
8. Selalu Waspada
Yap, cara terakhir yang harus kita lakukan sebagai nasabah bijak adalah selalu waspada. Jangan terlalu cepat percaya dengan informasi yang kita dapatkan, misalnya perubahan tarif bank yang tidak wajar, mendapatkan hadiah yang fantastis, dan sejenisnya
Oh ya, satu saran lagi dari saya “jangan letakkan semua telur dalam satu keranjang”, yang artinya jangan taruh semua uang dalam satu rekening. Ada baiknya pisahkan beberapa pos rumah tangga seperti belanja, tabungan dan lainnya pada rekening bank yang berbeda. Ini salah satu bentuk kewaspadaan juga. Karena jikalau ada kejadian seperti soceng ini, uang simpananmu tidak habis seluruhnya.
Jadi tetaplah waspada ya Sobat! Jadilah nasabah yang selalu bijak dalam bertransaksi, agar soceng gigit jari dan tidak bisa menguras uang di rekening kita.
Lalu, bagaimana jika kita terlanjur tertipu soceng dan kejahatan siber lainnya? Segera hubungi call center resmi milik bank atau aplikasi uang elektonik. Namun, jika lebih memungkinkan ada baiknya langsung datang ke kantor cabang terdekat untuk pengaduan dan mendapatkan solusi lebih lanjut.
Selain itu, laporkan juga ke pihak berwenang seperti pihak Kepolisian, Bank Indonesia, Otorisasi Jasa Keuangan dan instansi terkait lainnya untuk penyelidikan lebih lanjut. Ini akan sangat membantu.
![BRI](https://www.roemahaura.com/wp-content/uploads/2022/09/nasabah-bijak-11.png)
BRI Optimalkan Peran Penyuluh Digital
Dengan maraknya kasus social engineering atau soceng yang menjadi begal rekening, membuat salah satu bank milik pemerintah yaitu BRI melakukan berbagai upaya untuk membongkar kejahatan soceng dan mengedukasi masyarakat Indonesia khususnya nasabahnya.
Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengoptimalkan penyuluh digital. Penyuluh digital sendiri adalah gerakan bagi seluruh pekerja (Insan Brilian) BRI agar bisa menjadi garda terdepan dari digitalisasi BRI. Penyuluh Digital ini berperan mendampingi nasabah saat mengakses layanan digital BRI.
Selain itu, Penyuluh digital juga mensosialisasikan produk digital BRI, mensosialisasikan resiko dan keamanan produk digital serta menjual produk digital secara online maupun offline kepada pada nasabah dan calon nasabah BRI.
Diharapkan dengan adanya penyuluh digital ini, masyarakat bisa lebih melek digital khususnya pada layanan perbankan dan sesuai dengan tema HUT ke-126 BRI yakni “Memberi Makna Indonesia”.
Selain mengoptimalkan penyuluh digital, BRI juga menjadi sponsorship gerakan #NasabahBijak. Gerakan #NasabahBijak ini merupakan sebuah wadah komunitas yang bertujuan untuk memberikan literasi keuangan kepada masyarakat Indonesia mengenai bagaimana mengelola uang.
Termasuk juga bagaimana cara untuk melunasi hutang, suku bunga, asuransi, tabungan pensiun, pajak, serta produk keuangan seperti kredit dan pinjaman. Serta yang tidak ketinggalan ikut memberikan edukasi tentang bermacam kejahatan siber di sektor perbankan dan bagaimana cara untuk mencegahnya.
Itulah secuil informasi yang bisa saya sampaikan tentang social engineering atau soceng dan bagaimana caranya menjadi nasabah bijak yang mampu melindungi data pribadi kita biar para penjahat gigit jari. Nah, kamu punya cara lain gak untuk menghindari soceng ini? Sharing dong di kolom komentar.
Oh ya, biar bisa makin jadi nasabah bijak, sobat AuRa bisa langsung kunjungi dan follow akun-akun media sosial Nasabah Bijak di bawah ini, ya! Ada banyak infomasi di sini yang sangat bermanfaat bagi kita semua.
Artikel ini diikutsertakan dalam
BRI Blogging Competition 2022 Memanggil Para Penyuluh Digital
Tema :
"Menjadi Nasabah Bijak, Lindungi Diri Dari Kejahatan Siber"
- https://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_sosial
- https://www.suara.com/tekno/2021/10/13/140110/kominfo-ada-888-juta-ancaman-siber-di-indonesia-sepanjang-2021
- https://tekno.sindonews.com/read/775803/207/serangan-siber-di-indonesia-tembus-16-miliar-lakukan-langkah-ini-agar-data-anda-aman-1653134709
- https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20220701164212-192-816150/ri-dihantam-700-juta-serangan-siber-di-2022-modus-pemerasan-dominan
- https://katadata.co.id/dinihariyanti/infografik/624152e15e3fe/potret-penggunaan-internet-di-indonesia
- https://economy.okezone.com/read/2022/06/22/320/2616233/kejahatan-soceng-semakin-marak-ratusan-nasabah-lapor-ke-ojk
- https://finansial.bisnis.com/read/20220626/90/1548014/ojk-6-tips-hindari-jebakan-social-engineering-simak-caranya
- https://www.liputan6.com/bisnis/read/4988952/penipuan-soceng-marak-ojk-jabarkan-4-modus-pembobolan-rekening-lewat-social-engineering
- https://www.idxchannel.com/banking/uang-nasabah-di-pangkalan-bun-raib-korban-soceng-ini-kronologinya
- https://www.cnbcindonesia.com/market/20220531105954-17-343151/bri-optimalkan-peran-penyuluh-digital-ini-tugasnya
- https://katadata.co.id/dinihariyanti/infografik/624152e15e3fe/potret-penggunaan-internet-di-indonesia
- instagram @nasabahbijak
- https://www.cnbcindonesia.com/market/20220531105954-17-343151/bri-optimalkan-peran-penyuluh-digital-ini-tugasnya
- Olahan pribadi dengan menggunakan Canva.com
27 Komentar. Leave new
Kejahatan Siber terus mengintai kita ya, Mbak. makanya memang harus jadi nasabah bijak. Jangan memberi data pribadi, harus melek literasi, agar tidak langsung percaya saat ada promo atau penawaran yang menggiurkan. Harus cek dan ricek dulu.
Bener banget tuh mas, wajib cari tahu kebenaran info yang didapat
Saya selalu pakai verifikasi 2 langkah, biar lebih aman. Selain itu juga jarang sekali pakai WiFi gratisan, karena risikonya cukup tinggi, apalagi kalo sampai transaksi digital nebeng Wi-Fi gratis,. Terima kasih banyak atas payment…
Aku juga gak berani pake WiFi gratisan di publik. Mending minta hotspot ma hp suami klw emang lagi kehabisan paket data
Phising juga rame banget. Pokoknya hati2 kalau kita suruh kirim kode OTp atau dapet pesan ngga masuk akal berbau angin surga. Soalnya kejahatan siber lagi marak dan sebagai nasabah bijak kita harus cerdas biar ngga mudah tertipu.
Nah, bener tuh mbak. Kadang orang minta kode OTP, padahal itu gak boleh dibagikan walaupun pada petugas bank resminya
Jaga diri dan keluarga dari hal yang serem ini harus banget dilakukan ya.
Jangan apa-apa langsung klik, apalagi kalau linknya mencurigakan
Sekarang banyak link berbahaya ya mbak
Aku galfok sama layout postingannya, keren banget, hehe. Btw, aku baru tahu kalau BRI punya Penyuluh Digital. Bagus banget tuh. Semoga dengan adanya Penyuluh Digital, semakin berkurang yang terkena soceng ya mbak.
Aamiin ya Allah. Makasih mbak
Zaman sekarang, kejahatan makin mudah ya Mbak… Emang harus waspada. Aku juga selalu mewanti-wanti keluarga apalagi orangtua agar lebih waspada. Kalau ada no baru apalagi mengatasnamakan bank, wah kudu ekstra hati-hati.
Iya, penting mengedukasi orangtua kita sol ini mbak
Iya, bahaya banget ya
Kejahatan cyber sekarang makin merajalela
Harus lebih hati-hati melindungi data pribadi
Resiko dari kemajuan teknologi dan digital mbaj
Ngerii yaa kejahatan ciber sekarang, semakin merajalela. Waspadaa penting, menjaga data2 pribadi sangat penting. Suka kasian aku kalau ada yg ketipu orang desa lugu.
Salah satu fungsi dari penyuluh digital mengedukasi orang-orang terutama yg berada di perdesaan mbak. Biar gak ditipu.
klo cemas dan panik emang jadi faktor yang berpengaruh besar kena tipu ya mba, aku pun pernah hampir ketipu gara-gara ga fokus dan gugup ngerjain ini itu. Yess, aku pun sekarang aktifkan double otentifikasi dan nyalain notif sms nih buat aktivitas perbankan
Biar lebih aman ya mbak
Challenge IG ini aku gak pernah ikutan. Tapi beberapa kalau liat storynya temen, mereka suka seneng ikutan begini. Mungkin memang sedang zamannya yaa.. Hehe, karena kan IG dijadikan ajang berkreasi melalui visual.
Dan ternyata malah berbahaya karena dimanfaatkan oleh orang-orang asing untuk menipu.
Beneran malah jadi boomerang yang menyeramkan yaa..
Semoga informasi menjadi nasabah bijak ini bisa mengedukasi banyak orang sehingga banyak pula yang sadar dan terselamatkan dari aksi Soceng ini.
Aamiin ya Allah. Sekarang ni banyak yang FOMO mbak, padahal tidak semua yang viral harus diikuti
Memang edukasi ini perlu digencarkan ya mbak, mengingat belakangan kasus cyber crime juga makin marak
Iya mbak, salah satu cara kita mengedukasi sebagai blogger adalah dengan menulis
Harus fokus dan waspada kalau dapat wa dan telpon gak dikenal tuh, jangan sampai kita juga terjebak penipuan, untungnya skrg nomor penipu udah bisa dikenali
Sebaiknya jangan langsung respon no ga dikenal ya kak. Mending di cek dulu di aplikasi nomor kontak. Itu benar-benar no terpercaya apa gak
Blog nya cakep ga bosenin
Kmi jg pernah dapat wapri dari manegatasnamakan BRI, yang intinya memberikan opsi, kalimat opsi jelas mengarahkan agar kita pilih opsi ke 2, yang akan dilanjutkam dengan mengisi link, trus disuruh daftar, dll…
awalnya ga ada curiga samasekali, tapi Alhamdulillah karena lagi banyak kerjaan, blm smpt klik link n ngisi data apa2, belakangan baru tau trnyta itu hoax n ikhtiar orang jahat mau mencuri data kita