Asap mulai menyerang tempat sekarang kami berdomisili, pekanbaru yang menjadi ibu kota dari provinsi Riau. Menurut data Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada hari sabtu (3/8) kemarin, melalui stasiun Pekanbaru mendeteksi 138 titik panas yang mengindikasikan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang menyebar di delapan kabupaten di Provinsi Riau.
Selain di Riau, BMKG menyatakan keberadaan titik panas juga terdeteksi di sejumlah provinsi lain di pulau Sumatra. Di Jambi, BMKG menyebut terdapat 41 titik panas, Lampung 24 titik, Kepulauan Riau 13 titik, Sumatera Selatan 8 titik dan Sumatera Barat 24 titik.
Setiap Musim kemarau seperti saat ini, kebakaran hutan dan lahan (karhutla) sangat tidak bisa dielakan. Kebakaran tersebut berasal dari lahan yang memang sengaja dibakar untuk membuka lahan tanam baru atau seringkali dari sepuntung rokok yang dibuang sembarang oleh pengguna jalan ke daerah rawa/lahan gambut yang penuh dengan lalang kering.
Hasilnya asap mulai menyerang dan berakibat buruk bagi kesehatan terutama pada sistem respirasi kita. Sistem respirasi (sistem pernapasan) adalah sistem organ yang digunakan untuk pertukaran udara, menyesuaikan suhu dan kelembaban tubuh dengan udara sekitar. Sistem respirasi ini terdiri dari saluran pernapasan atas (meliputi mulut, hidung, tenggorokan, laring dan trakea) dan saluran pernapasan bawah (meliputi brokus/cabangtenggorok, brokiolus, dan alveoli di paru-paru).
Idealnya manusia 12-20 kali bernafas menghirup oksigen permenitnya. Tapi bayangkan jika bukan oksigen yang dihirup melainkan gas karbondioksida (CO2), Nirous oksida (N2O), nitrogen oksida (NOx). Belum lagi unsur lain (partikular logam berat) yang meskipun kecil juga sangat berbahaya jika terhirup seperti krom (Cr), kadmium (Cd), dan nikel (Ni).
Tak heran banyak penduduk terutama anak-anak kami yang sudah mengeluh gangguan pada sistem respirasi ini. Mulai dari batuk, hidung tersumbat, pilek, bersin-bersin, demam, nyeri otot, sakit tenggorokan, sakit kepala, hingga sesak nafas. Dan yang paling berbahaya jika asap ini semakin pekat bisa menyebabkan resiko penyakit yang lebih parah seperti ISPA (infeksi saluran pernafasan akut) dan bahkan kanker paru-paru.
Ada beberapa cara yang dapat kita dilakukan untuk mengurangi risiko terkena penyakit gangguan sistem pernafasan ini ,di antaranya adalah:
- Mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang.
- Mengonsumsi vitamin terutama vit C untuk daya tahan tubuh
- perbanyak minum air putih.
- Berolahraga secara teratur.
- Tidur/istirahat yang cukup.
- Gunakan masker terutama saat berada di luar ruangan.
- Hindari kontak langsung dengan penderita.
- Mencuci tangan setelah melakukan kegiatan terutama sebelum makan.
- Selalu menutup mulut dan hidung setiap bersin atau batuk.
- Menjaga kebersihan diri dan barang-barang di sekitar.
![]() |
Gunakan selalu masker ( sumber gambar : riaugreen.com) |
#Ibuprofesional
#Ibuprofesionalpekanbaru
#IPpekanbarupeduliasap
#melawanasap
Ya Allah kak dyah, serem kali ya..
ReplyDeletebanyak banyak minum air putih lah ya kak, sama jangan keluar kalo gak penting.
Awak aja pas beberapa tahun lalu kabut sempat terasa sampe ke medan, kesal luar biasa sampe anak2 awak tahan gak boleh main di luar..
Semoga ada lah yang bisa menghukum mereka yang sengaja membakar lahan untuk membuka lahan tanam baru.
Biar ada jera nya.
2015 kemarin yang paling parah kak, sangat mengganggu asapnya. Semoga tak terulang lagi.
DeleteBecareful ya dy sama anak-anak. Hindari banyak keluar rumah. Semoga asap segera berlalu ya.... biar bisa seseruan main di taman n hangout bareng2 keluarga lagi
ReplyDeleteAamiin.. iya kak. Padahal biasanya tiap sore mereka main sepeda, sekarang dibatasi. kalaupun keluar pake masker.
DeleteWaduuuh,kalo orang dewasa bisa pake masker buat pelindung. Gimana kalo bayi ya....
ReplyDeleteAuto geram jadinya.
Gak usah keluar dulu kk, di dalam rumah nyalain ac dan kipas biar ada sirkulasi udaranya
DeleteUdah mulai lagi ya kak kebakaran hutannya. Beberapa tahun lalu temenku sampe mengungsi ke medan saking nggak tahan ama asap di daerah riau itu.
ReplyDeleteJaga kesehatan dengan banyak minum air putih dan kalo keluar pake masker adalah solusi terbaik jika ingin tetap bertahan disitu.
Iya kak, kami gak bisa kemana-mana karena paksu kerja dan anak-anak sekolah.
DeleteMedan pun puanaasss nya puol,,
ReplyDeletetapi PKU kenapa langganan asap dan kebakaran hutan setiap tahun ya...
sangat disayangkan, itu yang puntung rokok
Karena di sini dikelilingi kebun sawit dan minyak kak, ditambah lagi struktur tanahnya gambut. Jadi kadang diatas sudah padam, di bawah apinya masih menyala. Jadi pku dan palembang rentan kebakaran.
Deletesehat-sehat ya mak disana. ��
ReplyDeleteAamiin.. Jazakillah khoir mak.
DeleteYa Allah. semoga selalu dilindungi ya kak. jangan lupa pakai masker kalo keluar kak. Padahal kotanya bagus dan nyaman kali
ReplyDeleteIya kak, Tapi kalau pribadi belum mau menetap di sini kak.
DeleteSedih banget baca nya,banyak keluarga di pekanbaru tapi dipingiran nya "dikandis" semoga nanti nya ada solusi biar tidak langganan asap,
ReplyDeleteAamiin.. semoga pemerintah bisa mengelurakan kebijakannya.
DeleteJaga kesehatan yaa di sana.
ReplyDeleteHiks hiks saya kl inget Pku nih ingat kargo jenazah alm ayahanda kami yg diterbangkan dr tempat tugasnya di Pku ke Medan. Waktu masih hdp n Pku sdg musim asap spt ni, kami anak²nya bersibuklah mengingatkan beliau agar gak lupa pake masker, jaga kesehatan dll.
Hiks.. iya kak, pasti khawatir ya. Ni aja kami ditanyain oleh orang tua.
Deleteadik saya juga ada di Riau, di Rengat, lebih tepatnya. katanya juga asap udah mulai kerasa di sana. punya anak 1,5 tahun lagi usianya masih. udah mulai batuk-batuk juga, subhanallah. sering pake masker berarti ya kak. kasihan yang anak-anak kalau sudah gini ya.
ReplyDeletesemoga senantiasa sehat dan dalam kebaikan ya di sana sekeluarga.
aamiin.. iya kak, batuk gak kunjung sembuh jadinya
Deletekatanya PKU memang tiap tahun bakal begitu kak. asapnya klo bagi kita yang gak biasa, ya serem. tapi rata2 org pku malah udh ngerasa biasa2 aja yakan kak. awak yg baru tau dengan asap begitu ya horor. apalagi buat anak2. kemaren wktu awak lagi di tiga panah kabanjahe aja sempat was2 waktu abu vulkanik gunung sinabung ngebul lagi. Bayi awak baru sebulan baya....mak emak kayak kita ini memnag harus kudu waspada yakan. karena bukan kita aja yang harus kita jaga, tapi anak2 juga. semoga segera aman terkendali dari gangguan asap ya kak, kakak dan keluarga disana. aamiin.
ReplyDeleteIya kalau medan abu dari sinabung ya. Kemarin di medan beberapa kali ngerasainnya juga.
DeleteInnalilahi
ReplyDeleteSemoga oknum yang melakukan tindakan tsb sadar, dan tidak melakukan pelanggaran-pelanggaran lagi.
Mari jaga lingkungan.
Cintai Bumi.
Aamiin.. tugas kita sebagai khalifah memang selayaknya menjaga bumi ya mbak.
DeleteSedih denger asap merajalela lagi. Semoga lekas reda dan hilang asapnya. Ga tega lihat anak anak kecil harus menghisap asap walaupun ga sengaja :(
ReplyDeleteaamiin ya Allah.. iya kak apalagi yang masih bayi.
DeleteBiasa dibagikan masker kak dyah, ingat tahun 2011/2012 awak ke sana kabut asapnya tebal kali, sampe mau pulang ke medan ditunda gara2 kabut asap tu seram ah, dulu pun thn 1998 ada kabut asap juga di dumai tapi gak separah skrg
ReplyDeleteSekarang makin parah kak, bahkan dah keluar surat dari dinas kesegatan dan pendidikan tentang bencana asap ini.
DeletePanas matahari memang bahaya utk hutan / lahan kering bisa menyebabkan kebakaran, 2 bulan yg lalu saya tinggal di Batam, KepRi, panasnya memang luar biasa, sampai2 hutan bs terbakar sendirinya menimbukan asap yg merusak kesehatan. Cegah global warming nih supaya masa depan anak2 lebih baik.
ReplyDeleteIya, kejadian yang selalu berulang. Sedih bener, hutan sudah sedikit, terbakar pula.
DeleteSaya asap dari sampah yang dibakar saja tidak kuat, Mbak Dyah. Apalagi ini kebakaran hutan yang asapnya jelas sangat menganggu ya, Mbak.
ReplyDeleteDan memang saat ini sedang kemarau, jadi rentan kebakaran hutan juga, termasuk ulah manusia juga. Semoga hujan segera turun dan asap segera menghilang ya, Mbak Dyah. Aamiin.
Sama bang, saya juga gitu. ini berharap hujan deras turun.
DeleteYa Allah, baca tulisan ini aku jadi nyesek. Aku pernah berkunjung ke Landak Kaliamantan Barat, dan saat itu lagi polusi asap dari Kalimantan Tengah. Kebayang mbak bagaimana gerahnya, nafas yang susah, pake masker sepanajng hari. Padahal aku cuma seminggu. Gimana yang memang tinggal di situ dan terjadi setiap tahun saat kemarau.
ReplyDeleteSemoga teman-teman diberi kemudahan untuk menghadapai ini dan semoga hujan lekas turun. Aamiin.
wilayah kalimantan dan sumatera memang sangat rentan terhadap kebakaran hutan kak. Kamipun di sini kemana-mana pake masker. asapnya sudah berbau.
DeleteGangguan asap begini masih saja terjadi di sana ya, Mbak? Aku inget deh, jaman masih ngantor dulu diminta tolong sama perusahaan untuk ijin mendatangkan orang asing dalam rangka pemadaman api di wilayah hutan yang meranggas. Masuk ke dalam program BNPB gitu. Aku nggak bisa membayangkan bagaimana kehilangan udara segar.
ReplyDeleteMAsih terus berlanjut mbak. Kasian juga petugas dan relawan di BNPB pasti mereka sedang berjuang. Titik api yang banyak dan lokasi yang kadang susah dijangkau.
DeleteKabut asap emang dampaknya luar biasa. Kalau lagi parah parahnya di Palembang asap itu bisa sampe masuk ke dalam rumah.Pada hal aku Tinggal ribuan kilo meter dari pusat kebakaran.
ReplyDeletembak dona dimana? foto kedua itu kebakaran dijalan indralaya- palembang. daerah gambut.
DeleteSemoga di Pekanbaru sana Karhutla berkurang, atau bahkan bisa dipadamkan apinya. Udara sehat sangat penting agar terhindari penyakit gangguan pernapasan. Bersabar ya kak. Aku adi ingat saudara di Jambi.
ReplyDeleteMakasih ya kak, daerah Jambi juga biasanya kena efeknya juga.
DeleteAduh seram banget asapnya mba, apakah belum ada aturan tentang pembakaran lahan pada musim-musim tertentu ya? Kasihan, hanya karna kepentingan segelintir orang, masyarakat luas merasakan dampaknya. Jadi geram deh! ��
ReplyDeleteSudah ada mbak, kadang bukan hanya penduduk yang melakukan itu, tapi perusahaan besar juga.
DeleteRiau sering banget ya terjadi kebakaran hutan, dan melihat asapnya seperti itu ngeri juga ya bila sering terhirup oleh manusia. Semoga saja pemerintah segera menemukan solusinya agar kejadian seperti ini tidak terus terulang kembali.
ReplyDeleteAamiin ya Allah, iya mbak riau ini titik terbanyak kebakaran hutan di pulau sumatera.
DeleteTernyata polusi udara terjadi di daerah juga yac , saya kira di Jakarta aja yg banyak polusinya wkwkwk, oh iya ISPA termasuk penyakit menular dan emang bener kita mesti aware terdapat kesehatan.
ReplyDeleteHehehe,kalau jakarta polusi udaraya dari kendaraan bermotor dan pabrik ya mbak. kalau di sini dah komplit. :(
DeleteJadi ingat kenangan sma di palembang kalau kabut asap sudah menyerang, gelap banget, sampai pakai masker. Dan kalau jarak pandang udah sedemikian terbatas, pulang cepat atau libur. Yes.
ReplyDeletewkwkkw.. itu yang diharapkan anak sekolah bisa libur.
DeleteWaduh sedih banget ya polusi asap yang di akibatkan ulah tangan manusia, semoga segera teratasi secepatnya ya dan hujan datang
ReplyDeleteAamiin ya Allah, kami sekarang sedang berharap hujan deras turun. Tapi belum kunjung datang hujannya.
Deletekejadian lagi mbak, kebakaran hutan lagi? Semoga teman-teman disana selalu waspada dan siaga agar kondisi kesehatan tetap stabil
ReplyDeleteiya bang, kondisi kesehatan jadi terganggu dengan adanya asap ini.
DeleteMengerikan asapnya. Sudah musim kemarau diperparah dengan asap bakar hutan. Harus ekstra waspada jaga kesehatan, mba
ReplyDeleteIya mbak, kemarau panjang jadi makin sullit memadamkan api.
DeleteDuh serem bgt ya mba kalo banyak asap gitu. Selain ga sehat, bikin ga nyaman jugaa... kasian jg anak2 yaa..
ReplyDeleteKadang2 yg bikin aku bingung kejadian ini sering berulang yaa.. apakah ga ada tindakan gt dr pemerintah ?
Seharusnya pemerintah sudah prepare karena ini bencana yang berulang tiap tahunnya. Tapi ah.. sudahlah.
DeleteMencium asap rokok saja saya bisa puyeng. Kayak alergi dengan asap yang menyebabkan pencemaran udara. Tapi memang sih kalau kabut begini harus pakai masker.
ReplyDeleteYa Allaah.. kasihan yg masih bayi ya, Mba kalau pas musim panas gini. Mereka blm bisa memfilter dan mwnjaga kesehatan. Padahal penyebabnya sederhana ya, karena puntung rokok dan bakar hutan utk buka lahan baru
ReplyDelete. Duh..
PekanBaru tak beda jauh dengan Jakarta ya karena sedang diserang polusi udara. Semoga kita bisa segera sadar dan berbuat lebih banyak untuk menjaga bumi. Cara sederhana memang menggunakan masker juga supaya kesehatan kita tetap terjaga*
ReplyDeleteIsu polusi udara memang akhri akhir ini menjadi isu di indonesia. Dan di pekan baru sudah ke sekian kali kebakaran hutan terjadi. Semoga masyarakat disana semua baik-baik saja dan pemerintah segera melakukan sesuatu agar tidak terjadi lagi.
ReplyDeleteKoq ga siap2 lah asap melanda di riau ini yaa..hati2 yaa mak..sedia masker..wajib kali punya masker...semoga segera hujan yaa biar asapnya hilang dan semoga ga ada asap lagi yang mengganggu
ReplyDeleteMsti hati hati sekarang kemana mana harus oakai maskir N95. Masker biasa apalagi masker ala.korea,ga cukup! Asap rokok,poluyan,makin banyak
ReplyDeleteStay safe kak. Butuh edukasi lbh gencar brrti ya kak untuk org2 disana.
ReplyDeleteKak diaaah
ReplyDeleteAku kena asap rokok aja gak kuat, ini apalagi sampai nutup pandangan gituu,
Semoga sehat sehat aja ya kak diaaah sekeluarga,
Itu yang bakar bakar itu kok tega ya, terus pemerintah kaya gak ada respon entah dihukum atau apa gitu kak 😌
Tinggalin jejakk.. Semoga asap segera berlalu dan kita selalu dalam peelindungan Allah ya mba
ReplyDelete