

Seperti biasa kalau hari senin-jum’at jam 08.00-10.00 WIB jadwalnya duo AuRa sekolah di sebuah TK yang tak jauh dari rumah. Mereka perginya diantar oleh abinya yang juga sekalian berangkat bekerja menjemput rezeki-Nya.
Tapi karena hujan dan alhamdulillah a’la kulli hal masih diberi Allah
pinjaman sebuah motor, jadi abinya belum mengizinkan mereka pergi sekolah. Ngambeklah si mbak. Diminta buat
ngeluarkan mainannya tidak mau, mungkin karena bosan atau apa. Jadilah
umminya me-recyle mainan yang ada. Alhamdulillah akhiranya dia mau.

Tiba-tiba…. nyeletuklah si gadis itu.
Auni : “Ummi..kok burung boleh hujan-hujanan?”
ummi : “Sayang… burung yang terbang itu ayahnya burung yang sedang
mencari makan untuk anak-anaknya yang kelaparan. Mbak pernah lihatkan
sarang burung?
auni : ” Iya, ummi yang jatuh di bawah pohon kemarin itu ya?”
ummi : “Ya, bener banget nak. Nah, anak-anaknya sedang kelaparan dan
kedinginan di sana. Kalau ayah burungnya gak keluar nanti anak-anaknya
bisa sakit. Begitupun abi, tadi tetep pergi kerja menjemput rezeki Allah
kan walaupun hujan? Ayo untuk siapa?”
auni : “Iya, untuk mbak ma mamas beli mainan” (hadeh pikiran anak-anak mainan aja)
ummi : untuk kita makan juga donk, itu bentuk ikhtiar abi. Begitupun Allah memberi kita
hujan itu juga termasuk nikmat. Karena kita manusia, hewan dan tumbuhan memerlukan hujan agar tidak kehausan dan tidak kekeringan. Hujanpun salah satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Ayo, gmn doanya?”
Auni : “allahumma shayyiban naafi’aa” (walaupun masih kecil, Alhamdulillah dia sudah hafal doa turun hujan”
Salah satu ayat yang akan memberi kita hikmah sang hujan. Q.S. Al An’aam, ayat 99 yang artinya:
Dan Dialah yang menurunkan air “hujan” dari langit lalu kami tumbuhkan
dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan, maka Kami keluarkan dari
tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau, Kami keluarkan dari tanaman
yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai
tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (kami
keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan tidak serupa.
Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah, dan (perhatikan
pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada
tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman. (QS. 6:99)
Nak, membersamaimu belajar. Ummi merasa sedang bicara pada cermin yang
akan memantulkan apa yang ummi katakan dan lakukan. Seperti sekarang
ummi sedang mengingatkan diri ummi kembali tentang nikmat Allah, tentang
perjuangan seorang ayah dan suami, dan ah.. tertampar sudah diri ummi.