Alamat : Punge Blang Cut, Kec. Jaya Baru, Kota Banda Aceh, Aceh 23116Melihat kapal ini, kami jadi sangat bisa merasakan betapa maha dahsyatnya bencana tsunami yang terjadi di Aceh. Bayangkan saja Kapal dengan panjang 63 meter ini mampu menghasilkan daya sebesar
10,5 megawatt. Dengan luas mencapai 1.900 meter persegi dan bobot 2.600
ton, bisa bergeser sejauh 5 kilometer dari pelabuhan Ulee Lheue ke tengah permukiman kota Banda Aceh.
Tampak luar bagian kapal |
Tampak full bagian luar kapal |
Suami berfoto di monumen peringatan |
Bagian
luar kapal dibiarkan seperti apa adanya. Di bagian depan ada monumen peringatan di depan kapal tersebut dengan relief kapal dan air bah. Sedangkan untuk bagian dalam sudah dilakukan
pemugaran dan diisi dengan foto-foto dan televisi untuk menyiarkan video kejadian tsunami. Jika kalian naik ke atas kalian akan bisa melihat kota Banda Aceh. Jika kalian ingin berkunjung ke sini usahakan di waktu pagi atau sore. Karena kapal akan tutup pukul 12.00 -14.00 WIB. Tentu rasanya akan kurang memuaskan tidak menikmati bagian dalam kapal. Untuk masuk ke sini gratis, kalian cukup mengeluarkan uang untuk parkir saja.
Menikmati monumen peringatan dan pemandangan kota |
Di bagian dalam tampak mewah |
Alamat : Jalan Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, Aceh 23125, Indonesia
Museum ini merupakan rancangan dari gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Museum
ini terdiri dari struktur empat lantai dengan luas 2.500 m²
yang dinding lengkungnya ditutupi relief geometris. Sangat megah menurut
kami, tapi kemegahan itu menyimpan kenangan tentang kepiluan ratusan
ribu korban.
Museum Tsunami Aceh tampak atas (sumber. merahputih.com) |
Berempat di depan Museum |
|
Didalamnya, kami masuk melalui lorong sempit dan gelap di antara dua
dinding
air yang tinggi, ada gemericik air dan suara ombak untuk menciptakan kembali
suasana dan kepanikan saat
tsunami. Tibalah di sumur do’a yang berisi nama-nama para korban
Tsunami. Jujur di ruang ini saya merasa merinding, bukan karena takut
hantu tapi merasakan ketakuutakn para korban saat tsunami menerjang.
Selanjutnya di dalam ada miniatur tsunami, benda-benda sisa tsunami,
foto-foto kejadian, dan papercutting yang unik dan dibingkai yang menceritakan tentang sebelum dan pasca tsunami.
Di ruang sumur doa, di sini ada nama para korban tsunami |
duo AuRa melihat miniatur kapal PLTD |
Papercutting yang sangat unik |
Berkisah suasana saat tsunami |
3. Pantai Lampuuk
Anak-anak asyik bermain pasir |
Suami berfoto saat suasana senja |
Sedangkan saya di siang hari bolong |
4. Masjid Rahmatullah
Alamat : Meunasah Lambaro, Kec. Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh 23372
Sebelum kembali ke kota Banda Aceh, kami menyempatkan untuk menyinggahi sebuah Masjid bernama Masjid Rahmatullah yang tak jauh dari Pantai Lampuuk. Masjid ini menjadi sangat terkenal di dunia karena di saat bangunan lain rata dengan tanah, Masjid ini tetap kokoh berdiri. Hanya ada sedikit bagian yang rusak dan salah satu bagian yang rusak tersebut sengaja tidak diperbaiki sampai saat ini. Yang menjadi ciri khas disepanjang jalan menuju pantai, rumah-rumah yang sudah dibangun kembali ada lambang bendera dan negara yang membangunnya. Kebanyakan di daerah sana, dibangun oleh negara Turki. Begitupun dengan Masjid ini perbaikannanya yang didanai oleh negara Turki.
Saat kejadian Tsunami tahun 2004 |
Masjid Rahmatullah sekarang |
Penampakan luar Masjid |
Bagian dalam ada yang sengaja tidak diperbaiki |
5. Masjid Baiturrahman
Alamat : Jl. Moh. Jam No.1, Kp. Baru, Kec. Baiturrahman, Kota Banda Aceh, Aceh
Tak lengkap rasanya jika sudah berkeliling di kota Banda Aceh tidak berkunjung ke salah satu masjid termegah di Asia Tenggara ini yang menjadi ikon kota Banda Aceh. Masjid Baiturrahman. Saat tsunami masjid ini juga kokoh berdiri sangat kotras dengan keadaan sekeliling yang porak poranda. Dan kini kekokohan itu ditambah dengan kemegahan dengan sejumlah payung raksasa yang ada di sekitar masjid, satu menara dengan ketinggian lebih dari 84 meter, dan sarana penunjang lainnya. Membuat masjid ini tidak hanya sebagai tempat ibadah tapi juga tempat wisata religi.
Masjid Baiturrahman saat tsunami |
Penampakan Masjidnya sekarang |
Bersantai di pelataran masjid |
36 Komentar. Leave new
Ahhh,,, seru banget mbak. Aku juga pengen bawa keluarga ke sana. Dulu jaman masih gadis pernah ke museum tsunami dan dermaga ulee lhee. Memang merinding rasanya denger deburan ombak yang pernah menyapu kota Banda Aceh dulu.
Iya kak, rasa mau mewek juga ya kak.
Membaca nya aja kak dyah, sudah bisa membuat awak merinding. Maha Besar Allah yang memegang semua makhluk dalam kuasaNya.
Iya kak, ke sana memang bener-bener jadi ingat Allah. Betapa kecilnya kita. Dan betapa hebatnya janji Allah menjaga dua masjid saat semua hancur, bangunan itu tetap berdiri tegak.
Pasca tsunami saya pun bekerja di banda aceh mba.. Hampir 2 tahun.
Ketemu jodohpun di sini heheheh
Cie..cie.. ada cerita indah di Aceh ya mak. AYo mak tulis 'kutemukan jodohku di serambih mekkah'
Subhanallah, masjid Rahmatullah sungguh indah dan megah. Alhamdulillah masih dalam lindungan-Nya ketika bencana itu menimpa, tidak luluh lantak seperti sekelilingnya. Betapa kekuasaan Allah atas segala sesuatu itu mutlak, apapun bisa terjadi sekehendak-Nya.
YAng megah itu Baiturrahman bang, kalau Rahmatullah itu masjid di dekat pantai. 🙂
Aduh kalo inget bencana tsunami Aceh ini,pilu dan sedih ya dan semoga kita selalu di lindungi oleh Allah dari segala macam bencana
aku belum pernah ke aceh, dan kepingin banget suatu hari nanti bisa ke aceh sana. mau lihat museum tsunainya juga!
semoga suatu hari nanti bisa ke sini ya kk. Berkunjung ke tempat lain juga.
Maa syaa Allah Aceh kuat, Aceh bangkit. Setelah sekian lama perlahan pulih dan kembali seperti dulu kala bahkan lebih indah
Iya mbak, sekarang Aceh jauh lebih indah daripada pra tsunami kemarin. Juga lebih damai
Ya Allah mbak jadi keinget tsunami saat itu, aku melihat dr TV aja merinding apalagi yang di sana yang mengalaminya langsung ya. MasyaAllah masjid2ya masih berdiri tegak. Moga kelak ada kesempatan ke Aceh dan bisa liat monumen serta museum pengingat tsunami-nya jg.
Iya mbak, Kemarin liat berita aja sampe ikut nangis.
Wah seru sekali bisa menapaki kisah tsunami. Kalau pergi ke tempat tempat yang terkena bencana alam cukup besar, jadi banyak muhasabah diri.
Btw, adikku tugas di Aceh. Semoga suatu waktu saya bisa berkunjung ke Aceh.
Iya bang, apalagi kita tahu bagaimana bentuk bangunan yang hancur waktu tsunami kemarin.
Akuuu mupeng mbak
Tahun 2004,saat tsunami aku tinggal di Pangkalan Berandan, Sumut dan goncangan gempanya terasa bangets memang.
Dan 2006 aku berkunjung ke Banda Aceh ke nikahan teman dan masih melihat sisa-sisa kejadian.
Kapal PLTD belom jadi monumen seperti sekarang, masjid Baiturahman sedang direnovasi..belum ada museum tsunami juga..
Wah, baca artikel dan lihat fotonya jadi pengin ke sana
Semoga kapan waktu bisa ke Aceh lagi
2006 jejak tsunaminya masih kental banget ya mbak. Bahkan museum tsunami aja belum dibangun
Tak terasa ya sudah berlalu sangat lama kejadian tsunami Aceh, kapal itu bukti dahsyatnya gelombang, beneran ga kebayang apa yang terjadi para manusianya saat itu, dan memang pantas dikenang dengan adanya museum tsunami Aceh.
iya mbak kapal sebesar itu bisa masuk ke daratan 5 kilo meter dari tempat kapal itu bersandar. Dahsyat bener.
pilu, sedih, dan kadang ingin berkunjung ke lokasi itu. setidaknya melihat lokasi dimana tragedi itu terjadi, dan kisah-kisah di dalamnya.
iya mbak, menapaki jejak dan mengambil hikmah. betapa tak ada apa-apanya kita
Masya Allah, Tabarakallah, bisa napak tilas ke peristiwa tsunami aceh, anak yang pertama ingin sekali ke museum tsunami karena sering diceritai sepupunya yang tinggal di Aceh
Semoga suatu hari bisa main ke sana ya mbak. Bangun banget tempatnya untuk mengedukasi anak tentang betapa kuasanya Allah.
Ingat betul waktu itu aku kelas 6 SD. Dari pihak sekolah memiliki acara pengalaman dana dan pakaian layak pakai. Kami pun saat itu sangat antusias untuk menyumbang.
Iya bentuk solidaritas kita ya. Bahkan jangankan kita sesama penduduk indonesia. Yang dari luar negeri saja berbondong-bondong membantu
Lihat kapal apung itu pas kami ke sana 2015 lalu, teman yg orang sana cerita, di bawah kapal apungnya masih terdapat banyak tengkorak para korban gempa dan tsunami, hiks…al faatihah
Sangat memungkinkan korban gempa itu di bawah sana kk karena akan sangat sulit memindahkan kapal sebesar itu sekarang.
merinding kalau liat masjid baiturrahman yang tegak berdiri padahal gulungan tsunaminya cukup besar. Aaah, semoga aku punya kesempatan ke museum tsunami di Aceh sekaligus jalan-jalan kesana
Aamiin mbak. Selain jalan-jalan bisa berwisata religi juga mbak.
wuah banda aceh mah yang paling jadi ingatan itu ya saat azan. sama seperti di mekkah dan madinah, di banda aceh org-orang yang berjualan puun meninggalkan toko-toko mereka demi memenuhi panggilan Nya tsb. pengen kali bsa ngeistiqomahin diri kayak gitu kalo denger azan.
Iya mbak, setelah kejadian tsunami Aceh menjadi kota yang lebih agamis begitu juga dengan orang-orangnya.
wuah banda aceh mah yang paling jadi ingatan itu ya saat azan. sama seperti di mekkah dan madinah, di banda aceh org-orang yang berjualan puun meninggalkan toko-toko mereka demi memenuhi panggilan Nya tsb. pengen kali bsa ngeistiqomahin diri kayak gitu kalo denger azan.
Jadi pengen ke Sabang terus mampir ke Aceh deh.
Soalnya waktu ke Aceh, aku masih cilik banget..
Di Jakarta pernah ada juga museum tsunami gini. Cuma waktu itu sebagai hari peringatan aja ngga permanen museumnya*
Aamiin.. aku juga pengen banget ke sabang. Sayang sekarang domisilinya makin menjauh.